Crown Prince’s Woman

2083 Kata
Waktu siang hari untuk bisa sampai ke waktu sore hari memang tidak akan terlalu terasa membosankan jika dilakukan sembari melakukan sesuatu. Baili Qing Shi, setelah dia berbicara cukup lama dengan bocah yang usianya berjarak empat belas tahun darinya, dia pergi ke dapur untuk membantu para bikkhu membersihkan tempat makan. Tuan muda Baili juga tidak segan-segan untuk menyapu halaman luar kuil, menjadi sukarelawan tampan sembari menunggu kedatangan Zhang Wei. Barulah saat matahari hampir tenggelam, Zhang Wei keluar bersama satu orang peziarah terakhir. Dia kemudian berjalan mendekat ke tempat di mana Baili Qing Shi menyapu. “Tuan muda, maafkan aku karena aku harus membuatmu menunggu begitu lama.” Ujar Zhang Wei. Baili Qing Shi segera berbalik dan menghentikan aktifitas menyapunya. “Oh? Shifu akhirnya selesai. Tidak apa-apa, aku juga banyak melakukan hal sembari menunggumu.” “Apakah kau sudah makan?” Tanya Zhang Wei. Baili Qing Shi mengangguk, “en, sudah. Makanan di kuil ini adalah makanan terenak kedua yang pernah aku makan.” Zhang Wei tersenyum dan dengan suara lembut berkata, “jadi sudah ada yang menempati posisi pertama?” “Itu adalah masakan Yifu-ku.” Jawab Baili Qing Shi. Masakan Wei Xiao Yue? Apakah benar makanan itu seenak masakan dapur para koki di kuil Tian Tang? Dulu, Wei Xiao Yue bisa memasak, tapi dia tidak bisa dikategorikan sebagai manusia yang pandai memasak. Jika dibandingkan dengan Ouyang Yuze, maka reputasi memasak Jenderal Wei Junior jauh lebih buruk. Wei Xiao Yue tidak pernah belajar memasak,dia hanya memasukkan bahan makanan sesuka hatinya ketika dia memiliki niat untuk membuat makanan. Tidak ada pertimbangan dalam memasukkan bumbu atau niat mencoba masakannya sebelum memberikan makanan itu pada orang lain. Ya, setidaknya itulah fakta kasarnya. Hal itu bukanlah yang aneh karena pada dasarnya Wei Xiao Yue adalah tuan muda dari keluarga bangsawan. Dia besar dengan kekayaan yang melimpah, jadi tak heran jika dia tidak pernah memikirkan masalah makanan. Tapi itu dulu, dulu sekali sebelum akhirnya Wei Xiao Yue menjadi mandiri dan pandai melakukan pekerjaan dapur. Di masa-masa saat Wei Xiao Yue dan Ouyang Yuze tengah melakukan penyamaran, posisi terburuk dalam memasak ditempati oleh Ouyang Yuze. Saat itu, hampir semua urusan rumah tangga dikerjakan oleh Wei Xiao Yue. Ini adalah hal yang mengejutkan, tentu saja. Ouyang Yuze yang juga besar dalam keluarga bangsawan tidak pernah bisa melakukan pekerjaan rumah tangga dengan baik. Wei Xiao Yue juga selalu melarangnya memasuki dapur, takut jika dia akan memecahkan piring atau pun membakar pondok tempat mereka tinggal sebagai Wen bersaudara. Zhang Wei mengajak Baili Qing Shi menuju ke sebuah bangunan yang ada di sebelah barat kuil, itu berdekatan dengan paviliunnya. Di sana ada perpustakaan kecil yang menyimpan banyak buku. Buku-buku di sana adalah buku-buku yang kebanyakan berasal dari sumbangan, Baili Qing Shi adalah salah satu donatur utamanya. “Tunggu sebentar, aku akan mengambil beberapa buku.” Kata Zhang Wei. Zhang Wei kembali dalam waktu singkat sembari membawa banyak tumpukan buku kesehatan dan juga pengobatan Cina. Ada sekitar sepuluh sampai lima belas buku yang dibawanya, tampak berat dan juga membosankan. “Ini adalah buku-buku yang aku saring. Semua buku ini menjelaskan bagaimana penyakitmu dan penyakit Yifu-mu terjadi. Untuk penyakitmu, aku bisa menyimpulkan itu karena pengaruh obat. Untuk itu, Shifu ini akan mencoba metode akupuntur untuk menekan rasa sakit yang kambuh. Kau tidak akan meminum ramuan herbal lagi.” Zhang Wei menundukkan matanya, bulu matanya terkulai, dia berkata, “maafkan Shifu ini tuan muda.” Baili Qing Shi, “Shifu, apa yang Shifu katakan? Aku sudah bilang bahwa kau tidak pernah salah. Kau hanya mencari alternatif untukmu, jika bukan karena Shifu, maka aku, Baili Qing Shi, tidak akan bisa menikmati hari-hariku sebagai pemuda paling populer di ibukota Luoyang.” Zhang Wei tersenyum ketir. Di dalam hatinya dia berkata, “tapi hamba juga yang telah menyebabkan Yang Mulia menderita. Hamba..” Segala pemikiran dan penyelsalan Zhang Wei akhirnya terputus begitu Baili Qing Shi menegurnya. “Shifu, lalu bagaimana dengan penyakit Yifu-ku?” “Pertama-tama, izinkan Shifu ini bertanya.” Zhang Wei sembari membuka salah satu buku berkata, “apakah herbal yang diberikan pada Yifu-mu bergungsi?” “En.” Baili Qing Shi mengangguk, “Yifu rutin meminum herbal itu. Dan menurutnya dia sudah membaik dan juga pulih. Tapi aku masih merasa bahwa dia belum sepenuhnya pulih.” Wei Xiao Yue tentu saja tidak akan mengatakan pada Baili Qing Shi bahwa dia masih sakit. Jika sedikit saja keluhan mengenai tubuhnya dia utarakan pada putra angkatnya, Baili Qing Shi, maka Baili Qing Shi pasti akan langsung panik dan berlari ke kuil Tian Tang untuk meminta Zhang Wei memberikannya obat-obatan. “Seperti apa yang telah aku katakan. Obat juga adalah racun. Dia tidak sebaiknya meminum banyak obat dalam jangka waktu yang lama.” Zhang Wei berkata, “dia telah meminum ramuan sejak dia masih muda. Dan itu telah menjadikan tubuh Yifu-mu penuh dengan racun, kita tidak bisa memberikannya lebih banyak.” Baili Qing Shi mengerutkan keningnya, “lalu apa ada alternatif lain Shifu?” Zhang Wei tidak terburu-buru dalam menjawab. Dia membuka halaman buku lalu kemudian menunjuk sebuah halaman di mana ada metode pengobatan di dalamnya. Dia menyerahkan buku itu itu pada Baili Qing Shi sembari menjelaskan. “Menggunakan akupuntur. Aku telah mempelajari sejumlah titik akupuntur yang digunakan untuk memperkuat indera. Dan juga, jika ada masalah dengan syarafnya, maka kita juga bisa memakain teknik akupuntur ini.” Baili Qing Shi mengangguk, “aku datang kemari juga karena aku ingin belajar dari Shifu. Biarkan aku mempelajari semuanya.” “Tentu saja.” Kata Zhang Wei, “aku akan mengajari tuan muda semampuku.” Niatan Baili Qing Shi untuk belajar ilmu pengobatan karena dirinya dan Yifu-nya. Dia harus sembuh untuk merawat Wei Xiao Yue. Dan Wei Xiao Yue harus sembuh dari penyakitnya agar keduanya bisa saling menjaga. “Bacalah buku-buku ini, lalu kemudian catat semua hal-hal yang menurutmu penting ke dalam buku catatanmu.” Zhang Wei memberikan sebuah kuas pada Baili Qing Shi, “kapan pun tuan muda siap, aku akan menguji tuan muda.” Ujian pertama yang harus dilalui oleh Baili Qing Shi adalah ujian komprehensif. Sebelum dia turun tangan secara langsung dalam mengobati, dia terlebih dahulu harus memahami apa itu pengobatan. Dan buku-buku yang diberikan oleh Zhang Wei padanya itu adalah buku-buku pengobatan dasar yang harus Baili Qing Shi kuasai. “Aku mengerti Shifu.” Baili Qing Shi bertekad, “aku akan segera memberitahu Shifu saat aku sudah siap.” */ Chu Hua, selir baru Li Jin masih belum kehilangan cinta dari Putra Mahkota Li Jin. Chu Hua masih menjadi kesayangan Li Jin bahkan setelah satu bulan berlalu. Hal ini tentu saja membuat Mo Guifei was-was, takut jika Chu Hua akan mengandung anak Li Jin. Tapi semuanya sudah diurus, Mo Guifei secara khusus menyuruh dapur istana untuk memasukkan herbal pada makanan Chu Hua agar Chu Hua tidak mengandung. Mungkin inilah penyebab kenapa selir Li Jin itu belum mengandung walau pun hampir setiap malam Li Jin mengganggunya. Chu Hua tengah berada di paviliunnya saat Li Jin datang. Cuaca agak sedikit panas, membuat orang-orang malas untuk keluar. “Kau sibuk bahkan saat aku di sini.” Li Jin tengah berbaring di pangkuan Chu Hua, tapi dia masih memprotes bahwa Chu Hua mengabaikannya. Gadis muda itu samasekali bukan mengabaikan Li Jin, dia hanya sibuk menjahit sesuatu. “Chu Hua sedang membuatkan sapu tangan untuk Yang Mulia.” Kata Chu Hua, “cuaca di luar mulai panas, dan Yang Mulia membutuhkan sapu tangan untuk menyeka keringat.” Li Jin masih tidak mau menerima alasan ini, dia berkata, “aku bisa meminta biro penjahit untuk membuatkannya untukku. Kau tidak perlu repot-repot.” Chu Hua berhenti sejenak dari aktivitas menjahitnya, dia kemudian berkata. “Itu tentu saja berbeda Yang Mulia. Walau pun kemampuanku tidak sebagus kemampuan para penjahit di biro penjahit istana, tapi aku benar-benar ingin membuatkan satu untuk Yang Mulia.” Inilah yang membuat Chu Hua berbeda dan sangat disukai oleh Li Jin. Gadis-gadis lain yang pernah tidur dengan Li Jin hanya memikirkan bagaimana mereka bisa mendapatkan keuntungan darinya, tapi Chu Hua tidak. Sebaliknya, gadis itu lebih memikirkan bagaimana caranya untuk bisa memberi, memberikan sesuatu yang bisa dia berikan pada Li Jin. Setidaknya itulah yang dipikirkan oleh Li Jin. Li Jin bangun dari pangkuan Chu Hua, “benarkah? Kalau begitu biarkan aku melihatnya.” “Jangan Yang Mulia, ini masih belum jadi.” Chu Hua menyembunyikan sapu tangan itu dibalik tubuhnya. Membuat Li Ji semakin menyukainya. Li Jin sangat menyukai jenis rayauan seperti ini, walau pun pada dasarnya Chu Hua tidak berniat untuk merayunya. Alih-alih menangkap sapu tangan dibelakang tubuh Chu Hua, Li Jin malah meraih hal ini. Dia seperti singa angkuh, menerkam dan melumat mangsanya sesuai dengan keinginannya. Dan kini, bibir merah delima Chu Hua yang lagi-lagi harus dilumatnya. Setelah terikat cukup lama, Li Jin akhirnya melepaskan bibirnya dari bibir Chu Hua. Dia tiba-tiba bertanya, “selama aku mengenalmu, kau tidak pernah meminta sesuatu padaku. Apakah kau membutuhkan sesuatu? Pakaian baru? Aksesoris? Sepatu? Aku bisa memberikan semuanya padamu.” Inilah yang ditunggu-tunggu oleh Chu Hua. Selama ini dia menantikan bahwa Li Jin akan membantunya membebaskan saudara laki-lakinya dari cengkraman Ge Qing Jing. Tapi Chu Hua terlalu takut jika Ge Qing Jing akan mengetahuinya, jadi dia hanya bisa diam. Tapi kali ini, Chu Hua tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan langit padanya. Chu Hua terlihat membisikkan sesuatu ke telinga Li Jin. Li Jin, setelah mendengar bisikan dari Chu Hua, dia langsung mengangguk. Beberapa saat kemudian, Li Jin menyuruh Ge Qing Jing untuk masuk. Ge Gonggong langsung masuk begitu dia dipanggil, tidak berani membuat Li Jin menunggu terlalu lama. “b***k ini di sini Yang Mulia.” Jawab Ge Qing Jing. “Aku memiliki tugas untukmu.” Kata Li Jin. Ge Qing Jing, “Silahkan Yang Mulia katakan.” “Aku mendengar bahwa ada restoran yang tengah digemari di ibukota. Restoran itu sangat ramai, tapi mereka hanya menyediakan sepuluh porsi menu setiap harinya. Aku juga mendengar bahwa kue osmanthus mereka sangat lezat banyak diburu oleh orang-orang.” Li Jin berkata, “kau, pergi dan bawakan aku kue osmanthus itu. Kau harus mendapatkannya hari ini juga.” Ge Qing Jing merasakan keanehan, dia melirik Chu Hua sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya pada Li Jin. Dia berkata, “hamba akan menyuruh…” “Kau harus pergi sendiri.” Li Jin dengan tegas berkata, “kau adalah kasim Putra Mahkota, kau memiliki token yang bisa menunjukkan identitasmu sehingga kau akan mendapatkan kue itu untukku. Pergilah sekarang juga.” Ge Qing Jing tidak lagi berani berbicara. Dia segera undur diri dan pergi dari paviliun Chu Hua. Begitu Ge Qing Jing telah pergi, Li Jin akhirnya menyuruh Chu Hua untuk mengatakan keinginananya. Dia berkata, “sekarang Ge Gonggong telah pergi ke luar istana, kau bisa mengatakan keinginanmu. Aku juga penasaran, kenapa kau harus mengatakannya saat Gonggong itu pergi.” Alih-alih menjawab ucapan Li Jin, Chu Hua malah berurai air mata. Dia menangis tersedu-sedu. Li Jin yang melihat wanitanya menangis tepat di depan matanya segera memeluk Chu Hua. Dengan suara lembut Li Jin berkata, “kau bisa mengatakannya padaku. Aku adalah Putra Mahkota, aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti wanita ku.” Chu Hua melepaskan dirinya dari pelukan Li Jin. Dia segera memperbaiki posisinya, dia berdiri lalu kemudian bersujud di depan Li Jin, “Yang Mulia, Yang Mulia tolong selamatkan adik saya. Tolong selamatkan adik laki-laki saya!” Li Jin sangat terkejut dengan perubahan situasi ini. Dia buru-buru menarik Chu Hua, tidak berani membiarkan gadis itu bersujud terlalu lama. “Apa yang sebenarnya terjadi? Bangun dulu, kau jangan begini. Katakan dan aku akan membantumu!” Chu Hua terisak dan Li Jin membantu gadis itu menenangkan dirinya. Barulah setelah Chu Hua tenang, Li Jin berkata, “sekarang hanya ada kita berdua, kau bebas mengatakan apapun yang ingin kau katakan.” “Ge Gonggong menahan adikku. Dia adalah satu-satunya keluarga Chu Hua, hanya Yang Mulia yang bisa menolongku.” Chu Hua berkata, “Chu Hua dijual sebagai b***k ke istana oleh Ge Qing Jing dan dia menawarkan Chu Hua untuk tidur dengan Yang Mulia. Chu Hua takut untuk mengatakan hal ini. Mulanya aku tidak ingin, tapi begitu Chu Hua merasakan kasih sayang dari Yang Mulia, Chu Hua menjadi berubah pikiran. Berkat Yang Mulia Chu Hua bahagia. Ini adalah kali pertama dalam hidupku aku memiliki seorang suami, dan dia begitu baik padaku. Tidak memperlakukanku sebagai b***k, tapi sebagai wanita.” Mulanya Li Jin merasa marah atas ucapan Chu Hua. Itu lebih terkesan bahwa dia sengaja dibawa oleh Ge Qing Jing untuk memenuhi nafsunya saja. Tapi kata-kata terakhir Chu Hua berhasil meredakan kemarahan Li Jin. Lin Jin tampak bahagia saat mendengar Chu Hua menyebutnya sebagai suami.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN