Aku terkapar. Terkapar tak berdaya dengan seluruh tubuh serasa remuk tak bertulang. Entah berapa lama aku bertarung melawan mahluk-mahluk aneh yang seolah tak ada habisnya itu. Tapi pada akhirnya, tetap saja aku bisa menghajar mereka semua. “Manusia!!! Kau jangan senang dulu… Kami ini hanya sebagian kecil saja dari pasukan majikan kami. Dia punya pasukan ratusan kali lipat jumlahnya dibandingkan kami yang ada di sini…” sebuah suara terdengar dari arah sampingku. Aku melirik ke sana dan melihat sosok seekor harimau dengan corak bulu berwarna putih keemasan terbaring di sana. Dari empat buah taringnya, kini hanya tinggal satu yang masih utuh. Aku mematahkan ketiga taring lainnya. Dengan bersusah payah aku bangun dan berjalan tertatih-tatih ke arah si harimau putih ini. Saat sampai di sebe

