Kediaman Qiu Kong yang ada di pusat ibukota Luoyang membuat perjalanan Wei Xiao Yue tidak memakan banyak waktu. Hanya kurang dari satu jam dan dia sudah sampai di Qiu Fu, kediaman Menteri Pendapatan, Qiu Kong.
Para tentara telah menyegel tempat itu, tidak ada orang yang bisa keluar masuk karena brikade para tentara telah mengelilingi seluruh Fu. Wei Xiao Yue tiba dan langsung melompat dari punggung kudanya. Lin Bo yang sampai beberapa detik kemudian juga segera turun dari kudanya dan bersiap berlari mengikuti Wei Xiao Yue.
Apa yang sebenarnya terjadi? Qiu Kong bukanlah seorang ahli bela diri dimana Ouyang Yuze tidak bisa menghadapinya.
Wei Xiao Yue masuk ke halaman Fu di mana para pelayan, wanita dan anak-anak telah dikumpulkan oleh Ouyang Yuze. Ouyang Yuze segera menyambut Wei Xiao Yue, “Jenderal.”
“Apa yang terjadi?” Tanya Wei Xiao Yue.
Ouyang Yuze memberikan isyarat pada Wei Xiao Yue agar Wei Xiao Yue masuk ke dalam Fu. Di salah satu ruangan yang ada di Fu itu, tiga orang mayat telah mati karena bunuh diri. Mayat mereka tergantung dengan tali di leher mereka terikat di langit-langit. Wei Xiao Yue tidak perlu bertanya lagi, mayat itu adalah mayat Qiu Kong, istri dan juga anak laki-lakinya.
“Buktinya telah hilang.” Kata Wei Xiao Yue, “apa yang sebenarnya terjadi?”
Ouyang Yuze menjelaskan, “aku dan Lin Bo pergi ke Qiu Fu beberapa jam yang lalu sesuai dengan arahanmu. Ketika sampai, kami menggeledah semua ruangan dan halaman, termasuk dapur dan juga gudang. Semua pelayan telah dikumpulkan, seperti yang kau lihat. Tapi saat kami memasuki ruangan ini, mereka telah tewas. Tungku api di ruangan ini masih menyala, jadi bisa dipastikan mereka bunuh diri saat aku dan Lin Bo masih dalam perjalan kemari.”
“Dan juga,” Ouyang Yuze menunjuk teko tempat teh yang ada di atas meja, dia berkata, “aku mencium aroma obat di dalam teko itu. Aku rasa Qiu Kong menaruh sesuatu di dalam tehnya.”
Wei Xiao Yue mengambil teko itu dan mulai mengendusnya. Dia biasanya akan tahu jenis obat apa itu hanya dengan menciumnya, tapi kali ini dia…
“Aku tidak bisa mencium aroma apapun dari teko ini. Bahkan tidak dengan aroma tehnya.” Wei Xiao Yue berbicara pada dirinya sendiri.
“Bagaimana?” Ouyang Yuze juga teringat masalah indra penciuman Wei Xiao Yue yang bermasalah, jadi dia ingin mengkonfirmasinya melalui hal ini.
Wei Xiao Yue berdiri, dia tidak menatap Ouyang Yuze saat dia menjawab. “Aku tidak tahu secara pasti, tapi aku rasa ini adalah obat bius. Qiu Kong harus membuat istri dan putranya diam, jika tidak dia pasti tidak akan berhasil untuk membuat mereka bunuh diri.”
Ouyang Yuze mendapatkan poinnya, benar kata Baili Qing Shi, indra penciuman Wei Xiao Yue memang bermasalah.
“Yuze, bagaimana dengan Wakil Menteri? Apakah kediamannya sudah diperiksa?” Wei Xiao Yue memberikan isyarat pada bawahannya untuk menurunkan mayat Qiu Kong dan keluarganya yang masih tergantung.
Ouyang Yuze tenggelam ke dalam pemikirannya sendiri, “….”
Wei Xiao Yue yang tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaannya segera menoleh dan menampar pundak Ouyang Yuze. “Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau melamun?”
“Hah?” Ouyang Yuze kelihatan linglung. “Tadi, apa yang tadi kau katakan?”
Wei Xiao Yue menggelengkan kepalanya dan dengan ekspresi tidak berdaya berkata, “aku berkata apakah kediaman Wakil Menteri telah diperiksa?”
Ouyang Yuze mengangguk, “sejauh ini tidak ada laporan bahwa dia melarikan diri. Aku sudah mengirim beberapa tentara untuk membawa Wakil Menteri Pendapatan ke istana.”
Wakil Menteri Pendapatan, Gong Zi Shu, dengan pasrah dibawa ke istana oleh tentara militer. Dia tidak banyak melawan atau melakukan hal-hal bodoh, mungkin takut jika dia akan berakhir tidak baik.
Sementara itu di istana Long Gong, deretan para tabib yang semula tidak berhenti keluar masuk dari istana Kaisar, kini telah berangsur-angsur berkurang. Di dalam istana Long Gong, hanya ada tabib Hu dan tiga orang muridnya. Mereka bergantian memantau kondisi Kaisar Li Wei.
“Tabib Hu, bagaimana kondisi Yang Mulia? Apakah sudah ada kemajuan?” Permaisuri Liu Li Shu menatap Kaisar Li Wei dan tidak berdaya bertanya pada tabib Hu.
Tabib Hu menganggukkan kepalanya, “Yang Mulia Kaisar sudah membaik Yang Mulia. Hamba akan menyiapkan obat sekarang. Jika Yang Mulia Kaisar sudah bangun, dia akan bisa meminum obatnya.”
Permaisuri Liu Li Shu mengangguk, “kalian telah bekerja…”
Kalimat ‘kalian telah bekerja keras’ belum secara utuh diucapkan oleh Permaisuri Liu Li Shu ketika tubuhnya nyaris jatuh ke lantai. Qiao Mama dan beberapa pelayan wanita segera datang untuk menopangnya.
“Yang Mulia, anda harus beristirahat. Anda belum makan sejak tadi pagi.” Qiao Mama terlihat benar-benar khawatir.
“Aku baik-baik saja.” Suara Permaisuri Liu Li Shu terdengar lemah.
Wajah Permaisuri Liu Li Shu benar-benar sangat pucat. Kulitnya memang putih pucat, tapi sekarang kulit itu nampak berbeda. Permaisuri Liu Li Shu terlihat kurang sehat saat ini. Dia bahkan tidak kuat untuk menopang dirinya sendiri.
Penasihat Li Shufen yang masih berada di istana Long Gong segera menghampiri Permaisuri Liu Li Shu dan berkata. “Yang Mulia, mohon untuk Yang Mulia beristirahat. Jika Yang Mulia Kaisar bangun, hamba akan menyampaikannya pada Yang Mulia.”
Permaisuri Liu Li Shu tidak bisa bersikap egois untuk saat ini. Walau pun dia mau dan ingin tetap tinggal untuk menjaga Kaisar LinWei, dia tetap bisa menimbulkan masalah baru. Jadi Permaisuri Liu Li Shu hanya bisa mengiyakan ucapan Penasihat Li dan kembali ke istananya sendiri untuk beristirahat.
“Gonggong, jangan birkan para selir masuk untuk membuat keributan.” Sebelum melangkah keluar, Permaisuri Liu Li Shu terlebih dahulu mengatakan hal ini pada kasim pribadi Kaisar, Kasim Xu.
Melihat Permaisuri Liu Li Shu keluar dari ruangan pribadi Kaisar Li Wei, para selir yang telah menunggu serentak berdiri untuk memberi hormat. Mereka juga tidak buta, jadi mereka bisa melihat Permaisuri Liu yang tiba-tiba jatuh sakit.
Beberapa wanita Kaisar itu ada yang merasa kasihan pada Permaisuri Liu Li Shu. Sebagian kecil selir yang tidak menyukai Permaisuri Liu Li Shu juga tidak bisa tidak bergunjing. Mereka mencela di belakang Permaisuri Liu Li Shu dan hanya mengatakan bahwa Permaisuri hanya berpura-pura. Mo Guife juga termasuk ke dalam salah satunya.
Mo Guifei adalah selir dengan peringkat tertinggi, dia juga adalah wanita kesayangan Kaisar selain Permaisuri Liu Li Shu, jadi dia merasa di atas awan. Kini Permaisuri Liu Li Shu telah kembali ke istana Feng Gong, jadi selain Mo Guifei, tidak ada lagi wanita lain yang statusnya lebih tinggi darinya.
Mo Guifei melangkah maju dan berjalan ke arah pintu. Dengan ekspresi angkuh dan menyebalkan dia berkata, “aku ingin masuk untuk melihat Yang Mulia Kaisar.”
Dua orang kasim kecil yang berjaga di depan pintu ruangan pribadi Kaisar masih enggan untuk membiarkannya masuk. Salah satu kasim itu berkata, “maafkan b***k ini Yang Mulia, tapi Yang Mulia Permaisuri telah melarang siapa pun kecuali tabib Hu dan tiga muridnya untuk masuk ke dalam.”
Mo Guifei meninggikan suaranya, “apa kau tidak tahu siapa aku?! Aku adalah Mo Guifei, aku adalah ibu dari Putra Mahkota.”
Keributan terjadi di depan pintu masuk ruangan Kaisar. Para bawahan tidak ada yang berani untuk melawan Mo Guifei, semuanya diam dan tidak mengangkat kepala mereka. Barulah saat pintu ruang pribadi Kaisar Li Wei terbuka, Xu Gonggong akhirnya keluar. Kasim tua itu mendengar keributan di luar ruangan pribadi Kaisar, itulah mengapa dia langsung keluar.
“Mo Guifei, anda dan selir yang lain sebaiknya kembali ke paviliun anda dulu. Datanglah jika kondisi Yang Mulia Kaisar telah membaik. Yang Mulia membutuhkan istirahat, membuat keributan di luar sini hanya akan membuat Kaisar Li Wei tidak bertambah baik.” Kasim Xu memaksakan senyumnya ketika dia berkata, “Yang Mulia Kaisar membutuhkan ketenangan.”
Mo Guifei menatap Kasim Xu dengan tatapan penuh kekesalan. Dia akhirnya berbalik dan pergi dari istana Long Gong. Niatan awalnya adalah untuk mencari simpatik. Dia ingin dipuji atas jasanya menemani Kaisar Li Wei, tapi siapa yang menyangka bahwa dia akan berakhir dengan dipermalukan di depan para selir yang memiliki status dibawahnya.
Satu jam berlalu semenjak keributan di istana Long Gong, dan Putra Mahkota Li Jin tiba. Tidak seperti sebelumnya, Li Jin yang tadinya santai kini nampak terburu-buru. Dia menaiki setiap anak tangga dengan langkah tergesa-gesa, aroma herbal segera menusuk hidungnya yang mancung begitu dia memasuki area dalam istana Long Gong.
“Yang Mulia Putra Mahkota.” Li Shufen yang masih berada di sana segera membungkuk untuk memberi hormat pada Li Jin.
Li Jin mulanya ingin mengabaikan Li Shufen, tapi karena pria seusia ayahnya itu nampak asing, dia segera berbalik untuk bertanya, “kau ini siapa?”
“Hamba adalah Penasihat Kaisar dari Sekretariat Agung, Li Shufen.” Li Shufen membungkuk ketika dia mengatakan hal ini.
Li Jin biasanya akan hadir di Pengadilan Kekaisaran, tapi selama beberapa kali ini dia absen karena sakit dan menjalani hukuman. Dia baru saja kembali dari luar untuk melaksanakan hukuman, jadi dia tidak sempat melihat bagaimana seorang Li Shufen membuat para pejabat mati kutu hari ini.
Li Jin juga telah mendengar kehebatan dan keceradasan orang ini. Kecerdasannya diakui oleh semua sastrawan dan cendikiawan di Tang Agung dan beberapa negara sahabat lainnya. Ayahnya, Kaisar Li Wei, bahkan turun tangan sendiri untuk meminta Li Shufen untuk menjadi Penasihat Kekaisaran. Li Jin tidak bisa tidak terperanga. Dia segera bersikap ramah kepada Li Shufen.
“Penasihat Li, sungguh kehormatan bisa bertemu secara langsung denganmu.” Li Jin tersenyum, sesaat dia lupa tujuannya datang ke istana Long Gong.
Li Jin berkata, “kita tinggal di istana Daming, tapi kita bahkan tidak bertemu. Senang bertemu denganmu.”
Li Shufen juga mengangguk dan tersenyum, “terima kasih atas kebaikan Yang Mulia Putra Mahkota.”
Sadar jika dia sedang terburu-buru untuk menemui Kaisar Li Wei, Li Jin segera berbalik untuk kemudian masuk ke dalam ruangan pribadi Kaisar Li Wei.
“Bagaimana keadaan ayah Xu Gonggong?” Li Jin tidak bisa melihat Kaisar Li Wei secara langsung. Ada tirai yang membatasi antara tempat tidur Kaisar Li Wei dan tempat di mana Li Jin dan kasim Xu berdiri.
Xu Gonggong berkata, “Yang Mulia sudah baikan. Denyut jantungnya juga sudah normal semenjak tabib Hu melakukan akupuntur.
“Kenapan ayah bisa pingsan?” Li Jin mengerutkan keningnya.
Xu Gonggong tidak mau berbicara cukup jauh karena dia telah memahami karakter Putra Mahkota Li Jin. Li Jin bukanlah orang yang tenang, dia akan mengambil kesimpulan bahkan ketika otaknya tidak bekerja. Jadi kasim Xu lebih memilih untuk menjawab pertanyaan Li Jin itu dengan jawaban netral. “Yang Mulia Kaisar kecapean. Banyak masalah politik dan pemerintahan yang harus Yang Mulia tangani.”
Li Jin mengangguk dan memberikan ‘oh’ nya sebagai balasan.
*/
Wei Xiao Yue kembali lagi ke istana begitu urusannya di kediaman Qiu Kong selesai. Masih ada Gong Zi Chu yang harus dia interogasi.
Gong Zi Chu tidak dibawa ke penjara bawah tanah. Dia terlebih dahulu dibawa ke sel di mana para tahanan ditempatkan untuk sementara. Keluarganya juga ditempatkan di sana namun pada sel yang berbeda.
Wei Xiao Yue tiba di pos militer istana, dia segera memerintahkan pada bawahannya untuk membawa Gong Zi Chu ke halaman terbuka untuk segera diinterogasi.
Keringat dingin segera mengalir di sekujur tubuh Gong Zi Chu. Dia belum menjadi tahanan berbaju putih, sutra mahal yang menutupi tubuhnya yang gemuk sudah terlihat kotor dan acak-acakan, begitu pula dengan rambutnya.
“Gong Zi Chu, menjabat sebagai Wakil Menteri Pedapatan selama kurang lebih tiga tahun. Kau menggantikan Wakil Menteri sebelumnya yang telah mangkat, Fu Hanxin.” Wei Xiao Yue memulai pertanyaanya, “katakan yang sejujurnya, apakah kau mengetahui tindakan korupsi yang dilakukan oleh Qiu Kong?”
Gong Zi Chu terlihat seperti akan menangis, dia dengan terburu-buru menjawab, “aku benar-benar tidak tahu. Dia tidak pernah memberiku tugas semacam itu, aku dan dia juga tidak sedekat itu! Aku mohon jangan bunuh aku.”
“Siapa yang akan membunuhmu?!” Wei Xiao Yue terbahak-bahak, “kami bahkan tidak menggunakan metode interogasi yang biasa digunakan oleh Departemen Kehakiman. Kau hanya perlu berbicara dengan jujur dan mengatakan semua yang kau ketahui dan kau akan baik-baik saja. Ingat, nyawa klan mu berada di tanganmu.”