Malam ini, Ardan kembali mengatur pertemuan dengan temannya. Namun, kali ini bukan di kafe seperti biasanya, melainkan di sebuah restoran keluarga yang memiliki playground. Temannya membawa dua anak kecil, sehingga tempat ini menjadi pilihan yang tepat. Ardan sudah duduk bersama Hasan di meja dekat playground, membahas soal rumah yang akan ia jual. Suara riuh anak-anak yang bermain di sekitar mereka menjadi latar yang kontras dengan topik serius yang tengah mereka bicarakan. "Ditawar sama Bos tambang tiga puluh tiga miliar. Gimana? Lepas nggak?" tanya Hasan. "Tiga puluh lima miliar, aku lepas," balas Ardan tenang sambil menyeruput kopi hitamnya. Hasan tertawa kecil. "Keras juga kamu, Dan. Tapi kayaknya bakal deal. Orangnya memang lagi butuh properti di kawasan strategis seperti rumah