Mondy menatap Raya yang tertidur nyaman di sofa ruang kantornya, sungguh sebenarnya ia merasa kasihan melihat Raya yang terlihat lelah dengan penampilan yang acak-acakan, semua itu karena ulahnya dan kecemburuannya. Di lihatnya jam yang melingkar manis di lengannya, jarum jam yang menunjukkan angka tiga lebih dua puluh menit membuat Mondy semakin menyesalinya. Bukan karena apa, sedari tadi ia tak sekalipun menyentuh berkas-berkas yang kini menumpuk di atas mejanya, jangankan menyentuh melihat saja baru sekarang. Nyatanya, sedari tadi ia hanya menyentuh dan mengerjai Raya hingga membuat gadisnya mend*sahkan namanya berulang kali dan berakhir dengan tertidur kelelahan di sofanya. Mondy mengambil ponselnya yang bergetar di saku celananya, nama mamanya jelas tertera di layar ponselnya. Mond