“Kamu marah Ar?” tanya Zahira menatap Arsen yang berdiri gegah di depannya. Arsen tersenyum lembut dan menggeleng. “Kenapa aku harus marah, ini adalah cobaan dalan suatu hubungan, rasa ragu, biasanya datang disaat hubungan naik ke jenjang yang lebih serius, its normal Ai.” “Untuk sesaat, aku memang ragu, apakah kamu akan tetap seperti ini, perhatian sama aku, atau kamu akan lebih sibuk bekerja saat kita menikah nanti.” Arsen meraih tangan Zahira dan menggengamnya erat, “aku tidak bisa berjanji selalu ada disamping kamu, tapi aku berjanji akan berusaha menjadi suami yang baik, menyayangi dan perhatian pada istri dan anak anak.” “Aku takut Ar.” “Apa yang kamu takutkan sayang?” “Aku takut jika sikapku akan berubah pada Kiki dan Aric saat kita punya anak nanti.” “Nilam yang men