"Kenapa Mas?" tanya Nisa yang ada di sebelahku. "Nggak pa-pa. Biasanya jam segini ada Mbah Mursyid yang pergi ke mushola," jawabku. "Ya udah, Papa aja yang adzan ke mushola," jawab Ira cepat. Eh? Sempakk Ndak takut dia suaminya terbakar gara-gara masuk ke mushola? Orang semesum aku, sekalinya nginjak lantai mushola, pasti seluruh setan ditubuhku akan berteriak kesakitan. "Iya Mas, gih sana!!" imbuh Nisa. Lha? Kompakan mereka. "Cepetan, keburu habis nanti waktunya," kata Ira lagi setengah melotot. Keknya calon anak kami cewek ni, galak bener emaknya, sungutku dalam hati sambil berjalan ke dalam, mengambil sarung dan peci yang ada di kamarku. Tak lama kemudian, dengan tubuh gemetaran, aku berdiri di depan mushola yang terlihat sepi dan lampunya belum dinyalakan. Pintunya tertutup r

