6. Sumpah yang mengikat

1157 Kata
Juan menoleh pada salah satu pelayan, suaranya terdengar tegas memberi perintah. “Antarkan Nyonya Ana ke kamar kepala pelayan. Mulai hari ini, beliaulah yang menggantikan posisi lama. Kalian semua wajib mendengarkan perintahnya!” Ucapan itu meluncur begitu saja, seakan Juan sama sekali tidak peduli dengan wajah Nelly yang mengeras karena tidak senang. Namun, sejak beberapa waktu lalu, Nelly memang sudah kehilangan keberanian untuk membantah. Ia hanya bisa diam, menelan rasa tidak puas, sementara matanya berulang kali melirik ke arah Alicia dengan tatapan penuh kebencian. Berbeda dengan ibunya, Zack justru menatap Alicia dengan sorot yang jauh lebih berbahaya. Mata tajamnya berkilat liar, seperti seekor harimau kelaparan yang baru saja menemukan mangsa. Alicia merasakan bulu kuduknya meremang. Ia tidak tahu, ancaman yang lebih besar sebenarnya datang dari tatapan penuh benci Nelly atau dari pandangan lapar Zack yang seakan siap menerkamnya kapan saja. Tanpa sadar, Alicia meraih lengan baju Ana, seolah mencari perlindungan untuk meredam rasa takut yang mencengkeram dadanya. Ia sama sekali tidak menyadari bahwa sejak tadi, setiap gerak-geriknya diamati oleh Juan. Juan bukannya tidak tahu, pandangan Nelly yang penuh kebencian dan tatapan liar Zack jelas membuat Alicia merasa terancam. Saat sorot mata Alicia tanpa sengaja bertemu dengan mata Zack yang berkilat penuh gairah, rahang Juan menegang. Ia mengenal betul sifat putranya itu. Zack bukan hanya playboy, tetapi juga biang masalah. Namun, berbeda dengan Juan, Nelly justru terlalu memanjakan Zack. Baginya, putranya itu tidak pernah salah. Setiap kali terjadi skandal, Nelly selalu menuduh para pelayan sebagai penggoda yang haus akan perhatian Zack. Dengan wajah dingin, ia bahkan tega mengusir mereka dari mansion, tanpa sedikit pun belas kasihan, bahkan ketika pelayan malang itu tengah mengandung benih dari darah daging Zack. Nelly hanya akan memberikan sejumlah uang dan meminta perempuan itu menggugurkan kandungan mereka. Sementara itu, Juan hanya bisa berdiam diri. Ia memang jarang ikut campur dalam urusan rumah tangga, Juan terpaksa menutup sebelah mata. Ada sebuah kesepakatan tidak tertulis di antara mereka, Nelly tidak pernah mengizinkannya menyentuh ataupun mencampuri urusan Zack. Dan di balik semua itu, hanya Juan yang tahu rahasia paling kelam, Zack sebenarnya bukan anak kandungnya. Pemuda itu adalah darah daging Nelly dengan pria lain. Karena itulah, sejak dulu Juan memilih bungkam. Ia menahan diri, meski di dalam hati, bara amarahnya terus membesar setiap kali melihat tingkah laku Zack. Apalagi ketika melihat sikap istrinya yang begitu memanjakan Zack, namun terhadap orang lain begitu kejam dan tidak punya belas kasihan. Namun bagi Juan, hal itu sebenarnya tidak mengejutkan. Nelly sejak kecil hidup di lingkungan mafia. Ia adalah putri tunggal seorang ketua mafia besar dan selalu dimanjakan ayahnya, hingga tumbuh menjadi perempuan dengan hati keras dan penuh ambisi. Setiap kali Juan mengingat masa lalu, penyesalan selalu menghantuinya. Ia menikahi Nelly bukan karena cinta, melainkan karena hutang budi. Ayah Nelly pernah menolongnya di masa-masa sulit, tepat ketika Juan baru saja kehilangan perempuan yang benar-benar dicintainya. Saat itu, menerima pernikahan dengan Nelly hanyalah bentuk pelarian, sekaligus cara membayar hutang budi. Kini, setiap kali melihat kehidupan rumah tangganya, Juan sadar, keputusan itu adalah kesalahan terbesar yang pernah ia buat. ***** “Tuan Juan, saya permisi dulu,” ucap Ana seraya menggandeng Alicia agar ikut bersamanya. Gerakan itu membuat Juan tersadar dari lamunannya. Matanya langsung mengikuti langkah mereka, dan di sana ia masih sempat menangkap wajah Alicia yang pucat dan penuh ketakutan. Alicia terus menunduk, berusaha menghindari tatapan siapa pun. Juan tentu tidak tahu, alasan sebenarnya karena gadis itu khawatir sandiwara amnesianya terbongkar. “Baiklah, kalian beristirahat saja dulu,” ujar Juan. Tatapannya terus mengiringi punggung Ana dan Alicia yang berjalan mengikuti pelayan menuju kamar kepala pelayan. Namun, begitu pandangannya kembali pada Zack, darah Juan langsung berdesir panas. Ia nyaris kehilangan kendali ketika melihat putranya itu masih saja menatap Alicia dengan sorot mata liar dan penuh nafsu memiliki. Tatapan yang seakan ingin menelan gadis itu bulat-bulat. Kali ini, Juan tahu dirinya tidak bisa lagi hanya berdiam diri. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi, Zack harus diperingati. Dengan langkah lebar ia mendekat dan menatap Zack tajam. “Zack!” suara Juan terdengar berat dan mengandung ancaman. “Jangan pernah kau ulangi menatapnya seperti itu. Jangan coba-coba mendekatinya ataupun melakukan sesuatu yang sering kamu lakukan itu. Aku tidak akan segan menyingkirkan mu, sekalipun kau anakku.” Zack sempat tersentak, namun senyumnya yang sinis segera muncul. "Memang dia siapa? Sejak kapan ayah membatasi gerak ku? Bukankah selama ini ayah tidak pernah perduli dengan apa yang aku lakukan." “Kenapa Ayah? Takut aku merebutnya darimu? Ayah tahu sendiri kalau aku paling tidak suka dilarang, semakin dilarang aku semakin penasaran,” Rahang Juan mengeras, amarahnya hampir meledak. Untuk pertama kalinya, batas kesabarannya benar-benar diuji. Zack sepertinya benar-benar menantangnya, Juan yakin Zack pasti sudah mendapat dukungan dari ibunya. Dan benar saja. Sejak tadi, Nelly yang ikut mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut mereka perlahan ia melangkah maju, suaranya dingin namun penuh penekanan. “Cukup, Juan. Jangan bicara seperti itu pada Zack. Dia anakku, dan aku tidak akan membiarkan siapa pun, termasuk kau, mengancamnya.” Tatapan Nelly menusuk, penuh peringatan, membuat suasana semakin menegang. Sebenarnya, Juan bukannya takut pada Nelly. Wanita itu memang putri tunggal Carlos, ketua mafia yang disegani. Sebelum meninggal, Carlos telah meminta Juan menggantikan kedudukannya sekaligus berjanji untuk selalu menjaga Nelly dan Zack dengan menikahi Nelly. Janji itulah yang membuat Juan menahan diri sampai sekarang. Bukan karena ia tunduk pada Nelly, melainkan karena rasa hormatnya pada Carlos. Selama ini, ia memilih diam demi menepati sumpahnya, meski di dalam hati amarahnya sering kali mendidih melihat perbuatan Nelly dan Zack yang sesukanya itu. Di markas besar, Juan dikenal berwibawa, tegas, dan ditakuti semua anggota. Tidak pernah ada yang berani menentangnya. Karena itu, orang luar selalu mengira Juan begitu menyayangi istri dan anaknya. Mereka tidak tahu, di balik citra itu tersembunyi rahasia yang membuat Juan tertekan dan terus-menerus menahan gejolak di dalam dirinya. Kali ini, Juan tidak bisa lagi menahan diri. Amarahnya memuncak karena Zack dan Nelly tampak masih meremehkan peringatan darinya. Ia takut sesuatu terjadi pada Alicia. Rencananya membawa gadis itu ke mansion agar aman, bukan malah menjadi bahaya. Dengan langkah mantap, Juan maju dan menatap Nelly serta Zack bergantian, tatapannya tajam dan penuh ancaman. “Aku tidak main-main dengan ancamanku,” suara Juan terdengar berat, penuh otoritas dan kemarahan yang terkendali. “Kalian berani menyentuh sehelai rambut Alicia, aku tidak akan memaafkan kalian. Ingat baik-baik itu!” Zack hanya tersenyum sinis, sementara Nelly menatap Juan dingin, seolah menantang. Kedua mata itu seperti dua medan pertempuran yang siap meledak kapan saja. Namun, kali ini Nelly akhirnya mengalah dan menunduk. Ia cukup mengenal Juan. Nelly tahu Alicia sepertinya berarti bagi Juan, meski ia tidak sepenuhnya mengerti hubungan mereka. Yang jelas, ancaman Juan kali ini bukan sekadar gertakan. Dia melihat kesungguhan di mata Juan. “Sudah, Zack. Jangan melawan ayahmu,” ujar Nelly sambil menepuk bahu Zack. Saat Zack hendak menyatakan keberatannya, Nelly memberi isyarat agar ia diam. Aku hanya perlu melakukannya diam-diam saja… sebaiknya saat ini menurut dulu pada Juan, batin Nelly dengan senyum licik yang terselubung di balik wajahnya. Bersambung........
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN