Juan menghampiri Alicia dengan langkah lebar, napasnya sedikit terengah karena panik. Begitu jarak di antara mereka lenyap, kedua tangannya langsung mencengkeram lembut bahu Alicia. “Kau tidak apa-apa, bukan?” suaranya terdengar serak, lebih karena ketakutan yang sempat menyergap daripada marah. Alicia menggeleng pelan, meski tubuhnya masih gemetar halus. “Tidak, Tuan… aku tidak apa-apa. Hanya kaget saja,” ujarnya dengan suara bergetar. Juan menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri. Tatapannya menelusuri wajah pucat gadis itu, memastikan tidak ada luka atau jejak kekerasan. “Ayo, kembali ke kamarmu. Kau butuh istirahat,” ucapnya lembut, lalu tanpa pikir panjang, ia merangkul bahu Alicia, menuntunnya berjalan ke arah belakang mansion. Langkah mereka beriringan, dan tanpa disada

