Senja," masih terlalu lama di Kota Jakarta," langit masih begitu terang ," begitu juga Pembahasan di Markas besar Genk Kobra Beracun masih terbilang alot," semua ide ide di berikan oleh orang orang yang hadir di ruangan untuk di sah kan oleh petinggi genk kobra beracun yaitu Tuan Dani Rustandi.
"Lalu bagaimana dengan Khabil Ardana dan Tuan Besar Dani Rustandi serta Clarissa, Tanya ketua Genk kobra yaitu Gareng adik Iparnya Dani Rustandi.
"Untuk Tuan Besar Dani Rustandi dan Khabil Ardana kita bawa ke gudang tahanan Seolah olah ini Murni penculikan," kita pisahkan Antara Tuan Besar dan Tuan Khabil Ardana,setelah mereka berdua di bawa ke gudang tahanan, lalu tuan Khabil Ardana kita ancam untuk segera pengalihan penandatangan perusahaan ARDANA GRUP kepada ketua Genk kobra seolah olah ber anggapan dan pikiran nya dari Tuan Khabil Ardana ber hianat itu," ketua Genk kobra bukan Dani Rustandi," kata Jimmy
"Bila seandainya Khabil Ardana tidak mau menyerahkan perusahaan tersebut bagaimana" tanya Dani Rustandi yang berbicara karena rasa penasaran nya ide dari Jimmy kaki tangannya.
"Kita ancam dengan Clarissa yang sedang di bawa oleh Cok Ben," kata Jimmy.
"Mereka hanya diam semua nya mencerna menimbang gagasan yang di utarakan oleh Jimmy yang cukup menarik dan hampir sama dengan Cok Ben dalam pikiran Tuan Besar Dani Rustandi.
"Gareng," dengarkan perintah dariku,
"Gareng," pun berdiri dari duduknya yang berada di samping Abang Iparnya dengan sikap hormat berkata,
"Gareng," menunggu instruksi dari Tuan Besar Dani Rustandi"
"Atur persiapan untuk besok malam," Segera instruksi kepada anggota Genk Kobra beracun," apa yang barusan di kemukakan oleh Jimmy Sebaik mungkin jangan sampai ada kesalahan sekecil apa pun," kata Tuan Besar,
"Siap," Tuan Besar, Segera akan saya laksanakan,"
"Setelah Tuan besar memberi perintah kepada Tuan Besar lalu Dani mengeluarkan ponsel nya dan mencari kontak Penelepon," yang akan di hubungi nya.
"Tut........" Tut........." Tut.........."....!!
"Halo," Tuan Besar," kata Penelepon yang berada di seberang sana,"
"Cok," saya tunggu di Kafe kobra malam ini," bersama beni," jawab Tuan Besar dari dalam telepon
"Siap," Tuan Besar saya nanti sama Beni langsung meluncur ke Kafe Kobra," kata Ucok dalam sebarang telepon
"Lalu telepon pun berakhir," dengan di putus nya oleh Tuan Besar Dani Rustandi
Masih di waktu yang sama hanya berbeda tempat saja," saat itu Ucok dan Beni masih mengobrol bersama Abang Suhardi dan istrinya yaitu Andini Suhardi,...!
"Cok," barusan siapa," yang Nelepon," tanya Suhardi
," Itu,"Tuan Besar Dani Rustandi Asisten dari Khabil Ardana sekaligus petinggi organisasi Genk Kobra Beracun,....!
"Apa............" Kaget Suhardi," mendengar ucapan dari Ucok,"
"Bener," Abang kita Sudah masuk kembali kepada organisasi tersebut," kata Beni yang berkata,"
"Kenapa," bisa kalian kembali lagi kepada mereka orang orang licik dan s***s menghalalkan segala cara agar impian nya terwujud," oh....." Tuhan ," panik Suhardi mengetahui Cok Ben masuk lagi kedalam organisasi laknat itu,".....!!
"Ucok dan Beni hanya tersenyum melihat kepanikan Abang Suhardi," sedangkan istrinya hanya membekap mulutnya seolah olah tidak percaya orang yang sedang berhadapan dengannya Adalah anggota genk kobra yang di takutkan oleh seantero negeri ini.
"Kenapa Kalian kembali'lagi kepada Genk kobra," jelaskan kepada Abang mu ini," lirih Suhardi,
"Abang Suhardi," kami berdua kembali kepada organisasi tersebut bukan untuk Kembali seperti dulu tapi kami kembali lagi untuk jadi telinga dan mata Tuan Alex Asisten Tuan Abdullah dan itu juga perintah dari Kiayi sepuh pemilik padepokan Macan Putih sekaligus pamannya Nona Zahra," kata Beni menjelaskan panjang lebar agar Tidak berprasangka buruk kepada Cok Ben
"Lalu mereka berdua menjelaskan panjang lebar dari pertama masuk ke padepokan sehingga bersedia suatu saat mereka kembali kepada organisasi tersebut dengan tujuan menuntas Kebatilan dan menjaga tuan muda Harsya yaitu anak dari Nona Zahra yang tidak lain keponakan Kiayi Sepuh yaitu Ihsan Sidiq Zaenudin.
"Kini hilang kecemasan dan gelisah dari Abang Suhardi beserta istrinya setelah mengetahui alasannya dari mereka Berdua.
"Terus rencana selanjut nya apa yang harus Abang bantu," tanya Suhardi
"Kami berdua hanya ingin menemui anak buah Tuan Dirga," yaitu Ken Liem dan Rex Ryu "Kata Cok dan di angguki oleh Ben
"Baiklah," Sekarang juga Abang akan membawa mu ketempat dimana mereka berdua di tahan," jawab Suhardi
"Cok Ben hanya mengangguk,"
"Sayang tolong ambilkan ponsel ayah yang di simpan di meja samping tempat tidur," Pinta Suhardi Menyuruh istrinya
"Siap," sayang jawab istri nya lalu melangkah menuju kamar tempat tidur mereka berdua.
"Tidak lama kemudian istri nya pun sudah datang kembali dan menyerahkan ponsel milik suaminya.
"Terima kasih sayang,"ujar suaminya yaitu Suhardi
"Sama Sama," sayang," sahut istrinya menimpali manja suaminya
"Sebentar Cok Ben Abang telepon dulu Billy Asisten perusahaan," kata Suhardi kepada Ucok dan Beni.
"Silahkan Abang," jawab mereka berdua
"Tut........"
"Tut......."
"Halo," Tuan Besar," kata seseorang yaitu Billy berada di seberang sana,"
"Billy saya akan ke markas bersama dua adik saya yaitu Ucok dan Beni," jawab Tuan Besar dalam suara telepon nya,"
"Baik'," Tuan Saya akan menunggu nya," ucap Billy.
"Kalau begitu," saya tutup telepon nya dan kita ketemu di markas besar," jawab Suhardi
"Setelah beres menelpon Suhardi pun mengajak Ucok dan Beni untuk Segera berangkat menuju markas besar Anugerah Zahra group di daerah kampung rambutan Jakarta.
Mobil Marcedez Benz dan dua mobil lainnya melaju dari bagian depan Mansion yang berdiri Megah bagaikan Istana kerajaan menuju terminal kampung rambutan.
Didalam mobil Marcedez Benz" terlihat satu orang supir dan tiga orang lelaki yang tampak memasang wajah yang sangat serius.
"Tidak kurang dari 30 menit rombongan mobil mewah pun tiba di lokasi di mana anak buah Tuan Dirga yaitu Ken Liem dan Rex Ryu yang di tahan oleh anak buah Tuan Suhardi karna di dapatkan sedang mengintai dan terus menerus membuntuti Tuan Muda Harsya,"
"Beberapa pengawal pun berlarian kearah mobil mewah yang baru tiba dan langsung membuka kan mobil tersebut,
"Supir pun turun lalu mengelilingi untuk membuka kan pintu mobil nya.
"Silahkan Tuan Besar," ucap supir itu,"
"Terima kasih," Pa Supir," sahut Suhardi sembari menjulurkan kaki nya untuk keluar dari mobil Marcedez Benz
Ucok dan Beni juga sudah keluar dari mobil dan berdiri di samping Tuan Suhardi,.
"Apakah Billy sudah berada disini,?" tanya Tuan besar kepada salah satu pengawal nya.
"Belum Tuan," jawab pengawal tersebut.
"Hmmmmmmmm" gumam Suhardi.
"Hanya beberapa menit ketika Tuan Suhardi bertanya kepada salah satu pengawal menanyakan perihal Billy yang belum datang.
"Dari arah tikungan jalan menuju markas nampak satu mobil mewah BMW X5 itu memasuki area depan markas besar dengan kecepatan tinggi.
Tak lama setelahnya semua yang ada di situ tampak di kejutkan dengan suara ban yang berdenyit karna di rem dengan paksa.
dari dalam mobil saat ini keluar lah sosok lelaki sekitaran 30 tahun dan langsung melangkah tergopoh-gopoh menghampiri Suhardi begitu sampai di hadapan Tuan besar Suhardi," Billy langsung membungkuk hormat kepada Tuan Besar dan kedua orang yang pernah ketemu tapi dimana mungkin waktu yang lama.