Vice General Ouyang in Love

1987 Kata
Ouyang Yuze merasa sedikit malu setelah dia memikirkan ide yang diutarakan oleh Wei Xiao Yue padanya. Dia tanpa sadar telah kedapatan melirik Wu Xinyi, benar-benar tidak sopan. Selama hidupnya, Wakil Jenderal Ouyang Yuze memang tidak pernah bermain-main dengan keindahan. Wei Xiao Yue mungkin sedikit memiliki pengalaman jika harus berhadapan dengan wanita, ya, setidaknya Jenderal Wei Junior tahu harus berkata apa. Tapi Ouyang Yuze sangat bodoh dalam hal ini. Dia bahkan menolak untuk masuk ke rumah b****l, takut jika citranya sebagai sastrawan berbudi pekerti luhur akan luntur. “Ayo pergi, idemu hanya membuatku sakit kepala.” Kata Ouyang Yuze. Wei Xiao Yue melihat bagaimana wajah Ouyang Yuze memerah dan dia tidak bisa menahan tawanya. Wei Xiao Yue meletakkan lengannya untuk merangkul sahabatnya itu sembari sesekali menggodanya. “Aku tidak mengatakan bahwa wanita itu haruslah Wu Xinyi. Kau bisa mencari yang mirip dengannya. Wu Xinyi itu adalah murid Penasihat Li, mendapatkannya akan sangat sulit!” Ouyang Yuze melepaskan lengan Wei Xiao Yue yang melingkari bahunya dan bersiap untuk menendangnya. “Kau b*****h!” Wei Xiao Yue dengan kecepatan tinggi berlari menuju ke kudanya. Dia memacunya kudanya dan meninggalkan gerbang istana, mengolok-ngolok Ouyang Yuze yang tertinggal di belakang. Tidak butuh waktu lama untuk Ouyang Yuze dan Wei Xiao Yue sampai di Fu keluarga Ouyang. Fu besar itu tertutup rapat, tampak sepi jika dilihat dari luar. Kedua pria itu masih duduk di punggung kudanya, saling memandang seperti dua orang bodoh yang terlambat masuk sekolah. Wei Xiao Yue akhirnya tidak tahan lagi. Dia berteriak pada Ouyang Yuze. “Apakah kau ingin menghabiskan malam di luar sini?! Ini sudah waktu tiga dupa! Aku lelah! Jika kau tidak akan turun, maka biarkan aku turun dan masuk!!” “Pelankan suaramu! Siapa yang tahu jika ayahku tengah berada di halaman bersama burung peliharaannya yang bodoh itu!” Ouyang Yuze akhirnya turun dari kudanya. Wei Xiao Yue juga turun dari kudanya, mengikat kudanya di pohon yang ada di depan pagar tanah liat kediaman Ouyang. Bahkan setelah dia selesai mengikat kudanya, Ouyang Yuze masih belum mengetuk pintu masuk. Wei Xiao Yue merasa bahwa kesabarannya telah lenyap ke udara yang tipis, dia dengan langkah tergesa-gesa segera mengetuk pintu masuk kayu itu beberapa kali. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu itu berubah menjadi gedoran yang sangat keras. Membuat gonggongan anjing keluarga Ouyang terdengar ke seluruh penjuru Fu. Wei Xiao Yue, “….” “Hmmph! Kau layak mendapatkannya!” Ouyang Yuze mendengus, “Xiao Xianzi akan menggigitmu!” Wei Xiao Yue melupakan satu hal tentang kediaman Ouyang ini. Ya, itu adalah anjing tua bernama Xianzi. Dia lupa bahwa anjing tua itu belum mati dan masih sehat. Tak lama berselang, pintu masuk akhirnya terbuka. Seorang pelayan laki-laki membukakan mereka pintu dan menyambut keduanya. “Di mana ayahku?” Ouyang Yuze mengecilkan suaranya, takut jika ayahnya akan mendengarnya. “Tuan muda, tuan ada di dalam.” Kata pelayan itu. Ouyang Yuze melangkah masuk dan membiarkan pelayan itu untuk mengantarnya ke ayahnya. Tapi bahkan sebelum mereka sampai ke paviliun tuan Ouyang, pelayan itu telah membuat keributan dengan berteriak “tuan muda ada di sini, tuan muda telah kembali!” Ouyang Yuze, “…..” Baik Wei Xiao Yue atau pun Ouyang Yuze akhirnya masuk ke dalam paviliun. Di dalam, tuan Ouyang telah menunggu keduanya. “Ayah, aku datang.” Ouyang Yuze segera membungkuk dan memperlihatkan sikap seorang anak yang berbakti. “Kau rupanya tidak lupa untuk pulang.” Jawab tuan Ouyang. Bagaimana mungkin dia lupa pulang saat surat dari ayahnya telah menumpuk di meja kerjanya?! “Paman, Xiao Yue juga berada di sini.” Wei Xiao Yue tersenyum manis saat dia berkata, “apakah paman baik-baik saja?” “En.” Kata tuan Ouyang. Wei Xiao Yue tiba-tiba mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya. Itu adalah sebuah kotak kayu berukuran sedang. “Xiao Yue memiliki sesuatu untuk paman.” Ouyang Yuze, “….” “Oh? Kau tidak perlu repot-repot di saat putra paman sendiri bahkan lupa untuk memberikan sesuatu pada ayahnya sendiri.” Tuan Ouyang menolak melalui ucapan, tapi di dalam hatinya dia sangat menghargai pemberian dari Wei Xiao Yue itu. “Penjilat ini, kapan dia menyiapkannya?!” Ouyang Yuze menatap Wei Xiao Yue dengan tatapan tidak percaya saat di dalam hatinya dia juga berceloteh. Ada gelang giok di dalam kotak kayu kecil itu. Gelang berwarna hitam, tampak mewah dan juga langka. Tapi perhiasan semacam ini biasanya hanya diberikan pada seorang gadis, tapi kenapa Wei Xiao Yue memberikannya pada tuan Ouyang? “Paman, itu adalah gelang yang dibuat dari batu giok hitam. Selain indah, gelang ini juga bermanfaat untuk kesehatan.” Ujar Wei Xiao Yue. Tuan Ouyang tampak senang dengan hadiah itu. Setidaknya dengan pemberian Wei Xiao Yue itu, tuan Ouyang tidak akan memarahi Ouyang Yuze terlalu lama. “Ayah, bagaimana kabar ayah selama ini?” Ouyang Yuze akhirnya berniat untuk memulai percakapan. “Tidak begitu baik. Selain semakin menua, ayahmu ini tidak lebih baik dari sebelumnya.” Kata tuan Ouyang acuh tak acuh. Pembicaraan akhirnya mengarah ke topik yang membuag Ouyang Yuze menyerah bahkan sebelum mendengarnya lebih jauh. Topik itu selalu akan dimulai dengan keluhan tuan Ouyang yang selalu sama. Yang memamerkan bahwa teman-temannya telah memiliki cucu, bahwa dia sudah tua dan ingin melihat cucu dari Ouyang Yuze. Hanya mendengarnya saja sudah membuat Ouyang Yuze sakit kepala. Wei Xiao Yue, di lain sisi, dia yang selalu terlibat dengan masalah anak dan ayah ini bahkan sudah hapal dengan urutan percakapan tuan Ouyang. “Sesudah ini, dia akan menyuruhmu untuk pergi menemui beberapa putri dari keluarga bangsawan.” Wei Xiao Yue berbisik saat tuan Ouyang berjalan menuju ke rak kayu di belakang meja kerjanya. Dan ucapan Wei Xiao Yue itu tidak mungkin salah. Tuan Ouyang telah kembali dengan beberapa gulungan di pelukannya, itu adalah gulungan bergambar beberapa potrait dari beberapa wanita dari keluarga bangsawan. Ouyang Yuze menelan air ludahnya, jakunnya bergerak, tampak tidak menyukai kelanjutan dari percakapan mereka hari ini. Tuan Ouyang, “Ini…” “Ayah tunggu!” Ouyang Yuze segera membuka mulutnya untuk menghentikan ayahnya berbicara lebih banyak. Wei Xiao Yue juga cukup terkejut, tapi di sisi lain dia juga menantikan ucapan apa yang ingin dikatakan oleh Ouyang Yuze. “Ada apa?” Tanya tuan Ouyang. “Ayah tidak perlu menunjukkan semua gambar ini padaku.” Kata Ouyang Yuze. Tuan Ouyang mengerutkan keningnya, “Kenapa?” “Itu.., itu,” Ouyang Yuze terlihat ragu-ragu sebelum akhirnya berkata, “itu karena aku sudah mempunyai gadis pilihanku sendiri!” Wei Xiao Yue tidak bisa tidak membelalakkan matanya. Dia tampak sangat terkejut dengan ucapan cepat yang baru saja diucapkan oleh Ouyang Yuze itu. Ini benar-benar diluar perkiraannya. “Benarkah?” Tuan Ouyang tampak bersemangat ketika dia bertanya pada putranya, “dari keluarga mana dia? Biarkan ayahmu ini mengurus sisanya, kau hanya perlu mengatakan dari keluarga mana dia berasal!” Wei Xiao Yue mengangguk seperti orang bodoh ketika dia juga mendukung pertanyaan dari tuan Ouyang itu. “Itu, itu, itu adalah urusanku.” Ouyang Yuze berkata, “biarkan aku melakukannya sendiri kali ini. Aku, aku akan membawanya ke Fu begitu aku siap.” Tuan Ouyang mencondongnya kepalanya, “nak, kau tidak berbohong kan?” Ouyang Yuze buru-buru menjawab, “Tentu saja tidak!” “Kalau begitu kau harus benar-benar membawanya kemari.” Kata tuan Ouyang. Wei Xiao Yue merasa bahwa Wakil Jenderalnya benar-benar telah mengambil keputusan yang sangat sulit. Dia tidak akan menyangka bahwa Ouyang Yuze akan menutupi kebohongannya dengan kebohongan lain. Kini Ouyang Yuze benar-benar berada dalam masalah besar! “Apa yang kau pikirkan tentang semua ini?” Tanya Wei Xiao Yue, “bagaimana kau akan membawa wanita yang bahkan tidak pernah ada di hidupmu itu?” Ouyang Yuze menjawab dengan penuh keputus asaan, “aku harus membawanya bagaimana pun caranya, jika tidak, ayahku pasti akan mengulitiku dan melemparkanku ke kandang Xianzi.” Wei Xiao Yue melemparkan dirinya ke sebuah bangku besar yang ada di halaman Fu, dia menatap langit dan mengejek Ouyang Yuze, “kau bahkan tidak pernah melihat wanita begitu lama, siapa yang akan kau bawa kemari untuk kau jadikan istrimu?!” “Aku baru saja melakukannya.” Ucap Ouyang Yuze dengan suara yang nyaris hilang bersama udara. Wei Xiao Yue merasa bahwa Ouyang Yuze telah mengatakan sesuatu. Mungkin obat yang diberikan oleh Zhang Wei padanya memang benar-benar memulihkan pendengarannya. Wei Xiao Yue segera duduk kembali dan bertanya. “Apa maksudmu? Siapa yang…” Wei Xiao Yue akhirnya mengerti, ini benar-benar sangat mengejutkan. Ouyang Yuze, sahabatnya, yang telah melewati hidup dan mati bersamanya, yang terobsesi dengan sastra dan puisi, akhirnya jatuh cinta! Ouyang Yuze akhirnya memutuskan untuk mengejar seorang wanita! “Wu Xinyi! Kau..kau benar-benar jatuh cinta padanya?!” Wei Xiao Yue menepuk pundak Ouyang Yuze seraya berkata, “itu adalah cinta pada pandangan pertama. Kawan ku, aku akan membantumu!” “Jangan mengolok-ngolokku, aku hanya ingin memenuhi permintaan ayahku. Tapi aku tidak begitu yakin akan hal ini.” Ouyang Yuze menghela napas putus asa dan berkata, “hmm, mungkin nona Wu akan menamparku jika dia tahu bahwa aku menjadikannya target demi kepentingan keluargaku.” Ouyang Yuze mengguncang Wei Xiao Yue, “Xiao Yue! Katakan sesuatu, bukankah seharusnya kau mengatakan sesuatu di saat-saat seperti ini?!“ Wei Xiao Yue menepis tangan Ouyang Yuze dan dia kembali berbaring, menatap langit sembari berkata pada Ouyang Yuze, “aku akan membantumu, tenang saja.” “Kau, kau bersungguh-sungguh kan?” Tanya Ouyang Yuze. “Ya, tapi wanita ini adalah murid Li Shufen! Li Shufen! Aku tidak yakin bahwa kau akan berhasil.” Wei Xiao Yue menepuk punggung Ouyang Yuze dan berkata, “tapi kau jangan putus asa.” */ Kuil Tian Tang, Pegunungan Siyuan. Xiao Baili tidak pernah membuang waktunya walau pun itu hanya sedetik saja untuk bermain-main. Dia langsung menuju ke kamarnya, tempat yang memang telah disiapkan untuknya. Di dalam kamar yang memiliki luas tidak lebih dari separuh ruangannya di Wei Fu itu, Baili Qing Shi terlihat sedang membaca buku-buku pengobatan. Jika Baili Qing Shi bosan berada di kamarnya, maka dia akan berjalan-jalan untuk kemudian mencari tempat yang nyaman untuk membaca. Selain belajar, Baili Qing Shi juga membantu para bikkhu yang ada di sana. Terkadang dia akan menyapu di halaman kuil, terkadang pula dia akan berada di dapur untuk membantu memasak makanan. Baili Qing Shi juga tidak sungkan untuk memperdalam agamanya, dia sering ikut dalam ibadah, melantunkan sutra Buddha dan ikut membakar dupa. Zhang Wei tidak melepaskan pandangannya pada Baili Qing Shi. Dia kini berstatus sebagai shifu (guru) anak itu, jadi Zhang Wei harus memperhatikan Baili Qing Shi. Perasaannya menjadi campur aduk saat Zhang Wei memikirkan masa lalu Baili Qing Shi. “Buddha, pemuda yang berdiri di bawah pohon, yang sedang memegang sapu dan tersenyum pada setiap orang yang lewat itu adalah Putra Mahkota negeri ini.” Zhang Wei berbicara di dalam hatinya, “dia tidak seharusnya berada di sini. Dia seharunya berada di istananya, bersama dengan Kaisar dan Permaisuri. Hamba yang rendah hati ini hanya bisa memohon agar dia selalu diliputi kebahagiaan, agar dia bisa hidup tanpa penderitaan, dan agar dia selalu mendapatkan berkah dari-Mu.” Waktu dua hari berlalu dengan cepat. Baili Qing Shi dengan penuh semangat mengambil kuas dan kertasnya, dia berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke tempat Zhang Wei. “Shifu!” Baili Qing Shi berjalan menuju ke perpustakaan dimana Zhang Wei tengah membaca buku di dalam sana. “Tuan muda, kenapa kau mencariku?” Tanya Zhang Wei. Baili Qing Shi memperlihatkan kuasnya, “aku siap untuk kau uji. Aku sudah membaca buku-buku itu.” Zhang Wei nampak tidak percaya. Ya, bagaimana tidak, pemuda itu tampak sibuk melakukan pekerjaan di kuil, kapan dia menyelesaikan semua bacaan-bacaan itu? “Apakah tuan muda yakin?” Tanya Zhang Wei. “Aku sudah mencatat semuanya dan aku sudah mempelajari semua buku yang Shifu berikan padaku.” Baili Qing Shi menyeringai, “aku akan belajar lagi jika aku gagal dalam ujian kali ini. Mohon bimbingannya Shifu.” Zhang Wei tidak bisa melakukan apapun, dia hanya bisa mengangguk tidak berdaya sembari mengiyakan ucapan Baili Qing Shi. “Kalau begitu, ikut aku.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN