Alicia membuka pintu kamarnya pelan, langkahnya cepat dan gugup, seolah ingin segera bersembunyi dari pandangan siapa pun. Namun baru saja hendak menutup pintu, suara lembut namun tegas terdengar dari ujung lorong. “Alicia.” Tubuhnya menegang. Ia menoleh cepat, mendapati Ana berdiri di sana dengan tangan menyilang di d**a. Wajahnya tampak tenang, tapi tatapan matanya tajam, seperti sedang mencoba membaca isi hati anak gadisnya. “Ibu,” ucap Alicia pelan, berusaha tersenyum meski suaranya terdengar bergetar. “Tadi aku baru selesai membantu Tuan Juan. Lukanya lumayan dalam, jadi...” “Aku tahu,” potong Ana sambil berjalan mendekat. “Aku yang mengizinkan kau menggantikan aku, ingat?” Ia berhenti tepat di depan Alicia, menatap lurus ke matanya. “Tapi yang Ibu tidak mengerti…” - suaranya t

