Baili Qing Shi dan rombongannya kembali melanjutkan perjalan mereka menuju ke Huainan. Sejauh ini mereka telah sampai di provinsi Shannan, ini adalah provinsi terakhir sebelum mereka akhirnya bisa sampai di Huainan. Dan di Provinsi inilah Baili Qing Shi, para Bikkhu dan juga orang-orang yang memberinya tumpangan itu akan berpisah.
“Di depan akan ada hutan bambu, setelah melewati itu kami akan pergi Henan, dan para Bikkhu bisa melanjutkan perjalanan kalian menuju ke Huainan.” Kata kusir A.
Zhang Wei menyatukan tangannya dan mengucapkan terima kasih, sembilan orang Bikkhu lainnya termasuk Baili Qing Shi mengikuti gerakan Zhang Wei. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan mereka dan masuk ke dalam hutan.
Baili Qing Shi sudah memiliki perasaan yang tidak nyaman saat dia menginjakkan kakinya di hutan rimbun itu. Dan melihat orang-orang yang pergi bersamanya, sepertinya hanya sedikit yang pintar berkelahi. Walau pun begitu, Baili Qing Shi masih bersikap tenang. Dia duduk di belakang kusir dengan tangannya yang tidak pernah melepaskan kipas tulang pemberian Wei Xiao Yue. Karena dia sekarang adalah seorang pemuda biasa dan bukan lagi prajurit militer sementara, Baili Qing Shi tentu saja akan membawa pedang ‘Xiao Yue’ bersamanya.
“Aku akan berusaha menghabisi para bandit-bandit itu jika mereka memang adalah bandit sungguhan.” Baili Qing Shi duduk di atas kereta kuda sembari memikirkan hal ini, “tapi jika mereka hanyalah sekelompok orang yang merampok karena kalaparan, maka aku akan berusaha menahan mereka. Mereka tidak bisa dibunuh.”
Sejauh mereka berjalan, semuanya masih baik-baik saja. Semakin dalam mereka masuk ke dalam hutan bambu, maka semakin rimbun bambu yang menutupi langit biru, terasa sejuk namun sedikit mencekam.
Kusir A membuka mulutnya, “sepertinya kita beruntung hari ini. Mereka sepertinya tidak ada hari ini.”
“Syukurlah, kita akhirnya bisa membawa bantuan ini ke Henan.” Timpal kusir B.
Ketenangan kelompok itu hanya berlangsung dalam waktu satu dupa saja, dan setelahnya mereka tidak lagi bisa tersenyum. Kereta pembawa makanan itu langsung dikepung dari segala penjuru oleh beberapa orang pria.
Kuda-kuda yang menarik gerobak otomatis segera berhenti.
“Turun! Semuanya turun dari kereta kalian!!” Teriak salah satu orang yang termasuk dalam kelompok bandit.
Para Bikkhu masih tenang, mereka berhasil berbaur dengan alam bahkan di saat nyawa mereka berada di tengah bahaya.
Benar-benar patut dicontoh!
“Tinggalkan semua biji-bijian itu dan kalian boleh pergi!” Lanjut salah satu bandit. “Jika tidak! Maka kami akan memotong kepala kalian!”
Zhang Wei maju selangkah, ada tasbih Buddha yang terbuat dari kayu di tangannya. Dia dengan sopan berkata, “tuan-tuan, biji-bijian ini akan dikirim ke Henan untuk membantu rakyat yang kelaparan karena makanan mereka yang dijarah. Tolong tuan-tuan mengerti, kami bisa memberikan satu karung, tapi tidak jika tuan-tuan meminta semuanya.”
“Pei!” Salah satu bandit meludah. “Kau rupanya seorang bikkhu, tidak apa, jika kau menolak meninggalkan biji-bijian itu, maka kami akan mengambilnya secara paksa!”
Baili Qing Shi masih mengipasi dirinya menggunakan kipas tulang. Wajah tampannya nampak sangat sombong saat ini. Dia tersenyum sembari berpikir, “mereka bukanlah bandit sungguhan. Tidak ada tanda yang menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok bandit. Cara mereka memegang pedang bahkan terlihat sangat kaku. Mereka hanyalah orang-orang yang putus asa dan akhirnya merampok.”
“Kau yang di sana! Kenapa kau tersenyum?! Apa kau gila?!” Bandit lainnya memperhatikan seorang pemuda tampan yang tampak berbeda dari orang-orang dalam kelompok.
Baili Qing Shi tersentak, dia menutup kipas lipatnya dan menggunakan kipas itu untuk menunjuk dirinya sendiri. “Aku?”
“Ya, tentu saja kau!” Balas bandit itu.
Baili Qing Shi maju beberapa langkah, mulanya dia dihalangi oleh Zhang Wei, tapi Baili Qing Shi menurunkan lengan Zhang Wei yang menghadangnya itu dengan lembut. Dia berkata, “tidak apa-apa Shifu.”
“Aku tahu kalian bukanlah bandit sungguhan. Dan aku juga tidak akan membiarkan kalian membawa biji-bijian ini.” Baili Qing Shi membuka kipasnya lalu kemudian berkata, “kalian percayalah padaku, jika kalian tidak melakukan perampokan ini, maka situasi di Huainan dan Henan tidak akan menjadi parah! Korban dan para pengungsi membutuhkan makanan. Tapi karena kalian, mereka hanya bisa menjadi kelaparan!”
“Kau! Apa kau mau mati!” Salah satu bandit palsu itu terlihat kesal.
“Aku tidak akan mengangkat pedangku karena aku tahu kalian bukanlah orang jahat yang akan tega membunuh orang.” Baili Qing Shi menunjuk kereta-kereta yang membawa biji-bijian itu sembari berkata, “aku akan memberikan kalian separuh, separuh dari satu kereta. Itu sudah sangat banyak, tapi kalian harus membiarkan mereka lewat!”
Ada sepuluh karung biji-bijin di setiap kereta, jika Baili Qing Shi memberikan separuhnya, maka para bandit palau itu akan mendapatkan lima karung. Itu cukup banyak.
Tapi para bandit palsu tidak bisa menerima hal itu. Jika mereka bisa menjarah semuanya, kenapa mereka harus puas dengan hanya menerima lima?
Walau pun mereka bukan bandit, tapj jumlah mereka jauh lebih banyak. Hanya untuk mengalahkan satu tuan muda yang hanya memegang kipas di tangannya, seharusnya itu tidak sulit kan?
Itulah yang dipikirkan para pencuri itu. Ya, karena mereka bukanlah pembuat onar yang kejam seperti bandit di jalur sutra, mari menyebutnya sebagai pencuri saja.
“Kami tidak akan mengalah! Serahkan semuanya!” Teriak pencuri A.
Baili Qing Shi kehilangan akal sehatnya. Dia tidak lagi bersikap santai, dia tiba-tiba naik ke atas kereta. Itu bukan di teras kereta melainkan di bagian atap kereta kuda.
Salah satu pencuri memujinya, “Qinggong-nya bagus.”
“Terima kasih atas pujiannya.” Baili Qing Shi tersenyum.
Baili Qing Shi berada di atas atap gerbong kereta karena dia ingin semua orang mendengar kata-kata yang akan diucapkannya. Setelah kondisi hening dan tidak ada lagi yang membuka mulut, barulah Baili Qing Shi memulai pidatonya.
Baili Qing Shi, “Dengarkan aku, Yifu-ku adalah Jenderal Militer Tang Agung…”
“Apakah kau hanya ingin pamer?!” Para pencuri itu meneriakinya dari bawah.
Orang-orang ini!
Baili Qing Shi menggertakkan giginya dan mengepalkan tangannya. Dia kemudian melanjutkan ucapannya. “Berita tentang adanya penjarahan bantuan makanan yang dikirim menuju ke Huainan dan Henan telah terdengar sampai ke ibukota. Dan aku yakin, cepat atau lambat Kaisar akan mengirimkan pasukan untuk memberantas kalian. Tapi kalian bukanlah bandit yang sesungguhnya! Kalian hanyalah manusia yang mencari makanan karena kalian dan keluarga kalian kelaparan. Aku tahu itu!”
“Lalu kenapa memangnya?! Kami rela mati asal anak-anak kami bisa makan!” Teriak pencuri yang lain.
“Kalian tidak mengerti! Dengarkan aku. Aku akan memberikan saran pada kalian.” Urat-urat di dahi Baili Qing Shi mulai mencuat, “kalian tolong biarkan rombongan ini lewat, dan kalian masih akan mendapatkan lima karung biji-bijian. Jika bantuan dari Luoyang telah tiba, maka kalian tidak akan kelaparan lagi. Aku janji!!”
“Pei! Kami tidak mempercayai anak muda sepertimu!” Teriakan para pencuri menjadi semakin intens.
“Aku telah mengirimkan surat pada Yifu-ku, kalian tolonglah percaya. Ya Tuhan!” Baili Qing Shi terlihat frustasi, dia kemudian menaikkan tiga jarinya. “Tiga hari! Jika kalian tidak mendapatkan apapun dalam tiga hari, maka kalian bisa membunuhku!”
Perkataan Baili Qing Shi ini sudah mengindikasikan bahwa dia rela menjadi sandera para pencuri kecil itu sampai bala bantuan dari istana tiba. Tapi Zhang Wei, dia tentu saja menolak ide Baili Qing Shi ini!
“Tuan muda, kita tidak menukar nyawa dengan nyawa! Tolong jangan melakukan hal itu.” Teriak Zhang Wei.
Baili Qing Shi menurunkan pandangannya untuk melihat Shifu-nya. Dia kemudian berkata, “Shifu tidak perlu khawatir, Yifu-ku pasti sudah dalam perjalan sekarang. Shifu, para bikkhu dan paman-paman lainnya bisa pergi tanpaku.”
“Tidak tuan muda, bagaimana mungkin tuan muda menjadi sandera mereka?!” Zhang Wei menurunkan suaranya saat dia berkata, “kita semua bisa melewati ini bersama. Kita..”
“Shifu, orang-orang membutuhkan makanan. Mereka berjumlah banyak.” Baili Qing Shi serius saat dia berkata, “Yifu-ku mungkin sedang berada di atas kudanya sekarang. Dia pasti akan datang. Percayalah, aku akan baik-baik saja!”
Baili Qing Shi melompat turun dari atap kereta, dia mendarat di tanah dengan sempurna, ringan seperti bulu.
“Apakah kalian masih tidak percaya padaku? Aku benar-banar putra seorang Jenderal, Yifu-ku akan tiba besok atau lusa. Percayalah.” Baili Qing Shi berjalan ke arah para pencuri itu.
“Ini.” Baili Qing Shi menyerahkan kantong koinnya. “Ada koin tembaga dan beberapa emas di dalam sana. Ambil saja sebagai jaminan.”
Salah satu pencuri menyipitkan matanya dan merampas kantong uang Baili Qing Shi. Dia juga berkata, “serahkan pedangmu juga!”
Pedang itu adalah Xiao Yue, Xiao Yue adalah pemberian Wei Xiao Yue, jadi Baili Qing Shi merasa berat untuk menyerahkan pedangnya. Tapi untuk saat ini, dia tidak memiliki pilihan lain selain menyerahkan pedangnya.
“Jangan mengotorinya, jangan menaruhnya sembarangan, jangan membuka sarungnya, dan jangan memegangnya seperti itu!” Baili Qing Shi dengan enggan menyerahkan pedangnya. “Jika pada saat aku mengambilnya dan aku melihat ada noda, maka kalian akan membayarnya!”
Pedang Xiao Yue memiliki gagang dan sarung berwarna putih salju. Ada ornamen giok berwarna hijau muda di sarungnya, akan sangat kentara jika pedang itu kotor.
Para pencuri itu akhirnya sepakat dan mau untuk melepaskan semua orang kecuali Baili Qing Shi. Mereka juga mengambil lima karung biji-bijian sesuai janji. Tapi di lain sisi, Zhang Wei masih tidak setuju dengan rencana Baili Qing Shi. Dia tahu identitas Baili Qing Shi, jika sampai terjadi apa-apa pada pemuda itu, Zhang Wei takut bahwa dia tidak akan bisa menanggung akibatnya.
“Aku akan pergi bersama tuan muda.” Kata Zhang Wei.
Baili Qing Shi merasa bersyukur atas kepedulian Shifu-nya padanya, tapi untuk sekarang, itu adalah ide yang buruk. Bagaimana mungkin Zhang Wei, yang seorang tabib utama ikut dengannya dan membiarkan para bikkhu muda itu pergi ke Huainan? Bukankah itu terdengar seperti lelucon?
“Shifu, aku benar tidak apa-apa!” Baili Qing Shi berkata, “aku akan menyusul Shifu ke Huainan besok atau lusa. Aku akan kesana bersama Yifu-ku.”
Zhang Wei, “Tapi…”
Baili Qing Shi tengah diikat oleh orang-orang itu. Tangannya diikat sehingga dia tidak bisa bergerak. Bahkan kipas tulangnya pun dia sembunyikan di dalam bajunya. Sementara hal itu berlangsung, Baili Qing Shi juga masih sempat untuk mengoceh, “pergilah.”
“Kau terlalu banyak bicara!” Kata pria yang sedang mengikat Baili Qing Shi.
“Bagaimana Jenderal akan tahu jika tuan muda ditahan di hutan ini? Harus ada seseorang yang memberitahunya!” Kata Zhang Wei lagi.
“Itu urusanku.” Baili Qing Shi tersenyum.
Orang-orang pembawa biji-bijian itu akhirnya pergi. Dan begitu pula para bikkhu, mereka dengan enggan pergi untuk melanjutkan perjalanan mereka.
Sekarang hanya ada Baili Qing Shi di sana bersama orang-orang itu. Dia tidak bisa bergerak dengan leluasa karena tangannya diikat.
“Tuan muda, sekarang beritahu kami, bagaimana caranya Yifu-mu bisa menemukanmu?! Tidak mungkin kita akan menunggunya di sini selama dua hari kan?!” Ketus salah satu pria.
“Siapa namamu? Ah tidak,” Baili Qing Shi menatap ke sepuluh pria itu dengan putus asa. Dia kemudian berkata, “aku hanya akan memanggil kalian dengan sebutan Da Ge satu, Da Ge dua, dan seterusnya.”
Ke sepuluh pria itu, “….”
“Kau adalah Da Ge satu.” Baili Qing Shi menatap pria yang baru saja bertanya padanya itu dan berkata, “lepaskan saja ikat kepalaku ini dan gantung bersama kantong wewangianku. Kau bisa menggantungnya di sebuah pohon yang bisa dilihat oleh orang yang lewat.”
Baili Qing Shi mengalihkan pandangannya ke sebuah pohon, “itu, di sana. Itu adalah satu-satunya pohon yang bukan bambu. Kau bisa menggantungnya di sana.”
Da Ge satu mengerutkan keningnya, “bagaimana jika itu tertiup angin atau diambil orang?”
Baili Qing Shi memutar matanya, tampak frustasi, “kantong wewangian ini tidak seringan itu. Dan juga kau bisa memasukkan batu ke dalam kantong wewangianku. Tulis juga surat, ke arah mana Yifu-ku harus pergi! Dia bukan cenayang yang tahu segala hal!”
Da Ge satu langsung memerintahkan teman-temannya untuk melakukan apa yang diucapkan oleh Baili Qing Shi. Ikat kepala berwarna merah darah dilepas dari kepala Baili Qing Shi, memperlihatkan jidatnya yang putih dan bersih. Ada nama Baili Qing Shi dan simbol bulan di ikat kepala itu, identitasnya sudah jelas. Di tambah dengan aroma cendana dan surat di kantong wewangian, maka Wei Xiao Yue pasti akan dengan mudah menemukannya.
“Da Ge, semuanya sudah selesai!” Kata Da Ge dua.
“Ayo pergi!” Teriak Da Ge satu.
Baili Qing Shi akhirnya dibawa oleh orang-orang itu ke sebuah tempat, tidak tahu di mana.
“Aku harap Yifu akan segera datang.” Pikir Baili Qing Shi.