Obrolan Cok Ben dan Tuan Suhardi

1038 Kata
"Setelah Perjalanan kurang lebih 13 jam dari London menuju Indonesia pemuda sekitaran umur 25 tahun bernama Galang Mega Ardana telah tiba di bandara internasional Soekarno-Hatta Jakarta. "Sayang mana yang akan menjemput kita tanya Anastasia kekasih yang baru satu bulan berhubungan nya. "Galang menengok ke kanan dan kiri mencari seseorang orang yang akan menjemput pasangan kekasih itu. karna tidak menemukan mereka Galang pun membuka ponselnya dan menghubungi orangnya''..! "kamu dimana? saya sudah menunggu dari tadi," kesel Galang di balik telepon. "Maap Tuan," sebentar lagi sampai Tuan, kejebak macet, ujar seseorang di balik telepon memberikan alasan nya. Jangan lama lama!" seru Galang "Setelah menunggu lima menit mobil jemputan pun sampai,. "Selamat siang, Tuan muda Galang, dan Nona muda Anastasia," mari masuk ujar lelaki yang menjemputnya "Siang juga," kenapa lama sekali!" seru Galang yang sudah di dalam mobil "Maap Tuan," tadi di perjalanan terjebak macet karna ada mahasiswa yang sedang ber demo, ujar sang supir "Sudah Sayang...... bagaimana kalau kita makan dulu atau langsung menemui ayahku? tanya Anastasia yang mereda kan kekesalan kekasih nya itu. "Galang mengangguk kan kepala nya dan berkata kita langsung kerumah ayahmu" jawab Galang Mega Ardana," Anastasia tersenyum karna rencana nya akan berhasil sebentar lagi. Tidak lama kemudian mobil pun berhenti dan para pengawal Mension pun membukakan pintu gerbang agar mobil nya masuk dan berhenti di penataran halaman mewah Mension milik Tuan Dani Rustandi. "Para pengawal berlarian untuk membukakan pintu anak majikan nya bersama seorang lelaki muda yang ikut bersama nya. "Selamat datang kembali Nona muda Anastasia Tuan Besar dan Nyonya Besar sudah menunggu," kata para pengawal sambil membungkuk hormat. '' Galang dan Anastasia pun masuk kedalam rumah milik keluarga Anastasia," "Ayah," Ibu, teriak gadis berusia 24 tahun anak pasangan suami istri Dani Rustandi dan Meliani Subadra. padepokan macan putih. "Assalamualaikum" terdengar suara orang lelaki yang mengucapkan salam dari luar pintu rumah milik Kiayi sepuh. "WaallAikum salam" Jawab mereka yang berada di dalam rumah Kiayi "Kreat.......!! pintu rumah pun terbuka dan muncul lah gadis cantik berbalut hijab di kepala nya dan tersenyum kearah seorang lelaki yang mau bertamu ke rumah Kiayi Sepuh "Kak," Azis silahkan masuk," ucap gadis itu yang bernama Halimah "Terima kasih," Halimah, jawab pemuda itu dan langsung melangkah masuk menuju ruangan yang sudah berada Tuan Besar Abdullah Tuan Alex Dirga dan Kiayi sepuh beserta Tuan muda Harsya. Azis pun langsung berjalan kearah Kiayi Sepuh dan mencium tangan nya dan membungkuk hormat kepada Tuan Besar Abdullah beserta Tuan Alex dan Dirga beserta tuan muda Harsya asli. "Azis Kebetulan sekali," kesini tadi nya saya mau nelepon untuk datang kesini," kata Dirga dan di anggukan oleh yang lain nya "Emang ada apa," Dirga,' tanya Azis penasaran," tadinya Azis kesini mau ijin pamit duluan berangkat ke jakarta. "Apakah, Azis sudah mendengar dan menonton televisi berita pagi," tanya Alex yang sekarang bertanya Sudah, tuan dan saya menyimpulkan itu bukan kebakaran tapi ada yang membakar," jawab Azis. "Nak," Azis harus berhati-hati, karna menurut penglihatan dari Abah sekarang yang di targetkan oleh genk kobra adalah tuan muda palsu yaitu Nak Azis, ucap Kiayi Sepuh panjang lebar. "Azis mengerti Kiayi sepuh," jawab pemuda yang di panggil Tuan muda palsu itu. "Kriiiiing.......!! "Kriiiiing.......!! "Kriiiiing.......!! "Halo," Tuan muda," ucap Maman tomat yang berada di seberang sana "Iya.....'' Ada," apa, ujar Harsya karna kecanggungan nya di depan mereka, jawab pemuda itu yang sedang di tatap oleh mereka yang ada di ruangan tamu milik kiayi sepuh "Saya," sudah di lokasi sesuai arahan," yang di minta," tuan muda Harsya, jawab Maman Tomat. "Baiklah," tunggu nanti saya," kabaran secepat nya," ujar Harsya lalu mematikan teleponnya. belum saat nya mereka tahu aku harus bisa merahasiakan dulu dari mereka karna musuh ku mungkin terlalu banyak...ucap dalam ha "Cucuku Siapa yang menelpon barusan," jawab kakek Abdullah "Kak, Maman Tomat," ke teman di Kota Jakarta," jawab nya "Oh....!..." sesama Tukang," Ojeg bukan," tanya kakek "Harsya hanya mengangguk tersenyum takutnya," bila di teruskan nanti terbongkar dengan sendirinya Kediaman Tuan Suhardi "Cok Ben," selama ini kemana," dan setelah dua puluh kau kembali kesini ada apa?tanya Tuan Suhardi. "Maap kan kami berdua abang," Suhardi bukannya kami berdua tidak mengingat mu tapi kami berdua terikat oleh amanah dari Tuan muda Ismail dan Nona Zahra agar tidak menemui nya karna di takutkan oleh Tuan Ismail setelah memburu Tuan muda Ismail dan Nona Zahra target selanjutnya keluarga Abang," lirih Ucok dengan keluar nya air mata dari kelopak nya dan di ikuti tangisan dari Beni karna ingatan nya kembali kepada kebaikan dan kekaguman sosok pasangan suami istri yang sempat menggugah kan hati mereka berdua. "Bukan Cok Ben saja yang merasakan kesedihan tapi Tuan Suhardi juga lebih merasakan sesak d**a nya bila mengingat sahabat nya. "Abang," Suhardi tujuan kami berdua atas perintah dari Tuan Alex Asisten Tuan Besar Abdullah hanya sekedar menanyakan tentang hilang nya anak buah Tuan muda Dirga yaitu Anak nya tuan Alex, yang bernama Ken dan Rex. "Berdetak," jantung Tuan Suhardi, tapi tidak menjawab pertanyaan sebelum mereka berdua selesai berbicara, pikiran dalam hati Abang Suhardi mereka berdua menyebut nya. "Abang Suhardi," Apakah Abang mengetahui anak buah tuan Dirga yang sedang mengintai dan menjadikan pengawal bayangan Tuan muda Harsya saat tuan muda Harsya berada di kediaman Abang Suhardi,"karena sebelum anak dari Ismail sahabat kita Tuan muda Harsya telah datang ke Mension ini," dan Abang Suhardi telah memberi tahukan semua nya tentang orang tua tuan muda Harsya. "Sekali lagi kami berdua mohon maap karna kedatangan kami berdua hanya untuk menanyakan hal yang barusan saya ucapkan," bukan pertemuan yang semestinya orang yang telah berpisah lama," kata Ucok panjang lebar menjelaskan tentang maksud dan tujuannya bertemu dengan Abang Suhardi. "Diam," hening setelah Ucok mengutarakan semua nya," hanya benturan suara napas di mereka yang hadir di sana dan sesekali menyeka air mata yang mengalir di wajah mereka yang hadir. "Suara pun terdengar oleh telinga mereka yang hadir di ruangan mension milik tuan Suhardi dari mulut sahabat tuan Ismail yaitu Tuan Suhardi. Begini Cok Ben apa yang barusan kalian katakan memang anak buah Dirga sedang berada di markas milik Tuan muda Harsya," Mereka berdua juga sudah saya lepaskan tapi mereka berdua menolak nya karna satu alasan yang tidak memberi tahukan kepada orang kepercayaan saya. "Ucok dan Beni sudah saat kalian tahu siapa tuan muda Harsya," jawab Suhardi di sela obrolan panjang nya 'Maksud," Abang Suhardi ?" tanya mereka berdua kompak secara bersamaan. bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN