Ksatria Pelindung

1536 Kata
Sementara Anna menyelamatkan diri di kediaman Sebastian Adams, siang harinya sebuah surat datang ke tangan Michella yang sontak terlihat cemas di hadapan sang ayah yang tetap santai setelah mendengar kabar bahwa anak-anaknya diserang kawanan bandit di perjalanan. Pria itu duduk santai sambil menikmati cerutunya pagi ini, tak acuh dengan ucapan Michella yang mengganggu. “Aku senang Ella menghilang, tapi bukankah menemui Anna adalah hal yang tepat sekarang ini? Tidakkah seharusnya kita pergi ke Kota Kytttokath dan memastikan kondisi Anna?” “Tidak perlu! Masuk saja ke kamarmu dan berhenti membuat Ayah pusing, Michella!” Gadis itu mendengkus sebelum naik ke lantai atas. Meski dia tidak suka dengan Anna, mereka tetap saudara kandung yang masih punya hati untuk saling peduli dan mencemaskan satu sama lain. Sementara itu, Mike tetap santai menjalani pagi-pagi hari yang sama seperti biasa. Anna memang baru saja mengalami kejadian buruk, tetapi dia percaya gadis itu akan baik-baik saja di Kediaman Walikota. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Anna masih tidak sadarkan diri bahkan ketika para dokter memberinya banyak obat-obatan herbal dan melalui konfirmasi pegawai bintang satu yang mengantar gulungan merah tempo hari, mereka memastikan jika gadis yang datang dengan cara mengejutkan ini adalah salah satu anak Mike Anderson yang datang bersama Ella, calon pengantin Lucas yang keberadaannya entah di mana. Saat ini Sebastian mengerahkan banyak orang untuk menyusuri sungai atau menjelajahi hutan untuk mencari keberadaan gadis bernama Ella Katerina. Namun, hingga matahari terbenam, mereka tidak menemukan Ella dan hanya menemukan kereta kuda di tengah jalan yang kondisinya mengenaskan. “Kami yakin itu para bandit, Tuan!” ungkap salah satu pengawal pemerintahan tersebut. “Besok pagi sisir wilayah sekitar dan temukan para bandit itu agar kita bisa menemukan Nona Ella!” “Baik, Tuan!” Sebastian masih belum bisa tenang memikirkan kondisi calon istri anaknya. Terlebih lagi … dia penasaran seperti apa gadis bernama Ella itu dan mengapa keberadaan sebelah sepatu di rumahnya begitu mengganggu. Besok pagi adalah di mana seharusnya pernikahan itu berlangsung, tetapi karena mempelai wanita tidak diketahui keberadaannya dan Anna masih belum sadar, maka dekrit kawin tersebut ditunda. Dua hari kemudian setelah hari pernikahan terlewat, Anna baru membuka mata dan ketika matanya menangkap sosok pria berdiri di sebelah ranjang, dia menjerit dan mencoba untuk menjauh. “Jangan sakiti saya! Saya mohon jangan sakiti saya!” Lucas mundur beberapa langkah agar tidak menakuti Anna. “Tenanglah, Nona! Aku tidak berniat jahat padamu! Nona sekarang aman karena berada di Kediaman Walikota!” Anna yang sebelumnya gemetaran sambil mencengkram selimut, kini berangsur tenang begitu menatap keadaan sekitar yang memang seperti kediaman keluarga berada. Lalu beberapa saat setelahnya, dia menangis meraung-raung dan membuat Sebastian masuk. Pria itu segera berlutut di dekat Anna, kemudian mencekal pergelangan tangannya dengan kuat sampai membuat si empunya tersentak ketakutan. Lucas sampai dibuat terkejut melihat perilaku ayahnya. “Katakan bagaimana kau mendapatkan sepatu ini?!” tanya Sebastian dengan mata terbelalak. Dia menunjukkan sepatu yang sempat dipakai Anna dan sesaat setelahnya, gadis itu menangis keras. “Ella! Tolong selamatkan Ella dari bandit-bandit itu!” Anna kembali jatuh pingsan dan Sebastian bergegas keluar membawa serta sebelah sepatu tersebut, sementara Lucas membaringkan Anna dengan benar sebelum akhirnya memanggil dokter. Lelaki itu penasaran mengapa reaksi sang ayah begitu berlebihan pada sepatu yang dipakai Anna seolah-olah dia tahu jika pemilik sepatu itu adalah seseorang yang masih belum aman di luar sana. Langkah lebar Sebastian bergerak menuju gedung pemerintahan untuk segera mengerahkan banyak pasukan dalam rencana penyelamatan Ella Katerina yang diyakininya adalah gadis baik hati yang ditemui di pasar beberapa waktu lalu. “Segera sisis semu daratan dan perairan di sekitar hutan! Temukan apa pun yang berkaitan dengan Nona Ella!” Begitu perintah diturunkan, para pengawal pemerintah bersama pasukan-pasukannya bergegas menyisir daratan maupun perairan, menemukan apa pun yang berkaitan dengan Ella meski itu hanya sehelai rambut. Bahkan Sebastian pun ikut turun tangan demi menemukan gadis itu karena dia benar-benar tidak rela Ella berakhir di tangan para bandit rendahan. Beberapa hari berlalu dan hari ini adalah tepat satu minggu setelah kejadian serangan para bandit. Sebastian masih belum menemukan apa pun dan kondisi Anna sudah agak membaik dengan perawatan yang Lucas lakukan meski hal itu tidak lantas membuat Anna lupa tentang Ella yang masih berada di luar sana. “Ella … dia ….” Anna tak bisa berkata-kata dan hanya bisa menangis. Lucas yang melihatnya sampai tidak tega karena jelas sekali jika gadis itu benar-benar trauma atas kejadian mengerikan yang menimpa dirinya dan juga Ella. “Jangan khawatir. Ayahku pasti akan menemukan Ella!” Di tempat lain, jauh dari keberadaan Anna yang mendapat perawatan khusus, kenyataannya Ella masih hidup dan baru sadar dari pingsannya setelah hampir satu minggu tidak sadarkan diri. Gadis itu bertahan hidup hanya menggunakan obat dan air mineral setelah diselamatkan oleh nelayan yang sedang melaut. Beruntungnya Ella bisa hidup setelah apa yang terjadi. Sekarang Ella bersikeras pergi dan mengoceh harus menyelamatkan Anna, tetapi keadaannya yang masih belum begitu pulih membuat orang-orang desa melepaskan dirinya begitu saja. Terlebih keberadaan bandit di hutan yang terkadang suka muncul tiba-tiba. Itu akan sangat berbahaya. “Aku tidak masalah! Bertemu dengan bandit-bandit itu artinya aku bisa menyelamatkan Anna! Jadi tolong biarkan aku pergi, Tuan!” Nelayan yang pertama kali melihat Ella jatuh dari tebing itu pun hanya bisa menghela napas panjang. Gadis di depannya sangat keras kepala dan akan merepotkan jika dia menahan Ella lebih lama. “Pergi saja sana! Jangan kembali kalau bertemu bandit, atau jangan pergi ke tebing lagi saat Nona kabur! Saya tidak akan menyelamatkan Nona untuk yang kedua kalinya!” Si nelayan berbalik badan memunggungi Ella yang terharu. “Saya sangat berterima kasih pada Tuan! Saya akan kembali untuk membalas budi kebaikan Tuan pada saya. Saya bersumpah!” Ella berkata sambil melangkah pergi dari rumah berdinding kayu tersebut. Pelayan itu berbalik badan lagi dan melihat Ella telah pergi jauh keluar dari desa yang hanya dihuni beberapa orang saja. “Pergilah, Nona! Lari yang cepat saat bertemu bandit dan jangan kembali ke desa ini lagi.” Tekad Ella benar-benar kuat untuk menemukan Anna tanpa tahu jika adik tirinya itu sudah aman di Kediaman Walikota. Andai saja dia tahu, dia tidak akan kembali ke hutan menantang maut. Dengan memakai pakaian si nelayan, Ella berlari menyusuri hutan, menaiki gunung untuk bisa sampai ke tebing di mana dia bertemu bandit untuk terakhir kalinya. Karena dengan begitu dia bisa turun melalui rute yang pernah diambilnya seminggu yang lalu. “Anna, tunggu aku! Aku akan segera menemukanmu dan membebaskanmu dari para bandit itu!” Gadis itu terus membelah hutan, mencari rute yang benar tanpa sadar keberadaannya telah membangunkan kelompok buas yang mendiami hutan tersebut. Ya, mereka adalah bandit-bandit yang hampir membunuhnya. Sekarang Ella berada di tebing yang sama dan ketika dia melihat tumbuhan setinggi perut terbelah menjadi dua bagian membentuk jalan, dia yakin itu adalah rute yang diciptakan olehnya sendiri. Ella melangkah turun melalui jalur yang sama, sementara para bandit itu hanya cekikikan melihat Ella yang ternyata masih hidup. Mereka harus membunuh gadis itu sekarang juga kalau mau uang yang lebih besar. “Hei, Nona!” Panggilan bandit itu membuat Ella berhenti dan merasa seperti jantungnya hampir meledak. “Nona masih hidup? Berapa banyak nyawa yang Nona miliki?” Terdengar suara gesekan antar tanaman yang artinya bandit-bandit itu sedang datang menghampiri. Ella yang sempat membatu akhirnya menyadarkan diri dan mengambil langkah seribu sambil berteriak, berharap ada seseorang yang datang menyelamatkannya. Teriakan Ella yang menggema sampai di telinga Sebastian yang tidak pulang selama tiga malam demi menemukan gadis itu dan ketika mendengar suara seseorang minta tolong, dia segera berlari ke arah sumber suara meski bisa saja dia terkecoh. “Berteriaklah sekali lagi agar aku bisa menemukanmu, Nona Ella!” Sebastian berlari tanpa peduli medan. Dia menerobos apa pun meski itu adalah tanaman berduri. Dia hanya ingin menemukan Ella dan menyelamatkan gadis itu dari para bandit. Lalu dari kejauhan, matanya melihat sekelompok bandit turun dari gunung sambil mengangkat senjata tajam mereka. “Di sana!” Setelah menemukan siluet seorang gadis muda berlari menuruni gunung dan menghindar dari para bandit, Sebastian memanggil pasukannya dengan cara bersiul. Namun, tiba tiba saja dia dia melihat Ella terjatuh lalu berguling dan tubuhnya baru berhenti ketika menabrak sebuah pohon besar. Gadis itu meringis kesakitan, Sebastian kembali berlari dengan sekuat tenaga sebelum bandit-bandit di sana mengambil nyawa Ella menggunakan senjata tajam yang besar dan kuat. “Siapa pun, tolong aku!” Salah satu bandit kini berada tepat di depan Ella. Wajahnya yang menyeramkan terlihat lebih menyeramkan ketika kedua tangannya mengangkat golok tinggi-tinggi untuk memotong leher Ella. Ella pikir kali ini dia benar-benar mati dan menyesal tak bisa menyelamatkan Anna. Namun, ketika kedua matanya tertutup begitu melihat si bandit mengayunkan golok. Di saat bersamaan, Sebastian berlari dan mengayunkan pedangnya ke belakang lalu melemparkannya pada bandit. Dengan perhitungan yang pas, senjatanya berhasil menancap di leher bandit tersebut. Ella bersiap menghadapi kematian pun memberanikan diri untuk membuka mata saat terdengar bunyi gedebuk cukup keras dan ketika dia melihat bandit itu terkapar dengan pedang menusuk lehernya sampai membuat darah keluar dengan deras, gadis itu berteriak histeris. “Aaa …!” Sungguh, tidak ada yang lebih mengerikan dalam hidup Ella selain melihat bandit itu mati kehabisan darah dengan kedua mata melotot. Sekarang dia pikir ada komplotan lebih kejam yang bakal membunuhnya, apalagi ketika seorang pria tiba-tiba memaksa dan mendekapnya erat-erat. “Jangan bunuh saya! Tolong …!”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN