"Obrolan pun semakin malam dan di sudahi karna melihat wajah tuan muda Harsya yang kelelahan dan Kecapekan.
"Cucuku sebaik nya kita lanjutkan besok obrolan,"ucap Kakek Abdullah melihat wajah wajah cucu nya sayu dan sekali kali menguap tanda sudah mengantuk
"Hehehehe Harsya', hanya tersenyum dan mengangguk memang apa yang di ucapkan oleh Kakek nya bener.
"Harsya pun mohon ijin kepada semua yang hadir di ruangan ini, untuk pergi ketempat tidur yang sudah di siapkan oleh Halimah," putri Kiayi Sepuh
"Setelah kepergian pemuda yang bernama Harsya dan di ikuti oleh istrinya Kiayi Sepuh beserta Halimah dan wanita paruh baya lainya,"
"Kini,' yang berada di ruangan tersebut, hanya ada Tuan Abdullah, Tuan Alex Kiayi Sepuh beserta Gandi dan Dirga
"Abdullah sahabatku," ucap Kiayi Sepuh," sahabat nya
"Iyaa....''.....!....."Ihsan, sahut Tuan Abdullah.
"Langkah Selanjut nya sekarang bagaimana,"tanya Kiayi Sepuh,sahabat nya Tuan Abdullah
"Hening," seketika saat sahabat nya bertanya," dengan menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan nya dengan sangat keras, Tuan Abdullah pun berkata
"Mungkin untuk awal yang pertama aku akan memindahkan dulu perusahaan pusat kekota jakarta tapi untuk memasukkan Cucu ku untuk menjadi OB masih tanda tanya buatku," panjang lebar ucap tuan Abdullah.
"Mungkin ada maksud lain oleh cucumu Abdullah," jawab sahabat nya itu Kiayi Sepuh
"Tuan," Abdullah hanya manggut manggut saja,"
"Tuan Besar," Kiayi sepuh,"seandai nya boleh di ijinkan hamba memberi saran," ucap asisten nya yaitu Tuan Alex
"Silahkan," Alex," aku mendengar kan," jawab Tuan Besar dan di anggukan oleh Kiayi Sepuh
"Kalau menurut pandangan dari hamba," apa yang di ucapkan oleh tuan muda Harsya emang ada benar, nya biarkan dia masuk kedalam perusahaan sebagai OB yang bekerja separuh waktu dan sisa nya dengan berkuliah Tuan Besar," mengapa saya menyetujui permintaan dari tuan muda Harsya," karna kecerdasan dan kepintaran Tuan muda Harsya tidak saya ragukan," Tuan muda Harsya itu berbeda dengan pemuda lainya lebih mementingkan orang lain ketimbang dirinya sendiri sekilas Bu Jubaedah yang sebulan menemani nya," dan keuntungan buat kita semua masuk nya Tuan muda Harsya menjadi OB di perusahaan miliknya akan mempermudah dan mengetahui niat dari perusahaan milik tuan Suhardi mendekati Tuan muda Harsya," ucap Alex panjang lebar,"
"Baiklah," aku menurut aja ucap Tuan Besar," saran dari asisten nya," Alex Brian
"Bagaimana menurut Kiayi Sepuh," ucap Alex bertanya kepada sahabat Tuan Abdullah
"Atur ," aja Tuan Alex," balas Kiayi Sepuh.
"Setelah mendapatkan persetujuan dari Tuan Besar Abdullah dan sahabat nya Kiayi Sepuh sekaligus Paman nya Tuan muda Harsya, Alex pun memerintahkan kepada Gandi untuk mempersiapkan segala sesuatunya.
"Gandi," dengarkan perintahku," kata tuan Alex kepada anak buah kepercayaan nya itu,
"Gandi menghadap siap untuk menerima tugas dari Tuan Alex jawab Gandi sambil membungkuk hormat.
"Sekarang juga," untuk berangkat ke kota jakarta atur persiapan di kuliah dimana Tuan muda sudah di daptarkan oleh orang orang Tuan Suhardi
Satu lagi besok temui kang Ujang Suparman di kantor cabang yang berada di kota Jakarta," untuk mencari keberadaan Ken Liem dan Rex Ryu yang sampai saat ini menghilang setelah memantau Tuan muda Harsya waktu itu sedang berada di mension milik tuan Suhardi selaku perusahaan Anugrah Zahra group," jawab Tuan Alex panjang lebar,
rencana licik apa Tuan Suhardi sampai mendekati tuan muda Harsya geram Alex dalam hati nya
"Waktu pun semakin malam," meraka mengobrol untuk merencanakan segala sesuatu nya untuk kedepan nya bagaimana tuan muda melangkah, sedangkan Gandi malam malam juga berangkat kekota Jakarta dan di dampingi oleh anggota Macan Putih yang berjumlah lima orang yang sisa nya ikut sama kang Ujang Suparman.
"Tuan Besar Abdullah, Kiayi Sepuh, beserta Dirga anak nya Tuan Alex sudah pergi beristirahat, sedangkan Tuan Alex sendiri tidak bisa tidur ada kegelisahan dalam diri nya di malam ini, ada rasa cemas kepada pengawal pengawal yang berada di markas tahanan, di kota Jogjakarta, di mana dua penghianat itu di tahan beserta ketua Preman yang bernama Arif mantan kekasih nya Jubaedah.
"Sementara tuan muda Harsya terlelap dalam tidur panjang nya Karna kecapaian seharian ini.
"Hai...' anak nakal bangun cepat," ucap lelaki itu membangun kan lelaki yang tertidur.
"Ayah, apakah bener ini Ayah," jawab pemuda itu.
"Harsya' anakku segera satukan perusahaan milik ayah dan milik kakek mu jangan sampai di tunda lagi," karna akan ada kekuatan besar yang akan meruntuhkan perusahaan kakek,mu ucap lelaki itu langsung pergi dan menghilang begitu saja.
"Ayah......................"teriak suara pemuda itu di pagi hari yang masih gelap sekitar pukul empat dini hari, sontak semua orang yang berada dalam kamar Kiayi Sepuh berhamburan menuju kamar pemuda yang berteriak tersebut,
Halimah, Kiayi Sepuh, Abah Umi dan Kakek Nenek nya juga berdatangan menuju kamar Harsya
"Umi aminah sontak langsung memeluk pemuda itu yang sedang termenung akan mimpi nya kedatangan sosok seorang yang dirindukannya,
"Cucuku ada,",apa? tanya Nenek dan Kakek nya bersama sama,
"Kak," Harsya kenapa?" Halimah juga bertanya karna rasa cemas nya kepada pemuda tersebut.
"Harsya' tidak menjawab hanya terdiam termenung dengan seketika air mata nya mengalir ke pipi mulus pemuda tersebut sambil berkata,
"Ayah,"lirihnya
"Harsya seketika melepas kan Pelukan Nya dari umi Aminah dan berlutut di lantai kamar yang di tempati.
"Ayah," lirihnya," untuk kedua kalinya bersuara.
"Kakek,"Abdullah pun ikut berlutut di hadapan cucu nya dan seketika memeluk cucu nya yang berada di hadapannya," air mata Harsya luruh seketika karna kerinduan yang sangat menyayangi tampa kepalsuan.
"Ceritakan Cucuku kepada kakek nenek, orang tua angkat mu dan kepada pamanmu kiayi sepuh beserta Halimah ucap,kakek nya
"Ayah," datang menghampiriku," dan membangun kan tidurku, lirih Harsya
"Ayah datang memelukku," dan berkata satukan satukan secepatnya," akan ada kekuatan besar yang lebih besar ketimbang waktu ayah dan ibu masih hidup,"
"Harsya," sangat merindukan ayah dan ibu," lirih Harsya,
"Ayah dan Ibu selalu ada di dekatmu," tugas ayah dan ibu sekarang kau ambil alih anakku," bahagiakan kakek nenek mu," senyuman ayah senyuman ibu, tangan nya bergerak menyentuh kepala Harsya,
"Ayah," Ayah," Ibu," Ibu," Harsya mau ikut mereka berdua Kakek Nenek," ucap Harsya kepada kedua eyang nya.
"Kakek,"nya menggeleng sedangkan nenek nya memandang Harsya, air mata nya jatuh dari tempatnya namun dengan segera, menyeka air mata itu, bagaimana tidak menangis, nenek nya merasakan kerinduan yang sama dengan cucu nya, merindukan sosok anak satu satu nya yang paling di sayangi.
"Kiayi sepuh berbisik kepada Halimah untuk mengambil kan air putih segera,"
"Halimah pun mengangguk dan berjalan kearah dapur,"
Tidak lama kemudian Halimah pun datang dan membawa air minum, lalu Kiayi Sepuh memberikan kepada pemuda yang masih termenung di pelukan Kakek nya yaitu Abdullah.
bersambung.