Mother

2216 Kata
Setelah menceritakan rentetan alur penyelamatan pada Baili Qing Shi, Wei Xiao Yue juga tidak akan lupa untuk memberikan nasihat beserta keluhannya. “Kau benar-benar sudah membodohiku saat itu Xiao Baili. Jika aku dan para tertara terlambat ke gua itu, maka kau pasti akan…” Wei Xiao Yue menghela napas, dia tampak kelelahan hanya dengan memikirkan kejadian satu minggu yang lalu itu. “Aku mempercayaimu dan kau sudah membodohiku dua kali. Jika kau mencoba untuk melakukan itu padaku lagi, maka jangan salahkan aku jika aku akan benar-benar menghukummu.” Wei Xiao Yue meneruskan pidatonya. “Walau kau adalah Li Lian dan kau adalah putra Kaisar dan Permaisuri, aku masih tetap akan menghukummu.” Baili Qing Shi menipu Wei Xiao Yue untuk pertama kalinya saat dia pergi untuk menyelamatkan Li Jin ketika mereka di Jiangnan. Baili Qing Shi yang keras kepala pergi sendirian ke sarang tentara Jepang demi membawa pulang Putra Mahkota Li Jin. Kasus kedua tentu saja yang baru-baru ini terjadi. Baili Qing Shi mengangguk. “Aku putramu dan aku juga didi-mu. Kau bisa menghukumku kapan pun kau mau. Dan juga, aku akan benar-benar akan menepati janjiku kali ini.” Ketukan pintu kembali terdengar. Itu tentu saja bukanlah Lin Bo atau Ouyang Yuze. Keduanya tengah sibuk sekarang, tidak seperti Wei Xiao Yue yang tinggal di rumah untuk merawat putra angkatnya yang bebal. “Ada apa?” Kata Wei Xiao Yue dari dalam paviliun. “Tabib telah tiba.” Pria yang bersuara itu adalah Chen Yang. “Jenderal, eh Marquis, apakah tuan muda Baili akan diperiksa sekarang?” Wei Xiao Yue datang dan segera membuka pintu. Dia berkata, “tentu saja.” “Jenderal Wei Junior,” seorang tabib tua datang dan segera menyapa Wei Xiao Yue. Sadar jika Wei Xiao Yue telah mendapatkan gelar bangsawan dari Kaisar, tabib itu segera memperbaiki kata-katanya. “Maksud saya Marquis Wei.” “Tabib Shen, jangan terlalu sungkan padaku.” Wei Xiao Yue memberikan isyarat pada tabib Shen untuk masuk ke paviliunnya. “Kau dan aku adalah kenalan lama.” Tabib Shen tersenyum dan mengangguk. Dia juga tidak lupa memberi salam dan menyapa Baili Qing Shi yang sedang duduk bersandar di tempat tidur. Pemeriksaan mulai dilakukan. Baili Qing Shi telah mendapatkan perawatan dari seorang tabib ibukota. Tapi untuk beberapa alasan, Wei Xiao Yue lebih mempercayai tabih Shen. Itulah mengapa dia memanggil tabib yang juga telah mengenal ayahnya itu. “Denyut nadi tuan muda sudah berangsur-angsur normal. Selain luka lebam yang harus diolesi salep setiap harinya, luka diperutnya akibat panah juga harus dirawat. Perban harus segera diganti.” Tabib Shen menjelaskan. “Perut memiliki kulit yang cenderung lebih lembut dari bagian tubuh yang lain, itulah mengapa luka di perut akan memakan waktu yang sedikit lebih lama untuk sembuh.” “Terimakasih atas penjelasan dari tabib Shen.” Baili Qing Shi memaksakan untuk menangkupkan tangannya. “Baili Qing Shi akan mengingat saran dari tabib Shen.” Tabib Shen juga menangkupkan kedua tangannya. Dia menambahkan, “saya akan memberikan resep ramuan untuk tuan muda. Ini akan membantu proses penyembuhan dari dalam.” “Apakah kau juga memiliki obat luar tabib Shen?” Wei Xiao Yue bertanya. Tabib Shen mengangguk, “saya memilikinya. Tapi itu ada di apotek saya. Saya akan menyuruh orang untuk mengirimkannya kemari.” Wei Xiao Yue menggelengkan kepalanya, dia berkata, “tidak perlu. Aku akan menyuruh Chen Yang mengambilnya saat dia mengantarmu kembali nanti.” “Tabib Shen.” Panggil Baili Qing Shi. Tabin Shen menoleh, “apakah tuan muda merasa tidak nyaman di suatu tempat? Saya akan memeriksanya lagi.” “Tidak, tidak,” Baili Qing Shi melambai-lambaikan tangannya dan tersenyum. Dia kemudian menunjuk ke arah Wei Xiao Yue dan berkata, “Yifu-ku juga harus tabib Shen periksa. Aku pikir ada yang salah dengannya.” Tabib Shen, “benarkah? Kalau begitu saya akan..” Wei Xiao Yue tersenyum canggung dan melotot ke arah Baili Qing Shi. Dia kemudian berkata pada tabib Shen, “aku tidak apa-apa. Jangan pedulikan ucapannya. Aku pasti akan memanggilmu jika aku merasa sakit di suatu tempat.” Tabib Shen mengangguk, setelah dia berpamitan pada Marquis Wei, dia kemudian diantar pulang oleh Chen Yang. Wei Xiao Yue merasa bahwa tanggung jawabnya sebagai wali Baili Qing Shi masih belum selesai. Dia dengan telaten menunggu dan mengawasi Baili Qing Shi yang sedang memakan buburnya. Baili Qing Shi, “Yifu, paman Wang akan khawatir. Apakah kau sudah memberitahunya?” Wei Xiao Yue menjawab, “itu sudah aku atur.” Baili Qing Shi, “Yifu, Da Ge juga pasti akan..” Kali ini Wei Xiao Yue tidak membiarkan Baili Qing Shi untuk menyelesaikan ucapannya. Dia bahkan menjawab duluan, “Marquis Liu pasti sudah mengetahuinya. Cepat atau lambat dia akan kemari untuk melihatmu.” Baili Qing Shi menganggukkan kepalanya. Setelah menelan sesendok bubur hangat dia ingin kembali bertanya, “Yifu..,” Wei Xiao Yue memelototinya dari tempatnya duduk. “Jangan banyak bertanya. Makan dan habiskan buburmu itu.” Wei Xiao Yue tiba-tiba berdiri dan berkata, “aku akan ke istana sebentar. Aku juga akan mampir ke Baili Fu untuk memberitahu Kepala Pelayan Wang lagi. Dia mungkin masih menunggu kabarmu.” “En. Bawa juga Baili Xiao Kong bersamamu. Aku merindukan bocah itu.” Pinta Baili Qing Shi. Kali ini Wei Xiao Yue mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia berbalik untuk segera melangkah pergi. Wei Xiao Yue hanya sekali melangkahkan kakinya dan dia berbalik lagi ke arah Baili Qing Shi. Wei Xiao Yue kemudian meraih sesuatu dari lengan bajunya yang lebar. “Jangan menjatuhkannya lagi.” Wei Xiao Yue melemparkan kipas tulang pada Baili Qing Shi. “Aku sudah membersihkan noda darah yang ada di kipas itu.” Wei Xiao Yue akhirnya berlalu tanpa menunggu Baili Qing Shi menjawabnya. “Aku kira aku benar-benar menghilangkannya.” Ujar Baili Qing Shi. */ Lin Bo sudah berada di manor Liu sejak tadi, tapi dia masih belum bertemu dengan Liu Qianfan. Liu Qianfan tengah kedatangan tamu penting, jadi Lin Bo tidak berani masuk dan mengganggu. “Xiao Hu Li, siapa yang ditemui oleh Marquis?” Setelah sekian lama menunggu, Lin Bo akhirnya tidak bisa menang melawan rasa penasarannya. “Aku pikir itu adalah bibi Marquis.” Pemuda yang lebih muda dari Lin Bo, Xiao Hu Li, tengah memakan biji melon saat dia menjawab pertanyaan Lin Bo. Bibinya, itu berarti… Lin Bo segera berdiri untuk segera pergi. Dia tidak bisa membicarakan masalah Baili Qing Shi di depan Permaisuri Liu Li Shu. Dan juga, apa yang dilakukan oleh Permaisuri Liu Li Shu di manor Liu? “Ge, kau mau kemana? Marquis sudah keluar!” Xiao Hu Li tidak sedang berteriak, tapi suaranya benar-benar nyaring. Lin Bo mengutuk di dalam hatinya, “macan kecil ini!” Baik Permaisuri Liu Li Shu maupun Liu Qianfan bukan orang yang tuli. Jadi ketika mereka mendengar suara Xiao Hu Li, perhatian mereka langsung teralihkan. Terlebih lagi Liu Qianfan yang memang telah benar-benar menunggu kedatangan Lin Bo. “Lin Bo!” Panggil Liu Qianfan. Lin Bo sangat canggung sekarang. Dia tidak bisa pergi karena Liu Qianfan telah menunggunya. Jadi dia hanya bisa berbalik dan menyapa Liu Qianfan, “Marquis.” Lin Bo segera menangkupkan kedua tangannya, tidak berani menatap saat dia memberi salam pada Permaisuri Liu Li Shi. “Yang Mulia, tentara Kekaisaran Lin Bo menyapa Yang Mulia.” Jika Liu Qianfan peka terhadap situasi sulit Lin Bo, dia pasti tidak akan bertanya perihal Baili Qing Shi. Tapi itu tidak akan terjadi karena Liu Qianfan telah membuka mulutnya untuk bertanya, “bagaimana?” Kata ‘bagaimana’ terdengar cukup ambigu bagi orang yang tidak paham arah pertanyaan dari Liu Qin Fan ini, tapi Permaisuri Liu Li Shu sepertinya tahu. Melihat Lin Bo ragu-ragu, Liu Qianfan segera berkata, “katakan saja. Permaisuri Liu Li Shu datang kemari karena dia juga ingin mendengar berita darimu.” Mendengar Marquis Liu telah memberikannya izin untuk berbicara, Lin Bo akhirnya berkata, “tuan muda Baili berhasil ditemukan satu minggu yang lalu. Jenderal Wei sendiri yang menyelamatkannya dan membawanya ke Luoyang. Dia mengalami luka yang parah akibat panah dan juga pukulan.” Permaisuri Liu Li Shu nyaris ambruk, Liu Qianfan segera menopang bibinya. “Bibi, mari kita duduk dan bicara di dalam.” Qiao Mama membantu Permaisuri Liu Li Shu duduk dan memberikannya secangkir teh hangat. Setelah merasa sedikit tenang, Permaisuri Liu Li Shu tidak bisa tidak bertanya. “Bagaimana keadaannya sekarang?” Liu Qianfan mengangguk pada Lin Bo, dan Lin Bo berkata. “Dia pingsan selama satu minggu, dan hari ini tuan muda Baili telah siuman.” Jantung Permaisuri Liu Li Shu yang menegang akhirnya mengendur. Air matanya tumpah ketika dia mendengar ucapan Lin Bo. “Di mana dia sekarang?!” “Dia ada di Fu Jenderal Wei.” Lin Bo berkata.“Jenderal Wei Junior tengah merawatnya sekarang Yang Mulia.” “Qiao Mama, aku harus pergi melihatnya.” Air mata membanjiri pipi Permaisuri Liu Li Shu yang putih. “Aku ingin melihatnya! Biarkan aku melihatnya!” “Lin Bo kau boleh pergi.” Liu Qianfan memberikan isyarat pada Lin Bo dan Lin Bo langsung pergi tanpa banyak bertanya. Melihat bibinya dirundung oleh kecemasan, Liu Qianfan tentu saja berusaha untuk menenangkannya. “Bibi, bibi harus tenang. Xiao Baili sudah sadar dan dia akan segera membaik.” “Qianfan, aku adalah ibu yang tidak berguna! Putraku menghadapi maut untuk kali kedua, dan aku tidak pernah berada di sampingnya!” Tangis seorang ibu negera pecah semakin dalam. “Aku tidak ada untuknya saat dia sakit. Dia putraku! Dia putraku Qianfan!” “Yang Mulia.” Qiao Mama juga menangis. Liu Qianfan menggenggam tangan Permaisuri Liu Li Shu seraya berkata, “bibi, bibi harus bisa menahannya. Aku tahu ini sulit, tapi ini semua demi Xiao Baili. Jika bibi berlari kesana sekarang, Xiao Baili akan berada dalam bahaya. Aku mohon untuk bibi tenang.” Ibu mana yang tidak merasa frustasi ketika dia mengetahui putranya berada dalam bahaya. Permaisuri Liu Li Shu ingin sekali berlari menuju Wei-Fu untuk segera menemui putranya, Li Lian. Tapi sekali lagi, karena statusnya, dia tidak bisa melakukan hal itu. Permaisuri Liu Li Shu menggenggam tangan Liu Qianfan, dia dengan putus asa berkata, “aku ingin melihatnya. Tidak peduli sebagai apa. Bisakah kau membawaku pergi ke sana. Aku bisa menjadi pelayan atau apapun.” Qiao Mama, “Yang Mulia!” “Qiao Mama, aku hanya ingin melihatnya. Aku ingin mengetahui kondisinya. Hanya sebentar, hanya sebentar saja.” Ujar Permaisuri Liu Li Shu. Ini sangat berbahaya. Jika Permaisuri Liu Li Shu ketahuan, maka masalahnya akan runyam. Dia adalah Permaisuri Tang Agung, kemana pun dia pergi, akan selalu ada mata yang mengawasinya. “Qianfan.” Pinta Permaisuri Liu Li Shu. “Aku akan membantu bibi.” Kata Liu Qianfan. */ Sebuah kereta keluar dari Manor Liu beberapa saat kemudian. Liu Qianfan beserta istrinya masuk ke dalam kereta dan menuju ke Wei Fu. Sementara itu di waktu yang bersamaan, kereta Permaisuri Liu Li Shu juga pergi dari Manor Liu. Kereta kuda yang membawa Marquis Liu dan istrinya berhenti tepat di depan pintu gerbang Fu Wei Xiao Yue. Itu hampir bersamaan dengan Wei Xiao Yue yang juga berniat keluar. Wei Xiao Yue bahkan telah memakai jubah resminya, dia telah siap untuk berangkat ke istana. “Marquis Liu, Liu Furen.” Wei Xiao Yue segera menangkupkan tangannya. Liu Qianfan juga menangkupkan tangannya, sementara nyonya Liu menekuk lututnya sedikit. Mereka menyapa Wei Xiao Yue, “Marquis Wei.” Liu Qianfan melirik seorang pelayan di belakang istrinya saat dia berkata pada Wei Xiao Yue, “aku mungkin akan merepotkan Marquis. Bisakah kami mengganggu Marquis sebentar?” Tatapan Wei Xiao Yue mengikuti pandangan Liu Qianfan, Wei Xiao Yue sudah menangkap sinyalnya. Pupil matanya membesar. Wei Xiao Yue segera menenangkan dirinya dan berkata, “silahkan masuk.” Begitu mereka telah masuk ke dalam Wei-Fu, Wei Xiao Yue terlebih dahulu membawa Liu Qianfan dan pelayan itu ke ruangannya. “Yang Mulia.” Wei Xiao Yue segera memberi hormat begitu dia masuk ke ruangannya. Wanita yang memakai pakaian pelayan itu tentu saja bukanlah pelayan istri Liu Qianfan. Secara alami itu adalah Permaisuri Liu Li Shu yang sedang menyamar. “Jenderal, aku tahu kau juga akan menentang hal ini. Tapi izinkan aku, aku hanya ingin melihat putraku.” Permaisuri Liu Li Shu berkata, “aku tidak akan bicara, aku hanya ingin melihatnya. Hanya melihatnya.” Benar-benar menyedihkan. Wei Xiao Yue bahkan tidak bisa mengabaikan wanita malang ini. Dia mengangguk dan berkata, “hamba rasa ini bisa dilakukan. Xiao Baili tidak pernah melihat Yang Mulia. Dia tidak pernah mengetahui wajah Yang Mulia, jadi hamba rasa Yang Mulia bisa melihatnya.” “Terima kasih Jenderal.” Kata Permaisuri Liu Li Shu. Wei Xiao Yue membuka jalan, “Mari Yang Mulia.” Wei Xiao Yue memimpin jalan, dibelakangnya ada Liu Qianfan dan istrinya. Dan di belakang istri Liu Qianfan ada Permaisuri Liu Li Shu. Mereka sudah sampai di depan pintu, tapi Permaisuri Liu Li Shu merasa dirinya tidak bisa melakukan ini. Dia tampak ragu-ragu. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu dengan putra kandungnya. “Bibi, bibi tidak perlu khawatir.” Istri Liu Qianfan berkata, “semuanya akan baik-baik saja.” Pintu paviliun akhirnya terbuka, di dalam Baili Qing Shi tengah duduk sembari membaca sebuah buku. Dia berkata, “Yifu, kau kembali?” “En.” Wei Xiao Yue akhirnya masuk dan melewati tirai. Ada tiga orang yang mengikutinya. Baili Qing Shi sedikit terkejut, tapi dia segera tersenyum, “ada tamu rupanya.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN