HARI minggu adalah hari yang tenang. Setelah berolah raga pagi dan sarapan, mereka duduk dengan nyaman di sofa sambil menonton film horor berbau romansa. Celia dengan seenak jidatnya merebahkan tubuh dan tiduran dengan menggunakan paha Axel sebagai bantal. Sedang Axel hanya diam saja dan menarik napas panjang, mencoba menyabarkan diri dengan mengembalikan helai-helai rambut Celia yang jatuh tak beraturan di area wajahnya. "Xel!" "Hm." "Ntar, lo nganterin gue ke salonnya jam berapa?" tanya Celia yang kini lebih memilih memandangi wajah Axel, daripada menatap layar televisi yang sedang menampilkan adegan ciuman antar dua tokoh utamanya. Axel melirik Celia. "Lo maunya berangkat jam berapa? Soalnya, gue nggak tahu berapa lama cewek perlu dirias sebelum datang ke pesta," jelasnya, lalu kem