APA IYA?

1840 Kata

Aku memperhatikan ketujuh abangku yang sedang berkumpul di ruang keluarga. Semua kembali normal, sesuai yang aku inginkan. Oh ya, kaki bang Robi sudah bisa digunakan untuk berjalan. Hanya saja, dia belum boleh beraktivitas ekstrem. Sementara waktu, bang Robi tidak diizinkan untuk menari. "Ri, Lo ngapain di situ. Sini, gabung sama kita." Bang Jimi menyadari kehadiranku dan memintaku untuk bergabung bersama mereka. Aku yang semula berada di ambang pintu segera berjalan ke arah kumpulan tujuh lelaki tampan itu. Karena tempat yang kosong ada di dekat bang Nam, aku memutuskan untuk duduk di sana. Beberapa saat, bang Jun menatapku dalam. Sebelum akhirnya kembali ikut mengobrol dengan yang lain. Dan entah mengapa, sekarang giliran aku yang memperhatikan bang Jun. Cara dia berbicara, cara dia

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN