Wei Xiao Yue kembali melanjutkan perjalanannya menuju ke Huainan. Karena hanya beristirahat untuk memberi makan kudanya, jarak yang berhasil dikikis oleh Wei Xiao Yue mencapai tiga kali lipat. Baili Qing Shi pergi dua hari lebih cepat, dan Wei Xiao Yue menyusul dua hari kemudian. Tapi berkat kemampuannya berkuda, dan juga karena dia adalah pemimpin pasukan kavaleri, tentu saja bukan hal yang aneh jika Wei Xiao Yue mahir menunggang kuda dengan kecepatan tinggi.
Sudah satu setengah hari Wei Xiao Yue berkuda, dan dia telah sampai di Provinsi Shannan. Provisi Shannan terletak di sebelah barat dan berbatasan langsung dengan Provinsi Huainan, jadi jika Wei Xiao Yue melewati Provinsi Shannan, maka dia akan sampai di Huainan. Di Shannan pulalah para bandit yang meresahkan itu beraksi, itulah yang diketahui Wei Xiao Yue sampai saat ini. Tapi walau pun dia sendirian, dia sama sekali tidak takut.
“Aku akan benar-benar mengulitiku Xiao Baili. Tidak peduli jika Permaisuri atau Liu Qianfan akan menghukumku atau tidak.” Wei Xiao Yue memacu kudanya sembari mengoceh, memikirkan hukuman apa yang akan dia berikan pada Baili Qing Shi nanti.
Jenderal Wei Junior bahkan tidak menghentikan pacuannya saat waktu makan siang. Dia mengunyah rotinya di atas kuda dan menolak untuk berhenti. Kudanya sendiri adalah kuda perang terbaik, kuda dengan daya tahan tubuh yang sangat mumpuni. Bahkan ketika dia memacu kudanya dari Luoyang ke Jiangnan, kuda itu mampu bertahan tanpa istirahat sehari pun.
Saat matahari hampir tenggelam, Wei Xiao Yue sampai di hutan tempat Baili Qing Shi menyerahkan diri. Beruntung bukan penglihatannya yang menurun, jadi dia masih bisa melihat simbol yang digantung di pohon. Ikat kepala Xiao Baili yang putih terlihat oleh Wei Xiao Yue.
“Ini milik Xiao Baili. Kantong wewangian..,” Wei Xiao Yue membuka kantong wewangian itu dan mendapati surat yang ada di dalamnya. Ada peta yang tergambar di surat itu.
Tebakan Baili Qing Shi bahwa Yifu-nya akan sampai esok hari atau lusa ternyata salah besar. Wei Xiao Yue, si gila itu bahkan dapat mengikis waktu dan sampai dalam waktu sehari.
“Dia ikut bersama para bandit itu?!” Wei Xiao Yue mengerutkan keningnya. “Apa yang sebenarnya terjadi?”
Wei Xiao Yue tidak membuang-buang waktunya. Dia bergegas menuju ke tempat yang digambarkan di kertas itu.
*/
“Luo Mama, ayo. Kita harus bergegas ke istana Putra Mahkota.” Chu Hua dengan tergesa-gesa berjalan ke istana Putra Mahkota setelah Li Jin memanggilnya.
Chu Hua menjadi begitu bersemangat, itu bukan karena Li Jin, tapi Chu Hua benar-benar berharap bahwa Li Jin memanggilnya karena dia telah mendapatkan informasi perihal adiknya.
“Yang Mulia, Chu Hua memberi salam pada Yang Mulia.” Chu Hua menundukkan kepalanya, hanya memperlihatkan bibir merah delima miliknya yang sangat indah.
“Mendekatlah.” Kata Li Jin.
Chu Hua patuh, dia berjalan mendekat ke arah Li Jin, tapi tidak berani duduk. Barulah saat Li Jin menarik pergelangan tangannya, Chu Hua langsung terhempas dan duduk di pangkuan Li Jin. Di ruangan itu masih ada pelayan, termasuk Ge Qing Jing. Dan saat mereka melihat hal ini, mereka tidak berani mengangkat kepala mereka.
“Keluarlah.” Li Jin memerintahkan.
Ge Qing Jing tidak bisa berbuat apa-apa, dia dan para pelayan hanya bisa mundur dan akhirnya keluar dari istana Putra Mahkota.
“Kau harum sekali.” Li Jin nampak seperti hewan buas, yang mengendus aroma sedap dari hewan kecil yang akan memangsanya.
Chu Hua memang sengaja memakai wewangian di tubuhnya, dia mempercantik dirinya, berharap Li Jin akan terpesona dan pada akhirnya memberikannya kabar perihal adiknya.
“Yang Mulia, Chu Hua memiliki pertanyaan.” Kata Chu Hua.
Gadis itu terlihat malu-malu, dia bahkan tidak berani menatap Li Jin. Ini tentu saja berbeda dari wanita-wanita b****l yang pernah tidur bersama Li Jin, mereka akan menatap Li Jin dan menggodanya. Tapi Chu Hua memiliki keistimewaannya sendiri.
Bukankah mangsa yang malu-malu hanya akan membuat pemangsanya itu senang bermain-main dengannya?
“Setiap jawaban yang akan aku berikan padamu, itu tidak gratis.” Li Jin mengangkat dagu Chu Hua dan memaksa gadis itu melihatnya. “Bagaimana caramu membayarnya? Yang Mulia ini harus mendapatkan jawaban terlebih dahulu.”
Chu Hua tidak mengatakan apa-apa, tapi dia tiba-tiba menjulurkan wajahnya dan menempelkan bibirnya ke bibir Li Jin. Itu hanya selang beberapa detik, dan Li Jin sudah mati rasa. Dia merasakan kesemutan di kulit kepalanya, tanpa menunggu Chu Hua menarik bibirnya kembali, Li Jin sudah terlebih dahulu memperdalam ciumannya.
Setelah beberapa saat, bibir mereka terpisah. Baik Chu Hua maupun Li Jin tampak menarik napas sebanyak-banyaknya, mereka terengah-engah seolah oksigen di ruangan itu sudah habis.
“Chu Hua ternyata sangat pandai.” Li Jin menatap wajah cantik wanita itu dan berkata, “sekarang katakan pada Yang Mulia ini, pertanyaan apa yang ingin kau tanyakan.”
Chu Hua berkata dengan suara lembut tapi malu-malu, “itu tentang adik laki-laki saya, apakah Yang Mulia sudah menemukannya?”
Li Jin tiba-tiba tertawa. Dia tertawa cukup lama, seolah ada yang lucu dari ucapan Chu Hua itu. Li Jin menjawab, “itu adalah alasan kedua kenapa Yang Mulia ini memanggilmu.”
Chu Hua tampak bingung, “hah?”
“Aku akan memberitahumu.” Li Jin menempelkan tangannya ke pipi Chu Hua yang halus.” Tapi itu tergantung bagaimana caramu mengatasi alasan pertama.”
Chu Hua tentu saja tidak bodoh. Dia tahu dengan pasti apa alasan pertama yang dimaksud oleh Li Jin. Dan secara otomatis, Chu Hua langsung melingkarkan lengannya ke leher Li Jin, memberanikan diri untuk menatap Putra Mahkota itu.
“Hahahaha, kau rupanya sudah tahu.” Li Jin berkata, “mari selesaikan urusan ini dulu, aku akan memberitahumu ketika kita selesai melakukan urusan kita.”
Li Jin tidak banyak berkata-kata, dia langsung mengangkat tubuh ramping Chu Hua, membawanya ke tempat tidur untuk melakukan urusan mereka.
Chu Hua tidak banyak mengeluh akan temperamen Li Jin ini. Dia juga tidak bisa mengeluhkan bagaimana jijiknya Chu Hua pada tubuhnya sendiri. Dia, Chu Hua, hanya bisa menelan pil pahit, berharap kegilaan yang dilakukan Li Jin pada tubuhnya akan segera berakhir.
Chu Hua menggertakkan giginya dan berkata di dalam hatinya. “Aku harus menahannya, aku harus menahannya demi Chu Ling. Demi Chu Ling adikku.”
Beruntung Li Jin tidak mengingkari janjinya. Tubuh Chu Hua yang nyaris remuk berbaring di sampingnya. Dan pada saat itulah Li Jin mengatakan alasan kedua kenapa dia menyuruh Chu Hua datang ke istananya.
“Ge Qing Jing, gonggong itu menyembunyikan adikmu.” Li Jin berbisik, “Chu Ling, adikmu itu, dia berada di Luoyang.”
Chu Hua merasakan luapan emosi, air matanya menetes. “Bagaimana, bagaimana keadaan adik Chu Hua Yang Mulia?”
Li Jin mencium air mata Chu Hua, tidak membiarkan air mata itu jatuh ke sprei. “Dia baik-baik saja. Chu Ling menjualnya sebagai b***k ke salah satu rumah bangsawan Luoyang.”
Chu Hua menangis dalam diam, tidak berani mengeluarkan suara atau pun keluhannya di depan Li Jin. Tapi Li Jin tahu, dia menyukai wanita yang berbaring di sampingnya itu seperti seekor anjing yang menyukai tulang. Li Jin memeluk Chu Hua seperti seseorang yang memeluk binatang kecil yang lemah.
“Aku akan membebaskan adikmu.” Li Jin berbisik, “aku berjanji padamu, aku juga tidak akan membiarkan Ge Qing Jing lolos.”
*/
Sangat kesulitan untuk mencari sebuah tempat di malam hari, tapi Wei Xiao Yue tidak menyerah. Dia menemukan sebuah pemukiman untuk kemudian beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya. Dia juga belum sempat makan, jadi dia memutuskan untuk mencari restoran atau semacamnya.
“Tuan muda, silahkan.” Seorang pria berusia sekitar lima puluh mempersilahkan Wei Xiao Yue. Dia berbicara menggunakan aksen Shannan.
“Aku harus memberi makan kudaku.” Wei Xiao Yue menyerahkan tali kudanya pada pria itu.
Dia kemudian masuk ke dalam tempat makan yang sederhana, memesan makanan, duduk dengan tenang. Ada beberapa pria yang duduk di sudut tempat makan itu, pembicaraan mereka cukup menyita perhatian Wei Xiao Yue.
“Berkat tuan muda itu, setidaknya kita bisa pergi untuk membeli makanaan.” Kata salah satu pria.
Pria yang lain menjawab, “dia sepertinya tuan muda dari keluarga kaya raya. Kenapa dia mau mengorbankan dirinya sendiri? Tidak banyak pemuda dari klan bangsawan yang memiliki sifat seperti itu.”
Wei Xiao Yue bersyukur karena dia datang ke tempat itu. Dan terima kasih pada obat Zhang Wei yang belum aus, sehingga dia bisa menggunakan telinganya untuk mendengar percakapan para itu.
Wei Xiao Yue segera meletakkan sumpitnya, dia meninggalkan makanannya yang masih belum sempat dia sentuh. Wei Xiao Yue berjalan ke meja tiga pria itu dan memukul meja. “Di mana pemuda yang kalian bicarakan?!”
Ketiga pria itu tersentak, mereka berdiri dan menunjukkan ekspresi yang tidak nenyenangkan. Pria A menunjuk Wei Xiao Yue, “kau, berani-beraninya pria cantik sepertimu menggertak kami! Apa kau mencari mati?!”
Wei Xiao Yue mendengus, “lagi-lagi pria cantik! Sial!”
Wei Xiao Yue mendengus dan menyilangkan lengannya, “aku bukan mencari mati, tapi aku mencari pemuda yang baru saja kalian bicarakan! Dan juga, aku bukan pria cantik! Aku adalah…”
“Kau adalah pemuda dari klan bangsawan lainnya.” Pria B segera memotong ucapan Wei Xiao Yue.
Wei Xiao Yue mendidih, dia berteriak dengan murka. “Aku adalah Jenderal Militer Tang Agung, Wei Xiao Yue! Aku datang…”
Dua pria itu. “Pufft hahahahahah.”
Wei Xiao Yue, “….”
“Apa kau pikir kami akan mempercayaimu?!” Pria B melipat tangannya, masih tertawa ketika dia berkata, “jangan mengelabuhi kami! Walau pun kau memakai jubah mewah, tapi bukan berarti kau adalah Jenderal! Kau bisa saja hanya berpura-pura. Lihatlah, kau bahkan tidak lebih tua dari kami berdua. Dasar b*****h!”
Para pria itu tentu saja tidak akan tahu bagaimana mode dari jubah phyton Kekaisaran yang dipakai oleh seorang Perdana Menteri. Dan juga, Wei Xiao Yue juga tidak mengenakan armornya, jadi wajar jika dia tidak terlihat sebagai seorang Jenderal atau pasukan militer sama sekali. Selain itu, Wei Xiao Yue ini, dia hanya mengikat rambut hitam panjangnya menyerupai ekor kuda, ada jepit cincin merak yang menghiasi kuncir rambutnya, tampak mewah dan juga mahal. Jika diperhatikan lebih jauh, maka Jenderal Wei Xiao Yue sekarang memang lebih terlihat seperti pria cantik.
Sial!
Wei Xiao Yue mengutuk. Dia tidak tahan lagi dan segera mengeluarkan token militernya. “Kalian bisa membaca kan?”
Ketiga pria itu menggelengkan kepala mereka, “tidak bisa.”
Wei Xiao Yue, “….”
Wei Xiao Yue tidak memiliki pilihan lain selain memanggil pemilik tempat makan itu dan menyuruhnya untuk membaca tulisan yang terukir di token itu.
Wei Xiao Yue berkata, “tuan, baca tulisan ini keras-keras!”
Pemilik tempat makan itu segera mengangguk, tidak berani membantah. Dia mulai membaca tulisan yang terukir di token, “Wei Xiao Yue. Jabatan, Jenderal Militer Kekaisaran Tang Agung. Tertanda, Kaisar Li Wei.”
“Ya Tuhan!” Pemilik tempat makan itu kaget setengah mati. Dia segera membungkuk dan berkata, “Jenderal, ini benar-benar Jenderal! Aku adalah penggemarmu.”
Wei Xiao Yue, “terima kasih, tapi kau mengidolakan seseorang yang bahkan tidak pernah kau lihat. Aku menghargaimu.”
Pemilik tempat makan, “….”
Ketiga pria itu akhirnya diam. Setelah mendengar pemilik tempat makan itu membacakan tulisan yang ada di token, mereka akhirnya percaya.
Pria A tergagap saat dia berkata, “kau lebih cocok menjadi gege-nya, kenapa kau malah menjadi Yifu-nya?”
Wei Xiao Yue, “itu urusanku. Sekarang ayo pergi, aku merindukan putraku!”
Ketiga pria itu mengangguk secara bersamaan. Mereka segera membungkus semua makanan yang telah mereka pergi lalu kemudian bergegas mengantar Wei Xiao Yue ke tempat mereka. Dan sialnya, karena ketiga pria itu hanya memiliki kereta dengan keledai sebagai penariknya, maka perjalan mereka menyita waktu yang cukup lama.
Wei Xiao Yue sudah tidak sabaran. Dia berkata, “satu orang, naik ke kuda ku! Bawa aku kesana, keledai itu hampir mati karena menarik beban seperti kalian!”
“Bagaimana kami bisa mempercayaimu? Bagaimana jika kau membunuh kami?!” Teriak pria B.
“Aku ingin bertemu putraku, bagaimana mungkin aku akan membunuhmu? Kalian tidak memiliki apapun untuk dirampok! Dan juga, aku adalah Jenderal, aku tidak membunuh orang secara sembarangan!” Wei Xiao Yue menunjuk pria C yang sangat kurus, “kau! Kemari dan naik ke kudaku!”
Pria kurus itu adalah yang paling muda. Dia mungkin berusia sedikit lebih muda dari Chen Yang, dan juga tidak terlalu tinggi. Pria muda C dengan putus asa naik ke kuda Wei Xiao Yue.
“Pegangangan!” Kata Wei Xiao Yue.
“Bagaimana mungkin aku berpegangan padamu?!” Pria muda ketus.
“Nak, putraku jauh lebih tua darimu dan dia masih sedikit manja.” Wei Xiao Yue melirik pria muda yang tampak cekung dan menyedihkan, “jangan salahkan aku jika kau jatuh dari kudaku ini!”
Wei Xiao Yue menendang perut kudanya dan memberikan suara ‘hiya’, kuda petarung itu segera berlari dengan kecepatan tinggi. Membuat pria C yang duduk dibelakang Wei Xiao Yue nyaris terlempar.