Mataku masih terpejam, tapi berbagai pikiran simpang siur masuk ke dalam kepalaku. Aku kebingungan. Pikiran-pikiran itu tak dapat kukendalikan seperti sesuatu yang asing dan bukan milikku tapi masuk ke dalam kepalaku. Ditambah lagi, setiap pikiran itu membawa perasaannya masing-masing. Membuatku merasakan sesuatu yang campur aduk dan beraneka ragam. Tapi, aku bisa merasakan bahwa tak ada satu pun yang memiliki niat jahat kepadaku. Saat aku mencoba untuk merasakannya lebih mendalam lagi. Aku mengenalnya. Kekuatiran, ketakutan, cemas, karena rasa sayang yang begitu besarnya dari Ira, Nisa, dan Putri. Aku membuka mataku dan tersenyum kecil. Aku tahu saat ini aku sudah kembali ke dunia nyata. Aku juga tak perlu mendengarkan isi pikiran mereka bertiga untuk mengetahui betapa mereka mengkuati

