Zhen memanfaatkan waktu tunggunya untuk mencumbu Isla tanpa jeda. Ciuman itu terus saling bersambung. Bahkan saat mereka perlu mengutarakan sesuatu, bibir Zhen pasti tetap menempel di wajah Isla, entah di bibir ataupun di bagian wajah lainnya. “Mas bikin Isla kangen ih. Padahal berangkat aja belum.” “Hmm.” “Biar Isla cepat pulang ya nanti?” “Hmm.” “Mas ih, kebiasaan deh diajak ngomong berdehem doang.” “Ssht!” Isla terkekeh pelan. Ia menangkup wajah Zhen, memberi jarak. Zhen tak terima, kedua tangan Isla disatukan dan ia tahan dalam satu genggaman, lalu menciumi Isla kembali. Isla semakin tertawa geli. Beberapa saat kemudian ponsel Zhen berbunyi, yang akhirnya mengusaikan sesi mencium Isla siang itu. “Yan?” “Baru parkir gue.” “Oke. Gue tunggu di unit gue.” “Sip, bro!