Chapter 110 - Aku bisa apa?

538 Kata

Aku mencium kening Nisa dan membelai rambutnya. Sehabis makan siang tadi, kami tak kembali ke bengkel, tapi langsung ke rumahku. Setelah itu, Nisa menceritakan semua yang terjadi selama beberapa waktu belakangan ini. Aku hanya diam dan mendengarkan. Aku tak punya hak untuk marah, menyalahkan atau menghakiminya, bukankah aku jauh lebih brengsekk dibanding dia? Nisa juga sempat bertanya, marahkah aku? Jujur saja, aku marah, aku egois, aku sempakk, aku brengsekk. Siapa yang tak marah saat kekasihnya mulai mendua? Nisa juga bertanya, kenapa aku diam saja dan tak bereaksi saat mendengarkan ceritanya? Dan aku terdiam cukup lama sebelum akhirnya menjawab jujur, kalau memang Nisa lebih memilih Rendra, aku bisa apa? Apakah kamu ingin aku memohon-mohon agar kamu tinggal dan memilihku? Apakah d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN