Di dek yang sama tapi dengan meja yang berjarak cukup jauh, seorang pria tengah duduk sembari menikmati anggur putih. Sesekali pria itu meneguk anggurnya dan sesekali dia juga menikmati musik.
Itu adalah orang yang ingin diajak bicara oleh Wei Xiao Yue. Dia adalah kepala Departemen Pengawasan, Xiao Jiping.
Wei Xiao Yue sudah merencakan hal ini. Dia akan berpura-pura bertemu dengan Xiao Jiping secara tidak sengaja. Xiao Jiping, pria ini bukanlah pria yang mudah untuk didekati, apalagi di tengah isu panas yang terjadi antara Militer Istana dan Kementerian Pertahanan melawan Departemen Kehakiman.
Departemen Pengawasan, sesuai namanya itu adalah departemen yang adil selain dari Departemen Kehakiman. Departemen Pengawasan bertugas untuk mengawasi setiap gerak gerik serta tugas yang diemban oleh setiap departemen dan devisi istana. Hal-hal kecil seperti pelanggaran dalam berpakaian, atau pun hal-hal mendasar seperti tingkah laku, semua itu tidak terlepas dari sensor Departemen Pengawasan.
Di Pengadilan Kekaisaran yang akan berlangsung tiga hari lagi, Xiao Jiping selaku Kepala Departemen Pengawasan pasti akan hadir untuk memberikan pendapatnya. Orang itu tidak akan membuka mulut jika dia tidak memiliki keraguan, tapi untuk kasus perebutan hak interogasi kali ini, besar kemungkinan bahwa Xiao Jiping akan maju untuk berbicara.
Xiao Jiping sendiri berusia sekitar tiga puluh dua atau tiga puluh tiga. Dia adalah salah putra pertama klan Xiao yang terpandang. Melewati ujian Kekaisaran dengan nilai yang tinggi dan naik pangkat sampai ke tingkat Kepala Departemen hanya dalam waktu beberapa tahun saja. Xiao Jiping juga dikenal lugas, dia tegas dan juga pantang untuk menerima suap. Dia adalah simbol dari bagaimana ketidak-berpihakan itu benar-benar ada.
Wei Xiao Yue juga tengah menikmati anggurnya, sesekali dia juga akan mengawasi Xiao Jiping. Begitu mata Wei Xiao Yue bertemu dengan mata Xiao Jiping, Wei Xiao Yue segera berakting secara natural. Jenderal Militer Wei Xiao Yue berdiri dari kursinya dan berjalan ke meja Xiao Jiping.
“Benar-benar kebetulan, apa yang membawa tuan Xiao kemari?” Wei Xiao Yue tidak langsung duduk. Dia terlebih dahulu menyapa Xiao Jiping.
Xiao Jiping masih harus menjaga jarak, jadi dia tidak banyak berkata-kata dan hanya membalas salam Wei Xiao Yue. “Marquis rupanya menyukai tempat seperti ini juga.”
Wei Xiao Yue menjawab dengan bualan. “Ouyang Yuze yang merekomendasikannya padaku.”
Merasa tidak enak karena tidak mempersilahkan seorang Perdana Menteri Kiri untuk duduk, Xiao Jiping segera memberikan isyarat menggunakan tangannya. “Marquis, silahkan.”
Xiao Jiping telah mempertimbangkan bahwa sebelumnya dia ingin mengajak Wei Xiao Yue untuk duduk di dalam restoran, tapi berada di dalam hanya akan menyebabkan rumor baru yang tidak berdasar. Setelah menimbang-nimbang, berbicara di tengah keramaian seperti ini pasti akan menurunkan sentimen orang-orang.
Xiao Jiping menuangkan anggur putih ke gelas Wei Xiao Yue dan berkata. “Jika Marquis memiliki sesuatu untuk dikatakan, tolong katakan saja. Perihal bagaimana aku akan membalasnya, mari kita pikirkan itu nanti saja.”
Dia Xiao Jiping, salah satu kebanggaan klan Xiao, jadi dia tentu saja tidak bodoh. Bertele-tele dan membuang-buang waktu adalah satu hal yang tidak disukainya. Jadi dia secara gamblang mengatakan apa yang ada di dalam pemikirannya.
“Tuan Xiao memang cerdas.” Wei Xiao Yue memainkan gelas anggurnya sembari berkata. “Aku rasa aku telah ketahuan. Jujur aku memang berniat bertemu denganmu karena petisi yang kini diterima oleh Yang Mulia Kaisar. Itu bukanlah rumor lagi karena Kaisar Sendiri telah mengatakan padaku bahwa dia telah membaca surat dari Departemen Kehakiman.”
Wei Xiao Yue mengambil teko berisi anggur dan menuangkannya ke gelas Xiao Jiping. Xiao Jiping tentu saja langsung mengangkat gelasnya. “Aku mendengarkan, silahkan Marquis lanjutkan.”
Wei Xiao Yue meletakkan teko itu dan dengan candaan berkata. “Aku hanya ingin tuan Xiao tetap menjadi tuan Xiao yang terkenal adil. Departemen Pengawasan pasti telah melakukan pengawasan pada Militer Istana dan juga Kementerian Pertahanan. Dari hal itu tuan Xiao pasti sudah memutuskan akan mengatakan apa pada Yang Mulia di Pengadilan Kekaisaran tiga hari lagi. Aku berharap tuan Xiao tidak akan merubah pendirian tuan.”
Apa yang dikatakan oleh Wei Xiao Yue ini memang terdengar kurang jelas, tapi Xiao Jiping tahu dengan pasti apa yang dimaksud oleh Jenderal Militer Wei Xiao Yue. Wei Xiao Yue ingin menekankan padanya bahwa kinerja Militer Istana dan Kementerian Pertahanan dalam menangani kasus korupsi militer kali ini tidak gagal dan bahkan memuaskan. Hanya dalam waktu sebentar rencana Wei Xiao Yue dan Liu Qianfan berhasil. Jika pengakuan dari Feng Mian sudah mereka dapatkan, maka sisa menunggu waktu saja sebelum para pejabat korup itu menerima hukuman mereka!
Xiao Jiping meneguk anggur yang ada di cangkirnya dalam sekali tegukan. Dia kemudian membalas untuk menuangkan anggur ke cangkir Wei Xiao Yue sembari berkata. “Jika aku boleh jujur, orang dari Departemen Kehakiman sudah datang menemuiku terlebih dahulu.”
“Xu Chuanli?” Wei Xiao Yue bertanya tanpa terburu-buru.
“En.” Xiao Jiping mengangguk. “Tidak seperti Marquis yang selalu blak-blakan, tuan Xu mengatakan banyak hal padaku.”
Melihat Xiao Jiping tidak berniat untuk melanjutkan ucapannya Wei Xiao Yue tentu tidak mau bertanya lebih lanjut perihal apa yang dikatakan oleh Xu Chuanli pada Xiao Jiping. Menghadapi orang seperti Xiao Jiping ini haruslah tenang, Wei Xiao Yue tidak boleh terburu-buru dan merusak situasi.
Kedua pejabat pemerintah itu akhirnya berpisah setelah saling memberi hormat satu sama lain. Xiao Jiping kembali menggunakan kereta kudanya sementara Wei Xiao Yue kembali menggunakan kudanya.
*/
Di Wei-Fu Baili Qing Shi sudah merasakan kebosanan yang hampir membunuhnya. Sudah seharian ini dia hanya duduk di atas tempat tidur tanpa melakukan apapun selain membaca buku. Beruntung dia mendapatkan banyak ilmu dari membaca, selain itu dia juga mendapatkan rasa pegal di tubuhnya. Karena luka di perutnya masih basah, tuan muda Baili tidak diperbolehkan untuk melakukan apapun. Apalagi semenjak kepala pelayan Wang datang ke Wei-Fu, Baili Qing Shi yang selalu berada dalam pengawasannya benar-benar sudah mati kutu.
“Paman Wang, apa Yifu-ku belum kembali?” Tanya Baili Qing Shi.
Kepala pelayan Wang tengah duduk di sebuah bangku sembari menulis laporan keuangan rumah tangga. Dia menjawab, “belum tuan muda. Marquis pasti memiliki sesuatu untuk dilakukan di istana. Apakah tuan muda ingin melakukan sesuatu? Tuan muda bisa mengatakannya padaku.”
Baili Qing Shi berpikir bahwa pria tua ini terlalu banyak bicara. Dia bahkan menjawab pertanyaan Baili Qing Shi melebihi apa yang ditanyakan oleh Xiao Baili.
“Tidak ada, aku hanya bertanya.” Baili Qing Shi menutup bukunya dan tiba-tiba bertanya, “bagaimana dengan sekolah Baili Xiao Kong?”
“Bocah itu sangat antusias dalam belajar. Di usianya dia sudah seharusnya menghapal beberapa kitab, tapi karena keterlambatannya dia masih harus mengejar ketertinggalan.” Kepala pelayan Wang mencelupkan kuas ke tinta dan berkata. “Tapi tuan muda jangan khawatir, dia pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri.”
Baili Qing Shi mengangguk setuju, “itu benar. Ah, paman Wang tolong beli lebih banyak pakaian untuknya. Salju mulai mencair dan udara masih dingin, jangan sampai dia sakit. Beli juga pakaian untuk musim semi nanti.”
“Dimengerti tuan muda.” Kepala pelayan Wang segera mengambil kertas baru dan menuliskan semua perintah Baili Qing Shi, takut jika usianya yang sudah tua akan membuatnya lupa.
Berbicara tentang menghindari sakit, Baili Qing Shi tiba-tiba teringat sesuatu. Dan itu tentu saja ada kaitannya dengan Yifu-nya, Wei Xiao Yue. Hal itu terjadi ketika dia, Baili Qing Shi, tengah menjalankan misi bersama Wei Xiao Yue di provinsi Longyu. Wei Xiao Yue yang memiliki indera yang tajam tiba-tiba bertingkah seolah-olah dia tidak lagi bisa mencium bau apapun atau mendengar suara dari jarak tertentu.
“Yifu besar di medan perang, inderanya telah dilatih. Tapi kenapa? Apa yang salah dengannya?” Pikir Baili Qing Shi.
Masalah ini adalah masalah yang besar dan Baili Qing Shi berniat untuk mencari tahu. Dia tidak bisa membiarkan Wei Xiao Yue yang keras kepala itu tinggal diam sementara ada yang salah dengan tubuhnya. Mengobati di masa dini jauh lebih baik.
“Paman Wang, aku membutuhkan tinta dan kertas. Ada sesuatu yang ingin aku tulis.” Ucap Baili Qing Shi secara tiba-tiba.
Dengan cekatan, Kepala Pelayan Wang mengambilkan kuas dan kertas kosong pada Baili Qing Shi. Sebuah meja kecil juga disiapkan agar tuan muda Baili tidak kesulitan ketika akan menulis. Tanpa disuruh untuk menyingkir, Kepala Pelayan Wang mundur dengan sendirinya.
Selang beberapa saat surat telah selesai ditulis oleh Baili Qing Shi. Dia memasukkan surat itu ke dalam amplop kertas putih dan menyerahkannya pada kepala Pelayan Wang.
“Paman Wang, bisakah aku merepotkanmu untuk menyampaikan surat ini pada Lin Bo gege? Dia kemungkinan besar ada di Liu Manor saat ini.” Baili Qing Shi, “ingat, jangan sampai Yifu-ku tahu.”
Baili Qing Shi menambahkan, “pulanglah ke Baili Fu, aku sudah baik-baik saja. Aku memepercayakan Baili Fu padamu. Aku akan kembali saat aku sudah sembuh.”
Kepala Pelayan Wang mengangguk dan langsung pergi untuk menjalankan tugasnya.
Apa yang dituliskan oleh Baili Qing Shi di suratnya itu?
Wei Xiao Yue kembali ke Fu-nya setelah dia hampir mabuk karena minum terlalu banyak anggur putih. Langkahnya masih seimbang ketika dia memasuki paviliun di mana Baili Qing Shi tinggal. Lampu di dalam paviliun masih menyala, di malam yang sudah semakin larut ini, Baili Qing Shi masih belum tidur.
Benar-benar memancing emosi Wei Xiao Yue!
“Kenapa kau masih terjaga?” Wei Xiao Yue masuk dan berdiri di samping tirai kayu. Dia menyilangkan kedua lengannya saat wajahnya di waktu yang bersamaan menunjukkan keangkuhan.
Baili Qing Shi menarik selimutnya dan terkekeh, “aku baru saja akan tidur. Selamat malam Yifu.”
Wei Xiao Yue berjalan mendekat ke tempat tidur, dia menempelkan telapak tangannya di dahi Baili Qing Shi. “Syukurlah kau tidak lagi demam.”
“Aku sudah baikan.” Kata Baili Qing Shi.
Wei Xiao Yue meniup lilin dan keluar dari paviliun.
*/
Kekhawatiran selir Mo semakin menjadi-jadi setelah dia mendapatkan berita dari palayannya bahwa nyonya Chu alis Chu Hua lagi-lagi tengah berada di sisi Li Jin. Kali ini bukan di istana Putra Mahkota keduanya menghabiskan waktu bersama, melainkan di paviliun baru Chu Hua.
Membuat seorang laki-laki menahan rasa laparnya (akan wanita/bernafsu) adalah hal yang sangat sulit. Wanita adalah ancaman terbesar yang dialami oleh kaum pria. Tidak terkecuali seorang pewaris tahta macam Li Jin.
“Aku harus memikirkan cara agar Li Jin tidak semakin menyukai perempuan itu!” Pikir Mo Guifei.
Di paviliun Chu Hua, Li Jin, sang pewaris tahta, tengah tidur di pangkuan Chu Hua. Dia terlihat memejamkan matanya ketika di waktu yang bersamaan Chu Hua membelai rambut hitam Li Jin. Li Jin tentu saja sangat menyukai hal semacam ini, dan karena ini pula dia kembali lalai untuk belajar. Niatannya untuk berubah agar Kaisar tidak lagi marah padanya telah lama sirna. Kini setiap malamnya Li Jin akan selalu berakhir di tempat tidur dan membuat kegilaan bersama Chu Hua.
Chu Hua yang sejatinya merasa jijik akan apa yang terjadi padanya tidak lagi bisa melakukan apa-apa. Setiap pagi ketika dia bangun dia akan merasakan sakit di bagian bawah tubuhnya. Dia sudah masuk ke dalam lumpur, jadi Chu Hua merasa sudah terlambat untuk menarik diri.
Chu Hua terlihat ragu-ragu saat akan berkata, “Yang Mulia, hmm itu..”
Li Jin masih memejamkan matanya, “Ada apa? Hmm?”
“Tidak ada, lupakan saja.” Sadar jika Ge Qing Jing masih berada di luar dan mendengar suaranya, Chu Hua tidak lagi berani berbicara.
Ini juga kali pertama wanita itu berbicara terlebih dahulu pada Li Jin. Mulanya dia tidak akan berani membuka mulutnya terkecuali Li Jin bertanya padanya.
Chu Hua masih harus mengumpulkan keberaniannya untuk menjual tubuhnya pada Li Jin. Itu semua demi adik laki-lakinya. Apapun akan Chu Hua lakukan.
Chu Hua, “Apakah Yang Mulia hanya akan berbaring di pangkuanku? Kenapa kita tidak bersenang-senang saja?”