"Tok..........!!
"Tok..........!!
"Tok..........!!
"Sebuah ketukan di pintu mengganggu obrolan mereka berdua, Seketika gadis itu pun beranjak pergi untuk membuka kan pintu apartemen milik perusahaan Elisabeth Ardana,
Pintu," pun terbuka dan yang di lihat pemuda seumuran dengan Kaka tiri nya,
Nona," muda saya di suruh oleh Nyonya besar elisabeth mengantarkan berkas," ucap pengawal kepercayaan mami nya yaitu Fander Stinky,.
"Masuk," balas, Lestari Ardana singkat.
"Fander pun masuk," mengikuti Nona muda Lestari Ardana menuju ruangan tengah apartemen tersebut.
"Mami," ci ganteng Fander sudah datang," goda Lestari dan berkata kepada mami Elisabeth,
"Pengawal nyonya besar Elisabeth yang di goda oleh Lestari hanya tertunduk saja Tampa melihat wajahnya kepada Nyonya Besar atau pun Nona muda Lestari Ardana.
Cuihhhh bisa bisa nya nona muda ngatain saya ganteng emang dari kecil nya gue sudah ganteng membanggakan diri nya dalam hati nya.
"Fander apakah sudah kau selidiki dan kau bawa berkas hasil penyelidikan selama ini," tanya Nyonya Besar Elisabeth, yang di goda oleh Lestari Ardana.
"Sudah nyonya," ini berkas nya dalam tas saya dan orang nya ada di luar bersama anak buah saya," jawab Fander dengan berwibawa.
"Kamu seret kesini orang nya dan mana berkas nya saya mau lihat," geram Nyonya Besar Elisabeth.
"Fander pun membuka kan tas nya lalu mengambil berkas untuk di berikan kepada Nyonya Besar," dan keluar untuk membawa penghianat di dalam perusahaan milik nya.
"Fander pun masuk kembali, sembari menyeret ketus divisi di bagian gudang.
Dimana pria itu bertugas sebagai penanggung jawab keluar masuk nya suplai barang produksi dan kesediaan bahan mentah milik perusahaan Nyonya Besar.
Pria itu tertunduk sembari bersimpuh.
Elisabeth pun membuka berkas yang di berikan oleh Fander dan membacanya untuk beberapa saat.
"Terlihat jelas di wajahnya pria yang di seret oleh anak buah Fander tadi.
"Elisabeth Geleng-geleng kepala, "luar biasa sudah hampir 2 tahun lebih barang barang seperti bahan material dan alat alat produksi hilang begitu saja.
"Sa......." Saya mohon am...?," plaaaakkk Elisabeth melempar berkas itu ke wajah pria yang masih menunduk dengan keringat dingin bercucuran.
"Kau diam saja? jangan pernah membuka suara mu di hadapan nyonya Besar Elisabeth," ucap Fander dengan nada menekan.
Pria itu pun seketika bungkam.
"Jelaskan apa saja Fander apa yang dia kerjakan?"
"Baik' Nyonya
"Sekitar tiga bulan yang setelah saya di beri tugas oleh nyonya untuk menyelidiki perusahaan milik Nyonya Besar, saya di bantu beberapa pengawal lainnya dan menyelinap masuk kedalam perusahaan, seminggu kemudian, seorang security menangkap seorang petugas kebersihan yang membawa mobil s****h dengan mengangkut barang barang logistik dan material lainnya dan sudah berjalan kurang lebih dua tahun lebih Nyonya, Pa galih mulai menghentikan suplayer utama PT GELORA BUANA GRUP dimana kita sudah memakai bahan-bahan mentah lebih dari puluhan tahun Lamanya, dan mengganti dengan bahan yang kualitasnya rendah mengakibatkan banyak nya komplen dari pihak kontraktor dan masyarakat, namun catatan yang masuk malah justru data yang sudah di palsukan oleh para penghianat di PT GELORA BUANA GRUP dan setelah di telusuri rupanya akhir akhir ini beliau melakukan pencucian uang atas perintah direktur dan pihak lainnya,
Dan kerugian perusahaan akibat perbuatan Tuan galih Berserta direktur dan komplotannya berkisar miliyaran rupiah.
Elisabeth berdiri lalu berjongkok dengan satu kaki di tekuk.
"Jadi selama ini aku telah membayar seorang pengawas yang yang malah justru menjadi maling di perusahaan saya? Elisabeth menatap tajam pria itu.
"Maapkan saya Nyonya besar, saya hanya di suruh dan menjalankan tugas dari atasan saya tadinya saya menolak , tapi karna waktu itu saya membutuhkan banyak biaya, namun akhirnya menikmati.
"Tersenyum sinis," Kau sudah kenyang sekarang, menetap lah di tahanan, ucap Elisabeth sembari beranjak.
"Fander," bawa ke markas besar bekukan harta yang sudah dia cuci lalu keluar kan dari perutnya uang yang sudah dia makan," ucap Elisabeth memberi perintah kepada Fander,
"Siap nyonya ," balas Fander singkat,
"Pria itu memegangi kaki Elisabeth," Nyonya Saya mohon Nyonya," tolong jangan bunuh saya," Fander melemparkan sekotak tisu kearah Galih.
Lepaskan kaki Nyonya Besar jika kau masih inginkan kedua tangan mu itu utuh," titah Fander
Galih pun melepaskan nya.
"Sedangkan Elisabeth melangkah kaki menuju kursi,"
"Urus dia Fander, Pastikan kau bisa mengorek informasi pihak pihak mana saja yang sudah berlaku curang kepada perusahaan ku, bagaimana cara nya aku tidak mau kau berkata gagal.
"Baik' Tuan"
"Galih menggeleng cepat, "Tidak Nyonya Tidak! " tolong ampuni saya_ di seret lah pria itu oleh anak buah Fander keluar dari Apartemen milik Nyonya Besar dengan terus Berteriak dan menangis.
Elisabeth memijat batang hidung di dekat arah kening nya menghalau pusing yang ia rasakan akibat perbuatan salah satu karyawan nya.
"Elisabeth pun menatap anak tiri nya yang dari tadi hanya berdiam diri tidak mau ikut campur urusan nya lalu melemparkan tangannya dan langsung menepuk kursi sampingnya pertanda untuk duduk di samping nya.
"Lestari pun melangkah kan kaki nya menghampiri mami tiri nya itu.
"Setelah Lestari Ardana duduk di samping kiri Elisabeth Ardana,"
"Fander," pantau terus direktur perusahaan "ucap Nyonya Besar," karna di Kawatir kan meminta bantuan kepada asisten mantan suaminya.
"Baik', Nyonya Segera akan saya laksanakan," saya mohon pamit," jawab Fander membungkuk hormat dan membalikkan badannya langsung berjalan menuju pintu keluar.
Bandara internasional Soekarno-Hatta
"Setelah menempuh perjalanan udara Kota Jogja menuju Jakarta kurang lebih 6 jam perjalanan seorang lelaki memakai ikat kepala warna di hitam di ikuti oleh dua orang yang sama pakaian turun dari kapal pesawat terbang , berjalan menuju ruang pemeriksaan, Setelah beres dari pemeriksaan nya lalu melangkah pergi untuk keluar pintu bandara untuk bertemu dengan seseorang yang telah berjanji di pintu luar bandara untuk Soekarno-Hatta.
"Lelaki setengah baya yang biasa di panggil ketua oleh murid murid nya yang bergelar Macan Putih pun sudah tiba di pintu keluar bandara beserta dua orang muridnya.
"Ujang Suparman menengok ke kanan dan ke kiri mata nya pun menatap pada sebuah mobil mewah yang sedang berjajar sebelah kiri nya,"
"Ayo....!....!...." Ikuti saya ucap," ketua kepada mereka yang ikut bersama Ujang Suparman.
"Mereka berdua pun mengikuti ketua Macan Putih lalu masuk ke salah satu mobil paling depan," dan mulai melesat dengan cepat menuju apartemen milik Tuan gandi yang sudah menunggu nya, untuk membahas segala sesuatu tentang kejahatan dan kecurangan yang di lakukan oleh para staf kantor pusat XFRES GROUP.
bersambung.