Jika saja dia tidak membatalkan niatnya untuk menemui Frans dan malah memilih menemui Sisilia maka semua ini tidak akan terjadi! Alena memeluk pinggangnya, entah sejak kapan sofa besar di dalam ruangan menjadi alas untuk memadu cinta. Dia sudah mengambil milik Alena! Seperti terjaga dari dalam mimpi, Leonardo buru-buru memakai bajunya. “Leon, kamu ingin meninggalkanku? Hem?” Tanya Alena dengan suara lembut. “Aku tidak bisa tinggal di sisimu.” Sahutnya pada wanita itu. “Tunggu aku, aku akan mengantarkanmu kembali ke toko. Malam-malam begini tidak akan ada taksi di sekitar sini.” Alena menyambar bajunya lalu segera memakainya. Wanita itu mengukir senyuman manis lalu membawa Leonardo menuju ke pintu ruangan utama. “Kenapa kamu begitu terburu-buru? Seharusnya kita bisa makan malam bersama.