Chapter 19 - Cemen

469 Kata

"Kasih tahu Dek Ningrum dong Mas, kasihan dia," bujuk Ira. "Kalian aja yang kasih tahu. Kalian kan sama-sama cewek. Kalau aku nggak bakalan bisa ngomong gitu ke dia," jawabku. "Tapi Dek Ningrum tu paling dengerin omongan Ayang," sahut Putri. Nisa terlihat mau mengatakan sesuatu tapi aku langsung berdiri. Beraninya main keroyokan sungutku, sambil berlalu menuju ke ruang depan. Ningrum terlihat sedih dan menangis disana. Aku nggak tahu kenapa. Pengen banget balik badan terus minta salah satu ketiga cewekku untuk ngademin si Ningrum. Tapi tu anak sudah melihatku di ruang depan dan dengan cepat menghapus air matanya. "Napa?" tanya Ningrum ketus. Eh, nyolot ni anak? "Kok kamu ngomongnya gitu sama aku?" tanyaku. "Biarin!!" jawab Ningrum sambil melipat kedua tangannya ke depan d**a. "Y

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN