*** Dalam perjalanan pulang ke rumah, suasana di dalam mobil dipenuhi keheningan. Tidak ada percakapan. Hanya suara halus mesin dan roda yang menggulung aspal, menyertai diamnya dua manusia yang duduk berdampingan namun terasa begitu jauh. Clarissa duduk dengan tubuh tegak dan wajah menghadap lurus ke depan. Matanya tidak berkedip, seolah menatap kosong ke jalanan yang terbentang di depan mereka. Kedua tangannya bersedekap di dàda, bibirnya mengatup rapat. Wajahnya jelas menyimpan kekesalan yang tidak ia sembunyikan sama sekali. Sesekali, Axel melirik ke arahnya. Tapi bukan dengan wajah khawatir atau cemas. Justru bibir pria itu mengulum senyum tipis, nyaris geli. Lucu. Iya, baginya ini lucu. Jarang sekali dia bisa melihat Clarissa semarah ini. Biasanya, istrinya itu adalah sosok yang