Wajah ganteng Seojun mendekat perlahan. Seperti bayangan yang menyelinap masuk ke dalam detik-detik sunyi. Jia memejamkan mata tanpa sadar, refleks, dan napasnya tertahan. Ia menunggu. Setengah gugup, setengah pasrah. Tapi … beberapa detik berlalu. Tak ada sentuhan. Tak ada ciuman. Hanya keheningan yang makin terasa awkward. Lalu, tiba-tiba terdengar suara tawa tertahan. Jia langsung membuka mata. Mendapati wajah Seojun yang tertunduk sedikit, tertawa geli seolah tak bisa menahan diri. “Kamu,” katanya sambil terkekeh pelan, “imut banget sih.” Wajah Jia langsung berubah. Merah karena malu, tapi lebih banyak karena kesal. “KAMU NYEBELIN BANGET!!” serunya dengan suara pelan tapi tajam, lalu mendorong d**a Seojun dan mencoba bangkit berdiri. Namun Seojun langsung menariknya kembali deng

