"Sesuai Amanat dari sahabat kita Tuan Ismail dan Nona Zahra, inilah saat nya aku menceritakan kepada kalian berdua" ucap pria setengah baya yang tidak lain adalah Abang Suhardi.
"Ia hanya menatap kebagian atas mension mewah nya lalu mulai menatap kepada mereka berdua, bertahun-tahun Suhardi menjalankan perusahaan milik sahabatnya yang orang lain tidak tahu bahwa itu perusahaan milik Tuan Ismail, suhardi mengolah perusahaan itu dengan sangat baik hingga berhasil masuk dalam jajaran raja bisnis nomor dua di Asia tenggara, dengan kekayaan saat ini Suhardi bisa saja lupa diri, tapi tidak bagi ku, karna semua ini milik anak sahabat nya yaitu Tuan muda Harsya , tujuan sahabatnya menyembunyikan perusahaan nya dari orang orang yang terdekat dan hanya mempercayakan kepada Suhardi, supaya tidak banyak yang merongrong di kemudian hari,"
"Suhardi sungguh orang yang dapat di percaya dan di andalkan. Ia tetap setia pada sahabat nya walaupun Tuan muda Ismail telah tiada, Suhardi adalah orang satu satu nya orang luar yang mengetahui seluruh kisah hidup Ismail dan Zahra, Ia bersembunyi dengan sangat baik selama ini dan anak buah ayahnya Ismail tidak dapat mengetahui keberadaan yang seperti bayangan oleh anak buah Tuan Abdullah.
"Tuan muda Harsya sudah ketemu dengan kakek nya, ini saat nya Abang memerintahkan kalian berdua untuk segera membantai musuh musuh ayah sahabat nya untuk mempersatukan perusahaan tuan muda Harsya dan milik kakek nya yang mungkin Minggu depan sudah menjadi milik Tuan muda Harsya, lirih Suhardi sambil menengadah kan kepala keatap langit mension milik nya.
"Ucok dan Beni tercengang tak percaya apa yang di ucapkan oleh Abang Suhardi," dan ini juga jawaban dari pertanyaan dahulu kepada Tuan Ismail dan nona Zahra, suatu saat akan terbuka dengan sendirinya, perusahaan terbesar nomor dua yaitu Anugrah Zahra group adalah milik tuan Ismail yang sekarang sudah menjadi milik Tuan muda HARSYA BADZIL ISMAIL ABDULLAH.
"Kediaman mension tuan Dani Rustandi
"Setelah kembali nya Dani Rustandi dari majikannya yaitu KHABIL ARDANA," dan meyakinkan nya bahwa semua itu rencana busuk nya Lestari Ardana dan Elisabeth Ardana, lalu kembali menuju rumah miliknya menunggu kedatangan putri nya bersama anak dari mantan majikannya yaitu Elisabeth.
"Hasutan dan adu domba adalah tujuan dari Dani Rustandi kepada anak pertama Elisabeth Ardana untuk memenuhi ambisi nya merebut perusahaan ARDANA GRUP dan GELORA BUANA GROUP, dan akan di lebur menjadi satu untuk mengalahkan Perusahaan XFRES GROUP milik Tuan Abdullah.
"Setelah kedatangan mereka berdua, yaitu Galang Mega Ardana bersama putri nya Anastasia ," lalu mereka pun duduk di ruangan tamu bersama kedua orang tua gadis cantik itu.
"Paman Dani bagaimana hasil, penyelidikan Paman? tanya Galang kepada Dani yang duduk di samping istrinya.
"Nak," Galang setelah di selidiki oleh, beberapa anak buah Paman," semua mengarah kepada Lestari Ardana, dalang semua ini, sampai Nyonya Elisabeth pun sekarang lebih condong ke Lestari adik tiri Nak Galang," ucap Dani Rustandi
"Paman," aku sudah menduga di balik ini adalah Lestari, dia sengaja mendekati mama aku biar dia ada kekuatan pinansial dan beberapa pengawal untuk menjaga nya
"jawab geram Galang Mega Ardana.
"Hahahaha kena kau anak bodoh ucap Dani dalam hati begitu juga istrinya.
"Obrolan pun berlanjut mengarah kepada yang lebih hangat menanyakan tentang perusahaan dan pertemuan antara Galang bersama anak Tuan Dani Rustandi yaitu Anastasia dalam waktu yang lama," sedangkan ayahnya Anastasia yaitu Dani Rustandi sudah pergi dari ruangan menuju kantor besar genk kobra beracun yang sudah di tunggu oleh"Jimmy Selaku kepala pengawal di mension milik tuan Dani Rustandi dan Boled, Suparno beserta Arif preman kota Jogja.
"Iringan mobil Marcedez Benz beserta mobil mewah lain nya berhenti di sebuah bangunan megah namun sedikit tua di kawasan Jakarta
Di halaman bangunan tua yang megah itu juga telah parkir beberapa mobil mewah dengan beberapa pengawal berdiri dengan waspada di beberapa bagian belakang dan bagian depan bangunan megah itu.
"Setelah iringan mobil mewah itu berhenti Anggota genk kobra berlarian untuk membuka kan pintu mobil mewah tersebut dan memberi hormat kepada petinggi genk kobra beracun.
"Silahkan Tuan besar," Kata pengawal sambil membungkuk hormat.
"Terima kasih dan kembali kepada posisi masing masing," perintah Tuan Dani Rustandi kepada para pengawal nya.
"Baru juga melangkah kan kaki nya, tiba tiba dari arah dalam bangunan mewah berbondong bondong orang dengan pakaian serba hitam berlambang ular kobra, berjalan dan di komando kan oleh Ketua genk kobra beracun segera membuat barisan yang sangat rapi.
'Ketika pandangan nya mengarah kepada lelaki setengah baya dia terkejut melihat dua orang yang tidak di kenal.
hmmmm siapa dua orang itu belum aku tahu mungkin dia di bawa sama Boled dan Suparno atau kah ketua preman Jogja itu ucap Dani bertanya dalam hati sambil tersenyum kearah dua lelaki itu.
"Silahkan Tuan Besar berjalan lebih dulu," kata Gareng adik ipar nya, sekaligus ketua organisasi genk kobra beracun dengan hormat mempersilahkan Abang Ipar nya untuk melangkah mendahului mereka.
"Tuan Dani Rustandi pun mengangguk kepada ketua Genk kobra itu dan langsung berjalan kedalam ruangan bangunan mewah milik Markas besar Genk Kobra Beracun.
"Dengan gaya berjalan layaknya pemimpin Tuan Dani terus melangkah melewati mereka yang berbaris dengan rapi, dan masuk kedalam ruangan tempat dimana akan mengadakan perkumpulan dan membahas tentang taktik dan ide ide untuk menggulingkan musuh musuh dari anggota genk kobra beracun tersebut.
"Sesampai nya di dalam ruangan, Gareng selaku Ketua atau komando segera mempersilahkan Tuan Dani Rustandi selaku petinggi organisasi tersebut untuk duduk di kursi pemimpin, seperti biasa ketika melakukan pertemuan atau pun meeting dan sebagainya.
"TUan Besar Dani Rustandi pun memandangi mereka satu persatu dan mulai berjalan menuju kursi kepemimpinan nya itu lalu duduk, dan menjulurkan tangannya untuk duduk kepada mereka yang hadir di sana.
"Setelah Tuan Dani Rustandi mempersilakan duduk kepada mereka semua, mereka pun duduk dan Gareng sekaligus petinggi jabatan dari anggota Genk kobra lainnya duduk di samping Tuan Besar Dani Rustandi sekaligus Abang iparnya.
"Seketika hening dan membisu di sore hari itu saat melihat Tuan Besar Dani Rustandi sudah duduk di kursi kepemimpinan Tampa ada satu kata pun keluar dari mulut mereka yang berada di ruangan itu.
"Gareng selaku motor pertemuan saat ini segera berdehem sebelum berkata dan membuka acara pertemuan ini.
"Seperti yang sudah kalian ketahui bahwa beberapa saat yang lalu kita mengalami kekalahan telak oleh anak buah Tuan Abdullah yang mengakibatkan 100 anggota genk kobra beracun mati terbunuh dan dua petinggi genk kobra kita tewas.
bersambung
like vote nya agar