39. Jejak Masa Lalu

1301 Kata

Salah satu pelayan senior itu menatap kanan kiri sebelum mendekat ke arah Ana, suaranya bergetar penuh kekhawatiran. “Hati-hati, Kak Ana,” bisiknya pelan. “Aku khawatir anakmu dalam bahaya kalau Tuan Juan mulai bersikap seperti itu pada Alicia. Dulu sekretaris Tuan Juan juga sempat dekat dengannya… dan tiba-tiba lenyap tanpa kabar. Madam berbahaya kalau sudah cemburu.” Ana terdiam sejenak, darahnya seolah berhenti mengalir. Wajahnya memucat, tapi ia berusaha tetap tenang. “Terima kasih sudah mengingatkan,” ucapnya lirih. “Aku akan lihat sendiri.” Ia segera berjalan cepat menyusuri koridor menuju kamar para pelayan di bagian belakang mansion. Suara langkahnya nyaris tidak terdengar, tapi hatinya berdebar keras. Semakin dekat, semakin kuat firasat buruk itu. Begitu sampai di ujung loron

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN