Discussion

2037 Kata
Chen Yang adalah pria muda yang memasuki Militer Kekaisaran Tang Agung bukan karena dia memiliki koneksi atau pun kenalan dari keluarga terpandang. Pemuda itu adalah pemuda yatim piatu yang besar di sebuah panti asuhan kecil yang terletak di pinggiran ibukota Luoyang. Saat tingginya masih mencapai bahu Ouyang Yuze, Chen Yang mengikuti ujian kekaisaran di bidang militer dan lolos menjadi salah satu tentara. Beberapa tahun belakangan ini Chen Yang berlatih dan menjadi salah satu orang kepercayaan Ouyang Yuze. Keduanya bak saudara yang saling menyayangi. Karena besar tanpa pengawasan orangtua, Chen Yang bebas berkeliaran dan berteman dengan siapa pun di Luoyang, jadi tidak heran jiaka Chen Yang tahu seluk beluk Luoyang. Begitu mendengar Jenderal Wei Xiao Yue memanggilnya, Chen Yang tidak berani bermain-main. Pemuda berusia delapan belas tahun itu segera pergi menemui Wei Xiao Yue di kantornya. “Jenderal.” Chen Yang menangkupkan kedua tangannya. “Chen Yang ada di sini untuk melaksanakan tugas dari Jenderal.” Wei Xiao Yue sedang menulis sesuatu di sudut kertas, dia sedang menandatangi laporan militer yang akan dibawa ke Kaisar Li Wei. Sejatinya laporan itu tidak ditulis olehnya melainkan oleh Ouyang Yuze yang memiliki kemampuan di bidang sastra. Wei Xiao Yue meletakkan kuasnya dan membuka penutup segelnya. Dia berkata tanpa melihat Chen Yang. “Xiao Chen Yang, berapa usiamu?” “Hah?” Chen Yang sedikit kebingungan, tapi dia segera menjawab, “delapan, delapan belas tahun Jenderal.” “Apakah Wakil Jenderal memperlakukanmu dengan baik?” Tanya Wei Xiao Yue lagi. Chen Yang segera mengangguk, dia dengan riang berkata, “Wakil Jenderal Ouyang sangat baik padaku.” Tidak mungkin Wei Xiao Yue memanggilnya hanya untuk menanyakan perihal kebaikan Ouyang Yuze. Chen Yang sudah tahu akan fakta ini, tapi dia masih belum tahu niat sesungguhnya dari Wei Xiao Yue. Barulah setelah Wei Xiao Yue mengatakannya, Chen Yang menjadi tahu. “Aku ingin kau membalik Luoyang untuk menemukan adik Feng Mian.” Kata Wei Xiao Yue. Chen Yang mendengarkan dengan serius dan tidak berani menyela. Barulah ketika Wei Xiao Yue menagih jawaban dengan menatapnya, Chen Yang berkata, “siapa nama adik Feng Mian Jenderal?” Wei Xiao Yue mengangkat stempelnya seraya berkata, “aku tidak tahu. Ini akan merepotkanmu.” “Aku akan menemukannya dalam lima hari Jenderal.” Kata Chen Yang. Wei Xiao Yue menunjukkan tiga jarinya, “tiga, aku menginginkannya dalam waktu tiga hari.” Chen Yang mulanya diam dan terlihat sedang berpikir, tapi dia tidak membutuhkan waktu lama untuk mengangguk dan mengiyakan permintaan Wei Xiao Yue. Pemuda itu mundur dan keluar dari ruangan Wei Xiao Yue setelah memberi hormat. Salju memang sudah mencair, dan di tahap ini udara masih dingin. Tapi Wei Xiao Yue adalah Wei Xiao Yue yang masih bandel dan selalu menanggalkan jubah resminya yang berwarna merah darah itu. Barulah saat Kaisar Li Wei tiba-tiba memanggilnya, dia dengan terburu-buru memakainya lagi. “Ini tidak seperti biasanya. Kenapa dia memanggilmu sebelum Pengadilan Kekaisaran dilaksanakan?” Ouyang Yuze membantu Wei Xiao Yue memakai jubah resminya yang sudah kusut karena dilepas dan dibuka. “Dan dari mana Kaisar tahu kalau kau datang ke istana hari ini?” Wei Xiao Yue dengan acuh tak aduh berkata, “jangan lupakan fakta bahwa dia adalah Kaisar negeri ini. Mata dan telinganya ada di mana-mana.” Ouyang Yuze akhirnya ditinggal sendirian di ruangan Wei Xiao Yue setelah sang pemilik ruangan bergegas menuju ke istana Long Gong. Kali ini Kaisar Li Wei tidak sedang berada di dalam istananya, Kaisar Tang Agung itu tengah berada di paviliun terbuka di taman kompleks istana Kaisar. “Yang Mulia, Jenderal Wei Junior ada di ini.” Kata Kasim Kaisar. Wei Xiao Yue segera menangkupkan kedua tangannya dan membungkuk tiga puluh derajat, “Yang Mulia, subjek rendahan ini memberi hormat pada yang mulia.” “Kalian semua boleh mundur.” Perintah Kaisar Li Wei pada para pelayannya. “Aku bersama Jenderal terbaikku, jadi aku aman.” Barulah setelah kasim dan para pelayannya mundur ke titik di mana mereka tidak bisa mendengar pembicaraan antara Kaisar dan Jenderal-nya, Kaisar Li Wei mulai mengatakan sesuatu. “Berikan tanganmu.” Ujar Kaisar Li Wei. Wei Xiao Yue sedikit kebingungan, tapi dia masih membuka telapak tangannya. Kaisar Li Wei menuangkan pakan ikan ke tangan Wei Xiao Yue sembari berkata, “Xiao Yue, apa pendapatmu tentang permintaan Departemen Kehakiman yang memintaku untuk mengembalikan penyelidikan dan interogasi ini pada mereka?” Wei Xiao Yue tahu jika Kaisar Li Wei selalu berhati-hati pada klannya. Klan Wei akan selalu menjadi ancaman bagi Kaisar Li Wei, jadi untuk menanyakan masalah ini pada seorang Wei Xiao Yue, tentu saja itu sedikit kurang masuk akal. Wei Xiao Yue tidak memberikan makanan ikan itu pada ikan-ikan yang ada di kolam. Dia masih menggenggamnya di tangannya. Dengan suara lembut dia berkata, “untuk menjawab pertanyaan dari Yang Mulia, hamba tentu saja tidak akan pernah menginginkan hal itu. Hamba tahu dengan pasti bahwa Yang Mulia Kaisar telah mengetahui jawaban saya.” Kaisar Li Wei menatap ikan-ikan gemuk yang ada di kolam. “Aku tahu, tapi aku tidak tahu alasannya. Tapi biarkan aku menebaknya.” Kaisar Li Wei berjalan melewati Wei Xiao Yue, tangannya yang telah kehabisan pakan ikan dia letakkan di belakang punggungnya. “Kau tidak mempercayai Departemen Kehakiman. Apa aku salah?” “Yang Mulia tolong maafkan subjek ini. Tidak mungkin hamba tidak mempercayai kualifikasi dari seorang Chu Xuanli. Tuan Chu sangatlah berpengalaman dalam hal ini.” Wei Xiao Yue berkata. “Hanya saja jika Yang Mulia menyerahkan..” Kaisar Li Wei buru-buru memotong ucapan Wei Xiao Yue. “Itu dia! Aku membutuhkan alasanmu agar aku tidak menarik kembali dekrit yang sudah aku keluarkan.” “Dekrit Kekaisaran memang bisa ditarik. Tapi apa yang Yang Mulia tetapkan melakui dekrit itu sudah benar. Maksud hamba adalah, Yang Mulia memiliki pertimbangan sendiri. Yang Mulia telah mempercayai Militer Istana dan juga Kementerian Pertahanan untuk menindaklanjuti kasus korupsi yang telah terjadi.” Wei Xiao Yue berhenti sejenak, dia membiarkan Kaisar Li Wei untuk menelaah maksudnya. Selang beberapa saat Wei Xiao Yue melanjutkan. “Kami tidak mengecewakan Yang Mulia. Militer Istana dan Kementerian Pertahanan telah berhasil menangkap para penjagat dan membongkar tempat pembuatan senjata ilegal, jadi hamba pikir kami masih patut untuk diberikan kesempatan sampai akhir.” Kaisar Li Wei menangkap implikasi dari ucapan Wei Xiao Yue. Itu tidak salah dan dangat benar. Dia hanya akan menjadi lelucon jika dia, Kaisar Li Wei, secara sembrono menarik kembali titahnya padahal semuanya masih berjalan dengan lancar. Kaisar Li Wei mengangguk, “lalu apakah kau sudah mendapatkan jawaban atas siapa dalang dibalik semua ini?” Wei Xiao Yue menggelengkan kepalanya, “hamba masih belum mendapatkannya. Maafkan hamba karena hamba lalai. Orang itu tidak mau mengaku, dia bungkam dan sangat setia pada tuannya.” “Dapatkan pengakuan itu secepat mungkin.” Kata Kaisar Li Wei. “Di hari Pengadilan Kekaisaran, hamba akan memberikan jawaban pada Yang Mulia Kaisar.” Ujar Wei Xiao Yue. */ Paviliun di sebelah istana Putra Mahkota telah selesai direnovasi hanya dalam waktu singkat. Li Jin benar-benar melakukan segala cara agar wanitanya bisa pindah lebih cepat. Paviliun itu tidaklah besar tapi tidak terlalu kecil juga. Jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan tempat di mana Chu Hua dulu pernah tinggal. “Nyonya, apakah nyonya menyukai desainnya?” Luo Mama tengah menata bunga dan meletakkannya di atas meja. Chu Hua tampak anggun ketika dia duduk di kursinya, “itu bagus sekali Luo Mama, tentu saja aku menyukainya.” Chu Hua baru saja selesai menyesap tehnya ketika dia di waktu yang bersamaan kedatangan tamu pertamanya. “Luo Mama, siapa yang datang?” Tanya Chu Hua. “Itu kasim Putra Mahkota, Ge Gonggong.” Jawab Luo Mama. “Luo Mama, kau boleh pergi.” Chu Hua langsung mengusir pelayannya ketika Ge Qing Jing masuk ke dalam ruangannya. “Kau tampak berbeda, kau sepertinya menikmati kehidupan barumu.” Ge Qing Jing duduk tanpa disuruh. Jika dilihat dari status mereka, maka Ge Qing Jing wajib untuk membungkuk dan memberi hormat pada Chu Hua. Chu Hua sekarang adalah selir Putra Mahkota yang dilayani oleh Ge Qing Jing, tapi nampaknya Gonggong itu tidak takut akan fakta ini. Justru Chu Hua-la yang merasa terintimidasi ketika dia mendengar suara Ge Qing Jing. Chu Hua terlihat ketakutan saat dia berkata, “berkat tuan sehingga Chu Hua bisa menjadi seperti sekarang.” Ge Qing Jing tertawa terbahak-bahak sebelum akhirnya berkata. “Tuan? Jangan memanggilku tuan, kau adalah tuanku sekarang.” “Chu Hua tidak berani.” Kata Chu Hua sembari menundukkan kepalanya. “Dengarkan aku,” Ge Qing Jing merendahkan suaranya saat dia berkata. “Aku ingin rencana kita berhasil. Kau harus membuat Putra Mahkota benar-benar tergila-gila padamu. Kalau perlu, kau harus mengandung benihnya. Kau adalah satu-satunya harapan yang bisa kami, para kasim andalkan. Dia adalah seorang pewaris tahta, memilikinya digenggamannu adalah hal yang sangat baik.” “Chu Hua mengerti.” Jawab Chu Hua. Ge Qing Jing mencibir, “jika bukan karena Yan Gonggong itu, nasib para Kasim pasti tidak akan sesulit ini. Dia memang sialan!” Fraksi Kasim adalah sebuah perhimpunan yang didirikan oleh para kasim di istana. Mereka adalah kumpulan para pria yang telah dikebiri. Awal mula terbentuk, fraksi kasim ini tidak mendapatkan kecaman. Sampai pada akhirnya ketika di pemerintahan Kaisar dari dinasti sebelum dinasti Tang Agung, fraksi Kasim ini ditiadakan. Alasannya benar-benar mengejutkan, mereka berhasil memanjat posisi yang bahkan tidak seharusnya mereka impikan. Mereka hanya kasim, tapi mereka berhasil memerintah Kaisar dan menjadikan Kaisar sebagai boneka dalam pemerintahannya! Setelah insiden Kasim Yan yang berusaha menculik Li Jin di Jiangnan, pemeriksaan terhadap Kasim dilakukan secara besar-besaran. Klan Mo, utamanya Mo Chun benar-benar telah kehilangan kepercayaannya pada Kasim. Itulah mengapa dia menjadi begitu berhati-hati saat tahu bahwa keponakannya, Li Jin, memiliki kasim baru yang disukainya. Perdana Menteri Barat Mo Chun bahkan sudah menaruh curiga pada Chu Hua begitu dia tahu yang membawa Chu Hua pada Li Jin adalah Ge Qing Jing. Dan karena Ge Qing Jing tidak bisa secara langsung melancarkan niatannya, maka dia menggunakan wanita cantik untuk memikat Li Jin. Dan itulah Li Jin, dia hanyalah Putra Mahkota mata keranjang yang akan langsung kalah jika dihadapkan oleh wanita. Setelah Ge Qing Jing pergi, Chu Hua tidak bisa lagi menahan emosinya. Dia melempar vas bunga yang baru saja terisi oleh bunga mawar. “Ge Qing Jing, aku akan membalasmu kelak!” Wanita mana yang mau menjual tubuhnya? Tidak ada! Chu Hua melakukan semua itu hanya karena dia terpaksa. Jika bukan karena adik laki-lakinya yang ditawan oleh Ge Qing Jing, maka dia tidak akan mau mengorban tubuhnya untuk laki-laki seperti Li Jin. Li Jin memang seorang Putra Mahkota, dia tampan dan memenuhi kualitas yang diidamkan oleh para wanita. Tapi masalah terbesar yang dialami oleh Chu Hua adalah dia tidak mencintai Li Jin! Tidak sama sekali! Setelah melakukan kegilaan bersama Li Jin setiap malamnya, Chu Hua akan merasakan rasa jijik pada tubuhnya sendiri di keesokan paginya. Melihat bagaimana tanda cinta dan bekas gigitan yang memenuhi tubuhnya di cermin perunggu, Chu Hua benar-benar ingin menguliti kulitnya sendiri! Tapi di tidak bisa melakukan itu. Chu Hua, gadis malang itu harus terus berjuang dan bertahan. Dia harus terus merangkak naik sampai pada akhirnya dia mendapatkan hati Li Jin sepenuhnya. Karena hanya dengan itulah Chu Hua bisa membalaskan dendamnya pada Ge Qing Jing. */ Wei Xiao Yu tidak langsung pulang ketika dia kembali dari istana. Dia pergi menuju ke sebuah restoran apung yang ada di danau Wu ibukota. Malam hari sangatlah ramai, lampu dan alunan musik terdengar dari bawah kapal yang memang khusus dijadikan sebuah restoran. Akan sangat sulit untuk bisa makan di sana karena sebelumnya orang-orang harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Wei Xiao Yue menunjukkan tokennya pada penjaga yang berjaga pintu masuk restoran. Penjaga itu tersenyum ramah dengan berkata. “Marquis. Silahkan.” Lin Bo telah melakukan reservasi atas nama Marquis of Jiangnan. Saat itu pemuda itu hampir tidak kebagian tempat, tapi karena yang memesan adalah Marquis of Jiangnan, mustahil manajer restoran menolak reservasi ini. Wei Xiao Yue duduk di atas dek kapal paling atas. Ada meja bundar kecil yang di tata apik dengan tamplak meja berwarna merah. Lampion-lampion berwarna merah dan emas juga tergantung di sana-sini, alunan musik dari di zi dan juga guqin terdengar menyatu dengan suara air sungai beriak. Wei Xiao Yue tentu saja tidak datang karena dia ingin bersantai atau menikmati makanan di restoran apung. Ada tujuan dibalik kedatangan Marquis of Jiangnan kali ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN