Alasan Permaisuri Liu Li Shu menunda pemilihan Permaisuri untuk Putra Mahkota Li Jin selain karena dua hal yang telah dijelaskan olehnya, itu juga karena alasan lain. Dia tidak ingin klan Mo yang telah berkuasa di politik istana kembali harus berkuasa di harem juga. Hal ini akan membuat klan Mo menjadi semakin kuat. Untuk itu Permaisuri Liu Li Shu harus menemukan solusi dari permasalahan ini.
Kini hanya ada Permaisuri Liu Li Shu dan Qiao Mama di istana Feng Gong. Permaisuri tengah memikirkan masalah Permaisuri ini.
“Qiao Mama, apakah sudah ada berita dari Liu Qianfan?” Tanya Permaisuri Liu Li Shu.
Qiao Mama menuangkan teh dingin untuk Permaisuri Liu Li Shu dan berkata, “Marquis Liu belum memberikan kabar apapun Yang Mulia. Yang Mulia Permaisuri tidak perlu khawatir, Marquis pasti akan segera memberitahu Yang Mulia jika dia sudah mendapatkan kepastiannya.”
*/
Kondisi politik di istana menjadi stabil setelah kasus korupsi militer ditangani beberapa waktu yang lalu. Satu bulan telah berlalu, dan walau pun Wei Xiao Yue merasa masih belum mencabut jamur korupsi ini sampai ke akarnya, setidaknya separuh dari penyakit pejabat ini telah diatasi.
Ujian Kekaisaran akan segera berlangsung dalam waktu satu bulan. Semua departemen sibuk mempersiapkan hal ini, termasuk militer istana. Bidang militer adalah salah satu bidang dari dua bidang yang akan menjadi acuan utama terpilihnya para peserta.
Ujian terbagi atas dua bidang, yang pertama adalah sastra dan yang kedua adalah militer. Para peserta harus lolos salah satu dari dua bidang ujian agar mereka bisa masuk dan menjadi pejabat Kekaisaran atau menjadi seorang Tentara Militer. Para peserta tidak hanya akan berasal dari Luoyang melainkan dari segala penjuru Tang Agung. Tidak hanya putra dari keluarga bangsawan, tapi seluruh lapisan masyarakat dengan usia tertentu bisa mengikuti ujian ini. Pemuda berusia delapan belas hingga dua puluh dua adalah persyaratan utamanya.
Wei Xiao Yue secara khusus ditunjuk sebagai penilai dalam ujian militer kali ini. Dia bersama dengan Liu Qianfan akan sama-sama menilai peserta yang akan mendaftarkan diri mereka dalam ujian Kekaisaran di bidang militer. Jadi wajar saja jika dalam beberapa minggu ke depan Wei Xiao Yue akan sibuk.
Begitu kembali ke Wei-Fu, Wei Xiao Yue melihat Baili Qing Shi yang tengah berlatih pedang. Pemuda itu sangat rajin berlatih selama beberapa minggu belakangan ini, dia bahkan meminta Wei Xiao Yue mengajarinya memanah. Melihat antusias Baili Qing Shi itu, Wei Xiao Yue jadi terpikirkan untuk menyuruhnya ikut dalam Ujian Kekaisaran kali ini. Usianya sudah sangat cukup dan dengan kemampuannya, maka besar kemungkinan bahwa dia akan menjadi seorang ZhangYuan atau pencetak nilai tertinggi di ujian.
“Dia tidak akan mudah dibujuk.” Wei Xiao Yue bahkan telah merasa putus asa karena akan kemungkinan ini.
Pria pesimis, Wei Xiao Yue, menghampiri Baili Qing Shi yang masih berlatih. Dia berkata, “kemari dan beristirahatlah.”
“Yifu!” Baili Qing Shi langsung menghentikan aktifitasnya dan duduk di sebuah kursi yang ada di paviliun terbuka.
“Bagaimana keadaanmu? Apakah kau meminum obat dari Zhang Shifu?” Tanya Wei Xiao Yue.
Baili Qing Shi menganggukkan kepalanya, terlihat begitu jujur, “tentu saja. Bagaimana dengan Yifu?”
“Ehm, aku.., aku tentu saja meminumnya. Bukankah kau selalu mengawasiku?!” Ketus Wei Xiao Yue.
“Itu benar.” Baili Qing Shi berkata, “kalau begitu aku akan pergi ke kuil Tian Tang besok untuk mengambil obat lagi. Aku juga ingin bertemu Zhang Shifu.”
“Kau akan pergi sendiri? Ajaklah Chen Yang atau Lin Bo.” Kata Wei Xiao Yue.
“Bo Ge sangat sibuk semenjak dia mendapatkan promosi.” Baili Qing Shi menuangkan air putih untuk dirinya sendiri dan meneguknya, “aku akan pergi sendiri saja.”
Lin Bo telah resmi menjadi komandan pasukan Tentara Militer. Dia mendapatkan promosi langsung dari Kaisar Li Wei atas semua jasanya. Jadi wajar saja jika Lin Bo jarang bertemu dengan Baili Qing Shi. Dia selalu sibuk dengan urusan militer istana.
“Kau seharusnya memiliki banyak teman. Aiya.” Wei Xiao Yue menghela napas saat dia mengatakan ini. Dan Baili Qing Shi hanya terkekeh.
“Yifu, aku mungkin akan tinggal di kuil Tian Tang selama beberapa hari. Ada yang ingin aku lakukan di sana.” Ucap Baili Qing Shi.
Wei Xiao Yue mengernyitkan alisnya. Dia tampak heran saat di bertanya, “berapa lama? Dan apa yang kali ini kau rencanakan?”
“Aku hanya ingin tinggal untuk menenangkan diri. Kantor militer ibukota pasti akan sibuk, petugas Han mau tidak mau akan memanggilku untuk mambantu di sana. Aku hanya ingin tinggal selama beberapa minggu saja. Aku berjanji tidak akan berbuat ulah atau pun pergi ke mana-mana.” Kata Baili Qing dengan bersungguh-sungguh.
Semenjak dia tinggal bersama Baili Qing Shi, Wei Xiao Yue tidak pernah berpisah cukup lama dengan putra angkatnya itu. Sebagai seorang gege dan juga Yifu, Wei Xiao Yue berusaha keras dalam melindungi pemuda dua puluh dua tahun itu. Usianya hanya enam tahun lebih tua dari Xiao Baili dan dia tentu saja lebih cocok untuk menjadi gege-nya, tapi untuk beberapa alasan, Wei Xiao Yue merasa bahwa tanggung jawabnya pada Baili Qing Shi sangatlah besar, lebih besar dari tanggung jawab seorang gege.
Jika bukan karena Xiao Baili yang akan menghampirinya, membuat jantungnya menegang karena tingkah sembrono tapi terencana-nya, Wei Xiao Yue mungkin tidak akan se khawatir saat ini. Baili Qing Shi bahkan nekat mendatanginya ke Jiangnan untuk ikut bersamanya, dan itu sudah membuat Wei Xiao Yue kehilangan sepuluh tahun usianya karena khawatir. Itulah mengapa keduanya tidak pernah berpisah dalam waktu yang lama. Dan kali ini, begitu Wei Xiao Yue mendengar bahwa Baili Qing Shi meminta izinnya untuk tinggal sementara di kuil Tian Tang, walau itu hanya untuk beberapa minggu, rasanya sangat berat bagi Wei Xiao Yue untuk memberikan izinnya.
“Yifu?” Melihat Yifu-nya itu tampak berpikir dan belum memberikan jawaban padanya, Baili Qing Shi yang sudah tidak sabaran menangihnya.
“Apa kau yakin itu akan memakan waktu berminggu-minggu dan bukannya berhari-hari saja?” Wei Xiao Yue nampak seperti seorang pembeli yang akan melakukan negosiasi dengan seorang pedagang dengan nama belakang Baili.
Baili Qing Shi mengangguk dengan tidak berdaya, “aku yakin. Ada sesuatu yang juga ingin aku pelajari di sana.”
Wei Xiao membelalakkan matanya. Mempelajari sesuatu? Jangan katakan bahwa Baili Qing Shi akan…
Penampakan Baili Qing Shi dengan kepala botak dan memakai pakaian bikkhu yang lusuh muncul di otaknya. Membayangkan bagaimana Baili Qing Shi yang tampan dengan rambut hitam panjangnya berubah menjadi Baili Qing Shi yang botak membuat Wei Xiao Yue merinding. Putra angkatnya itu selalu berbau cendana, dan jika tiba-tiba dia memutuskan untuk menjadi Bikkhu….
“Yifu, aku tidak akan menjadi seperti apa yang sedang kau pikirkan!” Seolah tahu isi pikiran Wei Xiao Yue, Baili Qing Shi tanpa ampun menjawabnya.
“Bagaimana kau bisa tahu ketakutanku?” Tanya Wei Xiao Yue.
“Bagaimana mungkin aku bisa tidak tahu?” Baili Qing Shi mendengus, “hmmph. Aku adalah orang kedua yang paling mengenal Wei Xiao Yue selain Wakil Jenderal Ouyang. Kau adalah pria aneh yang tidak pernah bersahabat dengan Bikkhu, jadi bagaimana mungkin aku tidak tahu isi dari pemikiran dangkalmu?”
Baili Qing Shi melanjutkan ucapannya, “bukan berarti aku menyerah dalam Ujian Kekaisaran dan aku akan menjadi Bikkhu sebagai gantinya. Yifu, kau terlalu berpikiran sempit.”
Wei Xiao Yue akhirnya bisa bernapas lega. Ya, dia terlalu berpikiran sempit!
“Lalu apa yang akan kau pelajari di sana?” Tanya Wei Xiao Yue.
Baili Qing Shi menjawab, “ilmu pengobatan. Aku ingin belajar ilmu pengobatan.”
Wei Xiao Yue, “kau pandai dalam saatra, kau bahkan menguasai empat keterampilan yang bahkan sulit dikuasai oleh pemuda-pemuda se usiamu. Kau pandai dalam ilmu politik dan juga militer, apakah kau tidak merasa kau sangat rakus akan ilmu pengetahuan Xiao Baili?”
Baili Qing Shi tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis, “apakah Yifu sedang memujiku atau kah Yifu sedang mencelaku?”
“Dua-duanya.” Wei Xiao Yue berdiri dan berbalik untuk pergi.
Baili Qing Shi masih belum mendapatkan izin dari Yifu-nya, jadi dia mengambil ‘Xiao Yue’ nya dan mengejar Wei Xiao Yue sembari merengek meminta jawaban.
“Ya, kau boleh pergi.” Suara Wei Xiao Yue terdengar sangat tidak ikhlas. Dia tiba-tiba berbalik untuk berkata, “tapi jika aku mengirimkan surat padamu dan kau tidak membalasnya dalam dua hari, maka aku akan pergi menjemputmu ke sana! Aku sendiri yang akan memukul kepalamu yang bebal itu!”
Baili Qing Shi, “apakah Yifu bisa menaiki seribu delapan ratus dua puluh tiga anak tangga? Aku pikir itu mustahil!”
“Jangan memancing kemarahanku nak!” Wei Xiao Yue menyilangkan lengannya dan dengan angkuh berkata, “apakah kau masih membutuhkan izin dari Yifu-mu?”
“Heheheh, baiklah. Aku minta maaf. Terima kasih Yifu, putra ini tidak akan mengecewakan Yifu.” Kata Baili Qing Shi.
*/
Di keesokan paginya, Baili Qing Shi pergi ke pegunungan Siyuan dengan menunggangi kudanya. Dia pergi pagi-pagi sekali bahkan sebelum Wei Xiao Yue bangun. Sebelum pergi, Xiao Baili, si anak berbakti juga tidak lupa menyiapkan makanan untuk Yifu-nya dan berpamitan dengan meninggalkan surat.
Karena pergi sendirian, Baili Qing Shi bisa sampai di pegunungan Siyuan saat siang hari, jauh lebih cepat dibandingkan perjalanannya terakhir kali.
“Baili gege.” Bikkhu kecil Fu melihat Baili Qing Shi baru saja sampai di kuil, dia segera menyapa Baili Qing Shi.
“Biksu Fu Hanzhen, itu kau rupanya.” Baili Qing Shi baru saja ingin mengelus kepala botak bocah itu, tapi dia segera mengurungkan niatnya karena kesopanan yang harus dia jaga. Sebagai gantinya, Baili Qing Shi menyatukan kedua telapak tangannya dan memberi hormat seperti orang kebanyakan.
Bikkhu kecil itu juga menyatukan kedua telapak tangannya dan berkata dengan sopan, “aku Fu Shiqing, adikku yang Fu Hanzhen.”
Baili Qing Shi merasa sedikit malu. Dia memang cerdas, tapi bagaimana mungkin dia bisa mengingat dua anak kembar dengan kepala botak yang sama dan dengan tinggi yang sama. Mereka bahkan sangat mirip, ibaratkan dua stik sumpit yang biasanya digunakan secara sembarangan.
Fu Shiqing tidak terlalu mempermasalahkan hal ini karena ini bukan kali pertama orang-orang salah mengiranya sebagai Fu Hanzhen. Keduanya sering bertukar peran karena kesalahan orang-orang dalam mengenali mereka.
“Baili gege, apakah gege mencari Zhang Shifu?” Tanya Fu Shiqing.
“En,” Baili Qing Qing Shi mengangguk dan tersenyum.
Fu Shiqing, “dia sedang memimpin doa di kuil. Dia akan selesai sore nanti. Mari kita masuk, aku akan membuatkan Baili gege teh.”
Baili Qing Shi merasa ini sedikit lucu. Bagaimana mungkin bocah botak nan imut ini akan membuatkannya teh di saat tingginya bahkan tidak bisa mencapai meja persembahyangan?
Benar-benar lucu.
Baili Qing Shi tentu saja tidak akan mengeluarkan isi pemikirannya itu dengan suara yang keras karena kedewasaannya, jadi dia hanya mengangguk san mengikuti bikkhu kecil itu masuk ke dalam aula kuil.
“Hari ini banyak sekali peziarah.” Kata Baili Qing Shi sembari mengamati sekitar kuil yang penuh dengan orang.
“En, mereka datang untuk berdoa. Aku dengar ujian Kekaisaran akan dilaksanakan dalam satu bulan, mereka adalah orang tua yang datang untuk mendoakan anak-anaknya.” Kata Fu Shiqing.
“Kau juga tahu apa itu Ujian Kekaisaran?” Baili Qing Shi terkekeh lalu kemudian memuji, “bikkhu kecil Fu memang berwawasan luas.”
Fu Shiqing berbalik dan berkata, “aku sudah tinggal di sini sudah cukup lama, tapi kita baru bertemu karena aku, adik ku dan juga kakakku pergi bersama guru untuk mencari pengalaman di luar kuil. Guru mengajari kami banyak hal, termasuk jadwal di mana akan banyak peziarah yang akan datang ke kuil ini.”
Selagi menunggu, Baili Qing Shi pergi ke aula utama yang berada di sisi bagian barat kuil Tian Tang. Di sana, para Bikkhu tampak sedang sibuk mengatur area yang akan digunakan untuk tempat makan. Ya, kuil Tian Tang ini cukup terkenal, dan para peziarahnya bahkan berasal dari kaum bangsawan. Jadi wajar saja jika kuil Tian Tang mendapatkan banyak sumbangan materi dari para peziarahnya.
“Baili gege, ini teh untukmu.” Itu adalah sebuah teko air dan sebuah gelas. Fu Shiqing tersenyum kaku saat dia berkata, “aku tidak bisa menuangkannya untukmu, ini terlalu tinggi.”
Baili Qing Shi tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis saat dia mendengar ucapan bocah itu. Dia kemudian mengambil alih, menuangkan teh yang ada di dalam teko untuk dirinya sendiri dan juga untuk Fu Shiqing.
“Biksu kecil Fu, di mana adik dan kakakmu?” Mereka biasanya selalu bersama, tapi kini hanya ada Fu Shiqing seorang, jadi Baili Qing Shi bertanya karena penasaran.
“Mereka ikut bersama guru berdoa,” kata Fu Shiqing.
Baili Qing Shi, “Lalu kenapa kau tidak ikut bersama mereka?”
“Zhang Shifu memintaku untuk menjemputmu, jadi aku berada di sini.” Bocah kecil itu meminum tehnya setelah menjawab ucapan Baili Qing Shi.
Baili Qing Shi tiba-tiba penasaran akan hal ini, tapi dia tidak tahu apakah dia harus bertanya pada bocah kecil itu atau dia harus menelan kembali rasa penasarannya.
Tiga bocah kecil hidup di kuil dan menjadi seorang biksu kecil, di mana orang tua mereka?