Cahaya kembang api yang masih menyala di langit seperti tak lagi penting saat Lucien akhirnya sadar. Napasnya tertahan. Claire masih mencengkeram kerah kemejanya. Bibir mereka baru saja bersentuhan. Tapi bibir Lucien tak pernah membalas ciuman itu. Perlahan, dia menarik dirinya menjauh. Tatapannya turun ke wajah Claire, bingung, penuh pertanyaan yang bahkan belum sempat dilontarkan. “Claire … ” suaranya serak. Claire langsung menunduk. Jemarinya melonggar dari kemeja Lucien. “Aku ... !” Claire menarik napas cepat, lalu menggeleng. “Sorry. Aku ... nggak tau kenapa. Hari ini, rasanya kayak semua perasaan di dalemku ... berantakan.” Lucien menatapnya. Masih belum bicara. Dan di saat itu, langkah kaki cepat terdengar. Jia. Matanya tajam, tapi bukan untuk menusuk. Melainkan untuk menyamp

