Zahira buru buru berjalan meninggalkan toilet lobby dan masuk dalam ruang office, wajahnya pucat pasi. Ia tak menyangka bertemu lagi dengan pria itu, padahal hotel De Kirana sebesar ini dengan tamu ribuan, bagaimana bisa ia tiba tiba bertemu dengan pria itu dan Zahira menganggap pria itu sudah check out.
Zahira gemetar, ia takut, takut pria itu mencarinya dan membuka aibnya pada semua rekan kerjanya di hotel ini.
“Ra… kamu kenapa? dari toilet kok wajah kamu pucar banget,” tanya Nada yang sudah berdiri di samping meja kerja Zahira.
“i… itu… aku diare tadi Da, mungkin aku dehidrasi,” kilah Zahira yang memakai diarenya sebagai alat menutupi kepanikannya.
“Ya sudah kamu pulang aja deh istirahat.”
“Nggak deh Da, aku baik baik saja.”
“Baik apanya, sudah deh Ra, kamu jangan memaksakan diri.”
“Aku…” Zahira terdiam, ia pasti tidak akan bisa konsentrasi lagi saat bekerja karena pertemuannya dengan pria itu. Apalagi mungkin saja pria itu akan mencoba mencari dan menemuinya.
“Ya udah deh, aku pulang, tolong mintakan izin ke HRD ya.”
“Iya beres.”
Zahira kemudian membereskan mejanya, lalu segera keluar dari ruangan office, sejenak ia berhenti di depan pintu ruang office. Ia takut jika pria itu malah ada di lobby, menunggu dirinya. Bukan Zahira terlalu percaya diri merasa pria itu mencarinya tapi ia berpikir banyak sugar daddy seperti itu yang menyasar gadis gadis seperti dirinya dan ia malas meladeninya walau ia dan pria itu sudah terlibat one night stand.
Zahira menghela napas panjang, ia beranikan diri berjalan di lobby, ia berjalan cepat agar segera keluar dari lobby hotel dan pulang. Zahira menuju ke area parkir hotel khusus pegawai di samping gedung hotel, menuju mobilnya dan masuk tapi ia tak segera menjalankan mobilnya tapi bersandar di jok mobil. Ia berdoa dalam hati jika tadi adalah pertemuan terakhirnya dengan pria itu dan berharap selamanya tidak bertemu pria itu. Zahira kemudian menjalankan mobilnya tanpa melihat situasi hingga tak menyadari ada sebuah mobil Cadillac XTS Limousine yang melaju di depan mobilnya dan mobil Zahira menabrak mobil mewah tersebut.
“Ya Tuhan,” Zahira mendelik saat melihat mobil apa yang ditabraknya, sesaat ia membeku. Pintu pengemudi mobil limo itu terbuka dan keluarlah seorang pria paruh baya. Pria itu melihat mobil Cadillac XTS Limousine yang ia kemudikan penyok karena ditabrak mobil Zahira, ia segera berjalan mendekati mobil Zahira dan mengetuk kaca mobil jok pengemudi.
Zahira tersadar dan dengan gemetar membuka pintu mobil dan keluar.
Arsen berjalan masuk dalam mobilnya diikuti Chiko, mereka akan melakukan pertemuan dengan beberapa klien yang akan melakukan kerjasama dengan hotel De Kirana. Mobil sudah siap, sebuah mobil limousine dengan interior sangat canggih dengan keamanan tinggi dan canggih bisa memberinya keamanan extra saat di jalan raya.
Arsen masuk di jok penumpang bersama Chiko, Chiko duduk dihadapan Arsen karena jok mobil sudah di setting saling berhadapan.
“Jalan pak,” ucap Chiko pada sopir Arsen yang bernama pak Supri. Pak Supri sama dengan Chiko ia sudah lebih dari lima tahun mengabdi pada Arsen.
Chiko memberikan berkas pada Arsen untuk diperiksa, berkas tentang topik meeting hari ini. Baru beberapa detik Arsen membaca berkas di tangannya, mobil yang mereka tumpangi seperti ditabrak dari samping.
“Ada apa pak Supri?” tanya Arsen, ia menoleh dan melihat sebuah city car berwarna putih menabrak mobilnya.
“Maaf pak saya tidak sengaja,” ucap Zahira pada pak Supri yang sudah berdiri di hadapannya.
“Walau tidak sengaja, tapi kamu sudah menabrak mobil bos saya mbak, apa kamu melamun tadi?” tanya pak Supri, sepertinya usia pak Supri membuat pria itu lebih dapat menguasai emosi.
“Baiklah saya akan ganti rugi untuk perbaikan mobil ini,” ucap Zahira, ia mengambil tas tangannya dan mengeluarkan dompetnya.
“Mbak… maaf… kamu tahu mobil apa ini? Ini Cadillac XTS Limousine, harganya diatas 500 triliun dan kerusakan kecil sekalipun bisa menghabiskan dana ratusan juta,” ucap pak Supri dengan nada biasa walau ia kasihan melihat gadis itu.
Wajah Zahira semakin pucat pasi mendengar ucapan pria paruh baya di depannya itu, bisa bisa ia menjual mobilnya yang hanya ratusan jut aitu untuk biaya perbaikan mobil yang ia tabrak.
“Sepertinya mobil pak Arsen ditabrak orang,” ucap Chiko melihat pak Supri sedang bicara dengan Zahira, Arsen pun kemudian mengikuti arah pandangan Chiko dan sedikit terkejut melihat jika gadis yang semalam bersamanya lah yang menabrak mobilnya.
“Sepertinya ini hari sial gadis itu, harus mengganti perbaikan mobil ini yang tidak murah,” ucap Chiko.
Arsen menatap Zahira, wajah gadis itu terlihat pucat dan ketakutan, sama seperti saat bertemu dengannya di depan toilet.
“Kamu keluar Ko, minta identitas gadis itu, kita tidak punya waktu lama,” ucap Arsen melihat jam tangannya.
Chiko mengangguk dan kemudian keluar dari mobil, ia mendekati pak Supri dan Zahira yang sedang bicara, Chiko melihat tanda pengenal karyawan yang dipakai Zahira.
“Kamu karyawan hotel De Kirana?” tanya Chiko.
“I… iya pak.”
“Kamu tahu mobil yang kamu tabrak itu mobil pemilik hotel, pak Arsen, berikan identitasmu, kamu harus perg karena ada meeting penting,” ucap Chiko.
Zahira kemudian mengambil dompetnya, mengeluarkan KTP dan menyerahkannya pada Chiko.
“Ponselmu…”
Zahira menyerahkan ponselnya pada Chiko, Chiko mengetik nomornya di ponsel Zahira kemudian mendial nomornya tersebut, tak lupa ia juga menyimpan nomor ponselnya di ponsel Zahira.
“Tunggu nanti aku hubungi untuk pertanggungjawaban kamu dengan kerusakan mobil ini.”
“Iya pak.”
“Ayo pak Supri, kita harus segera pergi.”
Pak Supri dan Chiko masuk dalam mobil, dan mobil pun segera melaju meninggalkan Zahira yang masih sangat terkejut dengan kejadian yang ia alami.
“Ya Tuhan, nasib buruk apalagi yang akan menimpaku, aku sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam diriku, dan sekarang aku harus mengganti perbaikan mobil limo itu, Zahira kembali dalam mobil dan melajukannya pelan meninggalkan hotel untuk pulang.
~~~
~~~
Zahira termenung duduk di sofa set kamarnya, ia menatap layar ponselnya, tidak ada telepon dari orang yang tadi mobilnya ia tabrak. Zahira tahu mungkin mereka masih sibuk dan ia tak berharap mereka secepat itu menghubunginya, ia masih berpikir mengumpulkan uang untuk mengganti kerugian. Ia puya tabungan tapi hanya puluhan juta, jika ia harus mengganti ratusan juta ia harus mencari tambahan.
“Apakah aku harus menjual mobilku? Ah… lalu aku kerja pakai apa?” gumam Zahira.
Pintu kamar Zahira terbuka, Zalita, adik Zahira berjalan masuk, ia heran melihat raut wajah kakaknya yang kusut, Zalita duduk di samping Zahira.
“Kakak kenapa?” tanya Zalita.
“Kakak bingung…”
“Bingung kenapa? kak… aku… mmm…”
Zahira menoleh pada Zalita, menatap Zalita yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
“Ada apa Alita?”
“Kakak ada masalah ya? Dengan kak Reno?”
“Hah… i.. itu…”
“Kalian putus?”
Zahira terdiam, memang cepat atau lambat, Zalita dan juga papa dan mamanya akan tahu apa yang terjadi dengan hubungannya dan Reno.
“Sudahlah aku tidak mau membahasa itu.”
“Dia selingkuh? Karena tidak mungkin kak Aira yang selingkuh…” ucap Zalita berapi api, Zahira tersenyum, adiknya itu memang garda terdepan pembela dirinya.
“Lebih dari itu Alita…”
“Maksud kak Aira apa?”
“Kamu lihat dia dimana?”
“Aku lihat dia sedang bersama seorang wanita di Pantai kapan hari, mau aku datangi tapi aku sedang sama Azam.”
“Dia menikah beberapa hari lalu.”
“What??!! Wtf… kurang ajar banget dia. Kenapa kak Aira tidak mengatakan apapun padaku, pada mama dan papa?”
“Aku tidak mau membuat papa dan mama kecewa dan sedih, nanti pelan pelan aku akan menjelaskan pada mereka.”
“Kk Aira sudah lama putus dengan kak Reno?”
“Kamu tidak akan menduganya Alita, kami belum putus tapi dia seenaknya menikahi orang lain,” wajah Zahira terlihat murung.
Zalita memeluk Zahira, menepuk punggung kakaknya itu, “kakak kuat, Tuhan menunjukkan siapa kak Reno sebelum kak Aira melanjutkan hubungan terlalu jauh, Tuhan sayang sama kakak.”
“Iya Alita tapi masalahku bukan hanya itu.”
Zalita mengurai pelukannya, ia menatap kakaknya bingung.
“Masalah apa lagi?”
“Aku menabrak mobil orang, dan orang itu adalah pemilik hotel dimana kakak bekerja.”
“Tinggal ganti rugi perbaikan, beres kan kak.”
“Tidak semudah itu…”
“Kenapa?” mobilnya Cadillac XTS Limousine Alita…”
“Apa??!!”
Lynagabrielangga.