A Letter for Vice General Ouyang

2012 Kata
“Karena situasinya telah menjadi seperti itu, maka aku harus menolongmu.” Li Jin meyakinkan Chu Hua dengan berkata, “kau tenang saja. Aku adalah Putra Mahkota Li Jin, di bawah langit ini, tidak ada yang tidak bisa aku lakukan. Aku akan menyuruh orang untuk menemukan adik laki-lakimu. Jika perlu, aku akan memaksa Ge Qing Jing membuka mulutnya.” Chu Hua yang mendengar ucapan Li Jin ini dipenuhi aura kebahagiaan dan rasa haru. Jika Li Jin telah berkata demikian, maka kesempatan Chu Hua untuk bisa bertemu lagi dengan adiknya akan terbuka lebar. Selain itu, Chu Hua juga bisa memastikan bahwa dirinya telah mendapatkan hati Li Jin. Ke depannya, hidupnya pasti akan lebih mudah. “Yang Mulia, Mo Guife sedang menunggu Yang Mulia di istana Putra Mahkota.” Seorang pelayan yang bekerja di bawah Li Jin tiba-tiba bersuara dari luar. Mendengar hal ini, Li Jin langsung bangkit dari tempatnya duduk. Sebelum keluar dari paviliun Chu Hua, Li Jin mengecup kening Chu Hua lalu kemudian berkata, “kau tidak boleh sedih lagi. Aku akan menepati janjiku.” “Chu Hua berterima kasih pada Yang Mulia.” Kata Chu Hua. Li Jin tanpa terburu-buru berjalan menuju ke istananya. Tapi bahkan sebelum dia masuk ke dalam istananya, dia sudah dikejutkan oleh seorang gadis yang menghampirinya. Gadis itu cantik dan manis, dia bahkan berperilaku sangat baik. “Yang Mulia.” Sapa gadis itu. Li Jin terlihat ragu-ragu, “siapa kau? Kenapa kau ada di halaman istanaku?” “Jin gege, apakah Yang Mulia tidak mengenaliku?” Gadis itu tersenyum sangat manis ketika dia menjawab, “aku Mo Weiwei, adik sepupumu. Kita bertemu bertahun-tahun yang lalu. Tapi semenjak Yang Mulia menjadi Putra Mahkota, kita tidak pernah bertemu lagi.” Li Jin biasanya akan senang jika melihat gadis cantik, tapi kali ini dia samasekali tidak terlalu tertarik. Di mata Li Jin, Chu Hua lebih cantik daripada gadis ini. Dan jika dipikirkan lebih lanjut, dengan adanya Mo Weiwei di istananya bersama dengan ibunya, Mo Guifei, Li Jin bisa memastikan bahwa rencana ibunya itu masih akan tetap dilaksanakan. “Masuklah, kenapa kau keluar saat ada ibuku di dalam?” Kata Li Jin acuh tak acuh. “Bibi menyuruhku untuk melihat-lihat bunga yang ada di halaman istanamu. Aku harap Jin gege tidak keberatan.” Kata Mo Weiwei. Li Jin mengkat jubahnya dan dengan acuh tak acuh masuk ke dalam istananya. Di dalam, Mo Guifei telah menunggunya. “Kalian sudah bertemu rupanya.” Mo Guifei tersenyum ketika dia mengatakan hal ini. Li Jin masih enggan untuk bersikap baik. Dia secara terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada sikap ibunya itu yang hendak menjadikan Mo Weiwei sebagai permaisurinya. “Yang Mulia, ini adalah kali pertama Yang Mulia bertemu dengan WeiWei setelah kalian dewasa. Dulu kalian bertemu saat kalian masih kecil. Yang Mulia, Yihuan, dan juga Weiwei sering bermain bersama.” Mo Guifei terlihat sangat menyukai keponakannya itu. Dia berbicara seolah-olah Mo Weiwei adalah putrinya sendiri. Mo Weiwei tidak banyak berbicara, dia hanya mendengarkan ucapan Mo Guifei itu sembari sesekali tersenyum. Benar-benar menunjukkan perilaku seorang putri dari keluarga bangsawan. Tapi Li Jin, di lain sisi, dia tanpa ampun memberikan ungkapan yang menunjukkan bahwa dia tidak ingin menjadikan Mo Weiwei sebagai permaisurinya. “Ibu, Weiwei memang telah tumbuh sebagai wanita yang cantik. Berada di istana dan berkeliaran seperti tadi hanya akan membuat citranya buruk.” Ujar Li Jin. Ada sebuah batasan di era kuno, bahwa perempuan tidak boleh melakukan beberapa hal. Walau pun di era Tang Agung ini beberapa batasan itu telah dihilangkan, namun untuk seorang wanita bangsawan yang memiliki etiket yang kurang, tetaplah akan menjadikan wanita itu buruk di mata orang lain. Di era sebelum dinasti Tang Agung berdiri, tidak ada pejabat wanita, wanita hanya diperbolehkan untuk menjari istri utama atau menjadi selir, mengurus rumah tangga dan suami mereka. Tapi di era dinasti Tang Agung, hal seperti itu telah dicabut. Wanita diberikan kesempatan untuk mengambil tempat di pemerintahan jika dia mampu, salah satu contoh yang paling terlihat saat ini adalah pejabat wanita satu-satunya di Departemen Pendapatan. Dia adalah Wu Xinyi, murid dari Penasihat Agung Li Shufen, yang kini menjabat sebagai Menteri sementara Departemen Pendapatan. Kembali ke istana Putra Mahkota. Mo Guifei merasa kurang setuju dengan ucapan putranya itu. Dia juga tidak akan menyangka bahwa Li Jin akan menjawab ucapannya dengan ucapan yang begitu tak terduga. Dan ini adalah kali pertama Mo Guifei melihat Li Jin menolak keindahan yang bahkan sangat disukainya. Apakah karena keindahan itu adalah adik sepupunya? Mo Guifei dan Mo Weiwei pergi dari istana Putra Mahkota setelah Li Jin mengatakan bahwa dirinya sibuk. Sembari berjalan berdua, Mo Guifei merangkul lengan keponakannya yang ramping dan berkata, “Weiwei, kau tidak perlu khawatir. Kau juga tidak perlu risau dengan ucapan dari Biaoge-mu. Bibi akan membantumu, manjadikanmu sebagai Permaisuri, apapun yang terjadi.” “Wei’er samasekali tidak khawatir bibi. Aku yakin bahwa aku akan bisa memenangkan hati Yang Mulia Putra Mahkota.” Balas Mo Weiwei. Siapa yang tidak mau menjadi seorang permaisuri Putra Mahkota? Jika Mo Weiwei menjadi permaisuri Li Jin, maka tinggal selangkah lagi sebelum dia menjadi seorang Permaisuri Kaisar. Menjadi pemimpin harem sekaligus wanita nomer satu di Tang Agung, bukankah itu adalah impian setiap wanita? */ Ouyang Yuze tengah berada di lapangan untuk mengawasi para tentara yang berlatih. Dia cukup senggang hari itu, jadi setidaknya dia bisa duduk sembari mengawasi para bawahannya berlatih. Tapi itu tidak berlangsung lama, ya, waktu longgar Wakil Jenderal akhirnya berakhir saat Chen Yang datang padanya dengan sebuah surat. “Dari siapa?” Tanya Ouyang Yuze. Chen Yang tidak berani menjawab, dia langsung memberikannya pada Ouyang Yuze lalu lari dan tidak berbalik lagi. “Bocah itu!” Keluh Ouyang Yuze. Ouyang Yuze melihat amplop surat itu, ada segel yang di cap di atas kertas amplop. Ekspresi Ouyang Yuze berubah, dia tanpa membuka surat itu langsung pergi ke ruangan Wei Xiao Yue. Wei Xiao Yue tengah meninjau sebuah peta militer, dia tampak serius. Keseriusan itu berubah menjadi sebuah lelucon saat Ouyang Yuze masuk ke ruangannya dan hampir menabrak meja. “Apa kau Chen Yang?! Kenapa kau begitu ceroboh?!” Wei Xiao Yue tidak bisa membantu, tapi dia merasa kasihan dengan sahabatnya itu. “Xiao Yue, lihatlah!” Ouyang Yuze menunjukkan amplop surat yang diterimanya itu pada Wei Xiao Yue. Wei Xiao Yue melihat segel stempel yang ada di amplop surat. Ekspresinya langsung menegang, tapi itu hanya berlangsung sepersekian detik saja sebelum akhirnya dia tertawa terbahak-bahak. Ouyang Yuze, “….” “Aku kira Xiao Baili mengirimiku surat, ternyata itu untukmu.” Wei Xiao Yue melipat peta militernya lalu kemudian berbicara dengan suara mengejek, “kali ini kau akan berakhir.” Apa maksudnya? “Bagaimana ayah bisa tahu kalau aku sudah berada di Luoyang?!” Tanya Ouyang Yuze. Surat yang baru sampai ke tangan Ouyang Yuze itu adalah surat dari tuan Ouyang, ayah Ouyang Yuze. Pria tua itu akan selalu menyuruh putra pertamanya pulang, dan Ouyang Yuze sangat membenci hal itu. Bukannya dia tidak mau, tapi saat kakinya berpijak di halaman Fu orang tuanya, maka tuan Ouyang akan segera menyuruhnya menikah. Ya, itu adalah kata-kata yang akan diucapkan oleh tuan Ouyang pada Ouyang Yuze saat dia melihat putranya pulang ke Fu. “Jadi kau belum memberitahunya begitu kau kembali dari Longyu?” Tanya Wei Xiao Yue. Ouyang Yuze menggelengkan kepalanya, dengan tidak berdaya dia menjawab, “ayah akan memaksaku mengikuti kencan buta lagi! Aku membenci hal-hal semacam itu!” Wei Xiao Yue mendecakkan lidahnya, “ish, ish, kau memang bukan putra yang berbakti. Ayahmu menginginkan kau memiliki keturunan, kau adalah putra pertama keluarga Ouyang, jadi kau adalah harapannya!” Selain pandai dalam sastra dan juga bela diri, Ouyang Yuze juga memiliki kemampuan lain. Itu adalah kemampuan yang paling sering dia tunjukkan; mengomel dan mengoceh. Kata-katanya cukup pedas, tapi tidak sekejam kata-kata yang bisanya diucapkan oleh pasangan ayah dan anak angkat, Wei Xiao Yue dan Baili Qing Shi. “Kau sendiri belum menikah! Jadi jangan coba-coba untuk menceramahiku!” Ketus Ouyang Yuze. Wei Xiao Yue berbicara dengan suara pelan, “setidaknya aku telah memiliki putra.” Terakhir kali Ouyang Yuze pergi ke Ouyang Fu adalah saat dia akan pergi ke Jiangnan bersama pasukan kavaleri Wei Xiao Yue. Itu sudah satu bulan lebih. Dan saat pasukan Tang Agung kembali dengan membawa kemenangan, tuan Ouyang lagi-lagi mengirimi Ouyang Yuze surat untuk segera kembali ke Fu, tapi Ouyang Yuze kembali beralasan bahwa dia harus segera pergi ke Longyu untuk misi lanjutan. Ouyang Yuze bisa menghindari tuan Ouyang selama kurang lebih dua bulan, tapi kali ini, dia akan kesulitan untuk menghindari ayahnya. “Pergi saja, apa susahnya pergi ke Fu orangtuamu?” Wei Xiao Yue mendengus, “dia mungkin hanya akan menceramahimu, menunjukkan beberapa lembar potrait wajah wanita-wanita bangsawan, dan menyuruhmu untuk pergi menemui mereka. Selebihnya kau bisa melakukan semuanya seperti biasa.” Seperti apa? Di masa lalu, Ouyang Yuze pernah pergi untuk menemui beberapa gadis yang dipilih oleh ayahnya, tapi pertemuan itu tidak pernah berjalan dengan mulus. Jika bukan Ouyang Yuze yang kabur maka gadis-gadis itu yang kabur. Ouyang Yuze yang kabur berarti dia tidak datang ke pertemuan. Tapi jika para gadis yang kabur, maka ini sedikit sulit untuk dijelaskan. Ouyang Yuze nyaris dipukuli oleh salah seorang gadis karena kata-katanya. Terimakasih, itu semua berkata Wei Xiao Yue. Kata-kata idiom yang di ajarkan oleh Wei Xiao Yue, yang menunjukkan betapa mesumnya seseorang diucapkan oleh Ouyang Yuze, membuat harga dirinya sebagai sastrawan lenyap. Alhasil gadis itu pergi meninggalkannya, tidak kembali dan merasa malu. Ada pula kasus di mana Ouyang Yuze menyatakan bahwa dirinya adalah seorang lengan potong dan tidak menyukai wanita, pernyataan palsu ini tentu saja membuat wanita yang mendengarnya ketar-ketir. “Ayahku akan mengulitiku jika aku mempermalukannya lagi!” Ouyang Yuze membentak. “Kalau begitu carilah seorang gadis untuk kau bawa ke Fu, tidak bersungguh-sungguh, itu hanyalah sandiwara.” Wei Xiao Yue memberikan ide konyolnya, “setidaknya ayahmu akan senang.” Ide Wei Xiao Yue itu tidak buruk, tapi bagaimana caranya mereka menemukan wanita yang mau melakukan hal itu? “Apa kau memiliki kenalan?” Ouyang Yuze terlihat serius ketika dia menanyakan hal ini. “Tentu saja tidak!” Wei Xiao Yue mendecakkan lidahnya, “aku berkawan dengan puluhan ribu prajurit pria, dan aku hampir tidak memiliki kenalan wanita selain para pelayan tua di Fu-ku. Jadi bagaimana aku bisa memilikinya? Pun, jika aku memiliki adik perempuan, aku tidak akan membiarkanmu menikahinya!” Urat-urat biru mencuat dari dahi Wakil Jenderal Ouyang. Dia benar-benar ingin memberikan beberapa pukulan pada Wei Xiao Yue. “Hmm itu, kau sangat pandai berkata-kata. Ikutlah denganku dan bantu aku untuk kali ini saja.” Ouyang Yuze tidak bisa meluapkan emosinya pada Wei Xiao Yue yang menyebalkan karena dia masih membutuhkan bantuannya. Ouyang Yuze memang cerdas, tapi dia tidak selicik Wei Xiao Yue. Wei Xiao Yue adalah rubah licik yang memiliki seribu cara untuk keluar dari permasalahan. Hal ini juga lah yang membuat Ouyang Yuze bersabar padanya. “Hmmm untuk itu mari kita pikirkan selagi kita berjalan.” Wei Xiao Yue melipat jubah resminya dan enggan untuk memakainya lagi. Dia hanya mengenakan pakaian formal tipis yang jelas lebih nyaman. Keduanya keluar dari kantor militer istana dan hendak keluar dari istana Daming. Mereka terlebih dahulu pergi ke tempat kuda-kuda mereka ditempatkan. Dan saat itulah ide muncul di kepala Wei Xiao Yue. “Hei, lihatlah di sebalah sana.” Wei Xiao Yue menoleh ke arah di mana seseorang tengah berjalan. “Kenapa dengan pria kurus itu?” Kata Ouyang Yuze. Itu bukanlah pria melainkan wanita yang memakai pakaian pejabat. Umumnya, pakaian pejabat hanya dibuat dengan satu model, itu adalah jubah dengan ikat pinggang, dan juga topi yandun yang khas. “Dia Wu Xinyi! Bagaimana mungkin kau mengatakan dia adalah pria kurus?! Dia adalah wanita, dasar bodoh!” Ketus Wei Xiao Yue. Wu Xinyi, dia adalah murid Li Shufen yang kini menjabat sebagai pejabat sementara di Departemen Pendapatan. Dia juga adalah satu-satunya wanita yang terjun dalam politik di masa pemerintahan Kaisar Li Wei. “Aku rasa jika kau membawa wanita sepertinya untuk menemui ayahmu, dia pasti akan berhenti mengganggumu.” Bisik Wei Xiao Yue pada Ouyang Yuze. Ouyang Yuze memperhatikan wanita yang tengah berjalan memimpin beberapa pejabat rendah dari Departemen Pendapatan itu. Wanita itu memang terlihat sangat keren dan berwibawa!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN