Saat matahari tepat berada di atas kepala, ke-lima pria dari Luoyang akhirnya memutuskan untuk beristirahat. Ada sebuah sumur di kaki bukit, jadi mereka turun dari kuda mereka dan singgah untuk menimba air.
“Salju sudah mencair, tapi udara masih sangat dingin.” Ucap Chen Yang, “bukankah begitu Bo ge?”
Lin Bo menjawab, “kau benar.”
Beruntung sekali Chen Yang bisa diajak dalam perjalanan ini, karena jika tidak, maka hanya ada adu argumen antara Wei Xiao Yue dan Ouyang Yuze. Lin Bo bukanlah tipikal pria yang pandai berbicara, dia hanya akan berbicara seperlunya dan dalam waktu yang masuk akal. Lalu Baili Qing Shi, jangan harap dia akan melerai Yifu-nya dari adu mulut dengan Dashu-nya, Baili Qing Shi bahkan kemungkinan besar akan ikut dalam adu argumen itu. Jadi membawa pemuda seperti Chen Yang adalah pilihan yang tepat.
Chen Yang masih delapan belas tahun. Dia empat tahun lebih muda dari Baili Qing Shi dan enam tahun lebih muda dari Lin Bo. Karena sangat pandai membuat lelucon, keberadaan Chen Yang sangat menghibur empat pria lainnya.
“Tuan muda Baili, ini.” Chen Yang memberikan botol berisi air minum pada Baili Qing Shi. “Minumlah.”
Baili Qing Shi menerima botol air minum itu dengan senyuman. Dia kemudian mengisyaratkan Chen Yang untuk duduk di sampingnya.
“Berapa usiamu?” Tanya Baili Qing Shi.
Chen Yang menjawab dengan sopan, “aku delapan belas tahun.”
Baili Qing Shi merasa bahwa dirinya-lah yang seharusnya merawat Chen Yang, tapi itu sudah terlambat karena Chen Yang telah terlebih dahulu mengambilkannya air.
“Jangan panggil aku tuan muda. Panggil aku Baili gege.” Kata Baili Qing Shi sembari menepuk pundak Chen Yang.
Chen Yang terdengar tergagap saat dia menjawab, “Aku tidak berani, tuan muda…,”
“Ikuti saja kemauannya. Dia tidak memiliki banyak teman, hanya ada satu didi di Fu kami.” Wei Xiao Yue tiba-tiba datang dan menghampiri Baili Qing Shi.
Mendengar kalimat kedua dari mulut Wei Xiao Yue, Baili Qing Shi merasa keberatan. Dia berkata, “aku memiliki banyak teman. Apakah Yifu tidak tahu kalau aku adalah tuan muda paling populer di ibukota.”
Wei Xiao Yue mendengus, “Hmmph, kau memang sangat percaya diri.”
“Ehm, kalau begitu, aku akan memanggil tuan muda dengan sebutan Baili gege mulai hari ini.” Ucap Chen Yang dengan suara cerianya.
Wei Xiao Yue tiba-tiba menghela napas, “usia muda memang usia emas.”
Karena telah berstirahat cukup lama, mereka kemudian melanjutkan perjalan mereka. Tapi itu belum jauh dari tempat mereka beristirahat beberapa saat yang lalu dan mereka sudah mendapat masalah. Sekumpulan pria bertopeng datang dan menyerbu mereka. Pedang langsung dihunuskan ke arah Wei Xiao Yue, dan dengan lincah Wei Xiao Yue menepis pedang itu menggunakan pedangnya.
Baili Qing Shi, Ouyang Yuze, Lin Bo dan Chen Yang juga mendapatkan serangan yang sama. Karena sudah terlatih, ke empat pria itu dengan cekatan menghindari serangan yang dilancarkan ke arah mereka. Baili Qing Shi menggunakan pedang ‘Xiao Yue’ nya untuk menebas tubuh para penjahat. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ouyang Yuze, Lin Bo dan Chen Yang.
“Apakah mereka bandit?” Chen Yang masih sempat mengajukan pertanyaan ini saat dia di waktu bersamaan juga sedang bertarung.
Wei Xiao Yue adalah satu-satunya orang yang tidak bisa mengabaikan pertanyaan seseorang. Tangannya sibuk menyerang sementara mulutnya juga berbicara, “mereka adalah pembunuh bayaran!”
Jumlah pembunuh bayaran itu jauh lebih banyak dari mereka. Hal ini mulanya bukan masalah, tapi setelah beberapa anak panah berhamburan di ketinggian, barulah Wei Xiao Yue dan kawan-kawan merasakan sakit kepala menyerang mereka.
“Yifu!” Melihat sebuah anak panah yang mengarah ke Wei Xiao Yue yang sedang sibuk berkelahi, Baili Qing Shi segera melemparkan kipasnya untuk menepis anak panah itu.
Wei Xiao Yue sangat sibuk sekarang, dia tidak hanya melawan satu atau dua orang penyerang, tapi ada tiga orang yang melawannya secara langsung. Baili Qing Shi yang telah selesai dengan masalahnya segera datang untuk memberi bantuan pada Yifu-nya.
Baili Qing Shi berpikir, “target mereka adalah Xiao Ge!”
Jika bukan, maka mengapa semua serangan mengarah padanya? Anak panah dan bahkan beberapa pembunuh secara membabi buta menyerang Wei Xiao Yue.
Ouyang Yuze di sisi lain, dia langsung berlari ke kudanya untuk mengambil busur dan anak panah. Begitu dia siap, Ouyang Yuze langsung membidik targetnya. Dia kemudian menarik busur dengan mantap untuk membuat anak panah melayang ke sasaran.
Satu lagi pembunuh berhasil di lumpuhkan. Kini hanya ada dua pembunuh yang tersisa. Mereka tidak lagi menyerang, tapi berusaha untuk kabur.
Baili Qing Shi baru saja akan mengejar dua pembunuh tersisa itu, tapi dia dihalangi oleh Wei Xiao Yue.
“Kenapa? Aku harus membunuh mereka!” Luapan emosi terlihat dari wajah tampan Baili Qing Shi.
“Biarkan mereka mengatakan pada tuan mereka kalau mereka gagal.” Wei Xiao Yue menepuk pundak Baili Qing Shi, “kau baik-baik saja?”
Baili Qing Shi mengangguk, “en, aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu Yifu?”
Wei Xiao Yue menepuk-nepuk pakaiannya, membersihkan semua debu yang menempel, “ini masalah kecil, aku tentu saja baik.”
Mereka melihat mayat para pembunuh yang tersebar di berbagai sisi. Mereka semua mengenakan pakaian hitam dan wajah mereka tertutup oleh topeng.
“Jenderal, bagaimana Jenderal bisa tahu kalau mereka adalah pembunuh bayaran dan bukannya bandit?” Yang bertanya ini secara alami adalah anggota termuda, Chen Yang.
“Bagaimana menurutmu Xiao Baili?” Wei Xiao Yue melemparkan kentang panas yang diberikan oleh Chen Yang pada Baili Qing Shi.
Baili Qing Shi tentu saja tidak akan membuang kentang panas alias pertanyaan Chen Yang itu begitu saja. Dia berjalan, lalu berjongkok di depan seorang mayat pembunuh. Baili Qing Shi menjelaskan, “senjata mereka sama, dan memiliki simbol. Kemungkinan besar akan ada tato di tubuh mereka.”
Baili Qing Shi membuka topeng pembunuh itu, lalu kemudian menarik lengan bajunya, “ini dia, ada tato serigala di pergelangan tangannya. Ini adalah salah satu tanda. Dan yang terakhir adalah pengikat kepala yang ada di dahi mereka.”
Ditariknya pengikat kepala dari dahi pembunuh itu oleh Baili Qing Shi. Dia kemudian membalik kain panjang itu dan berkata, “lihat ini, ada pola jahitan tiga cakar di sini, ini adalah simbol lain.”
Chen Yang terlihat takjub, dia adalah seorang tentara muda yang siap untuk berperang melawan penjajah dan pemberontak, tapi dia tidak akan pernah menyangkan bahwa akan ada masa dalam hidupnya dia akan diserang oleh pembunuh bayaran.
Chen Yang tidak bisa tidak memuji Baili Qing Shi dan bertepuk tangan, “Baili gege memang pintar!”
Lin Bo segera memukul bagian belakang kepala Chen Yang, dia mengejek, “kau, kau tidak pernah memperhatikan saat guru menjelaskan yah? Apakah kau melewatkan bagian ini?”
“Memangnya ini termasuk dalam pembelajaran?” Chen Yang bertanya dengan ekspresi bodoh.
Ouyang Yuze tidak mau terlibat ke dalam pembicaraan ini terlalu lama, dia segera berkata, “kita akan sampai saat malam telah tiba jika kalian masih akan terus mengobrol di sini. Ayo cepat!”
Dan benar saja, kelima pria itu sampai saat malam hari di kuil Tian Tang. Aroma dupa wewangian bahkan sudah tercium saat mereka berada di tangga bagian bawah kuil. Lima kuda yang mereka tunggangi dari Luoyang mereka ikat di sebuah pohon. Ya, mereka tidak bisa membawa kuda-kuda itu naik karena mereka harus menjaga sopan santun mereka.
“Ini gila!” Wei Xiao Yue tampak terpesona sekaligus tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya.
Itu adalah anak tangga. Ya, tidak hanya sepuluh atau seratus, tapi ada seribu delapan ratus dua puluh tiga anak tangga yang harus mereka lewati sebelum bisa sampai ke puncak kuil.
“Itulah mengapa kuil ini dinamai “Tian”.” Ujar Ouyang Yuze.
“Tian” ditulis menggunakan karakter * yang berarti surga. Menurut kepercayaan surga itu berada di atas langit, jadi wajar saja jika letak kuil Tian Tang ini menyesuaikan dengan namanya.
“Ayo kita naik.” Chen Yang masih belum kehabisan tenaganya.
Wei Xiao Yue sedikit iri dengan para pemuda, dia hampir berusia tiga puluh tahun, dan tulang-tulangnya sudah mengeropos karena dia harus selalu berperang. Dan kini dia harus berjalan dan mendaki seribu delapan ratus dua puluh tiga anak tangga? Wei Xiao Yue benar-benar berharap bisa mengulangi waktu.
“Apakah sudah terlambat untuk kembali ke Luoyang? Aku sepertinya harus menulis laporan.” Keluh Wei Xiao Yue.
Baili Qing Shi dengan senang hati berkata, “jika Yifu lelah, aku bisa menggendongmu di punggungku.”
Wei Xiao Yue, “bagaimana dengan menggendongku dari anak tangga pertama.”
Ouyang Yuze mendengus, “tidak tahu diri! Putramu itu baru saja sembuh, apakah kau pantas menyebut dirimu sebagai Yifu? Hmmph!”
Wei Xiao Yue, “…..”
Lima ratus anak tangga telah mereka lewati. Chen Yang adalah yang memimpin, dia membawa lentera di tangannya. Lin Bo yang juga masih enerjik mengikuti bocah delapan belas tahun itu. Kemudian ada Ouyang Yuze yang tampak menikmati perjalan mereka, benar-benar menunjukkan jiwa seorang seniman.
Wei Xiao Yue dengan susah payah berjalan di belakang Ouyang Yuze. Dia masih saja menunjukkan langkah yang lemah padahal semua barang bawaan mereka telah dibawa oleh Lin Bo dan Chen Yang. Baili Qing Shi berjalan di belakang Wei Xiao Yue, takut jika Yifu-nya akan melarikan diri.
“Kita akan sampai besok pagi!” Wei Xiao Yue tidak henti-hentinya mencela, “aku tidak akan kemari lagi! Ini adalah terakhir kalinya!!”
Ouyang Yuze sudah tidak tahan lagi. Dia tiba-tiba berhenti dan membuat Wei Xiao Yue yang berjalan dibelakangnya menabrak punggungnya.
Wei Xiao Yue, “….”
“Jika kau lelah, maka cukup berjalan saja. Kau terus-terusan membual dan membual! Napasmu hanya akan habis untuk semua omong kosong yang kau katakan!” Ouyang Yuze mengambil napas selama satu detik sebelum akhirnya melanjutkan, “jika kau menolak untuk diam, aku akan menutup mulutmu menggunakan ikat kepalaku!”
Wei Xiao Yue, “kau memang cerewet!”
Seribu delapan ratus dua puluh tiga anak tangga telah berhasil mereka lewati. Wei Xiao Yue langsung ambruk ke tanah begitu dia sampai.
“Yifu, kau baik-baik saja?” Tanya Baili Qing Shi.
Wei Xiao Yue masih memejamkan matanya ketika dia berkata, “apa aku kelihatan baik-baik saja?!”
Selagi mereka mengambil napas dan istirahat untuk beberapa menit, tiga orang anak berkepala botak mendatangi kelima pria itu.
Ketiga anak itu menyatukan telapak tangannya untuk memberi salam. Salah seorang anak mewakili dua temannya berbicara dengan sopan, “tuan-tuan ini pasti datang dari Luoyang. Aku Fu Hanxin, Shifu mengutus kami untuk menjemput tuan-tuan.”
“Oh, itu benar. Biksu kecil, namaku Baili Qing Shi.” Baili Qing Shi menunjuk empat pria lainnya, “ini Yifu-ku, namanya Wei Xiao Yue. Dan mereka…”
Lin Bo dengan sopan berkata, “aku Lin Bo.”
“Kalau aku Chen Yang.” Kata Chen Yang dengan ramah.
“Biksu kecil, kau bisa memanggilku Ouyang gege, namaku Ouyang Yuze.” Kata Ouyang Yuze.
Biksu kecil itu tidak lebih tinggi dari lengan kelima pria yang sedang dia ajak bicara. Usianya mungkin delapan atau sepuluh tahun, tampak lebih lemah dari adik angkat Baili Qing Shi, Baili Xiao Kong.
“Ini adalah adik-adikku.” Fu Hanxin menunjuk dua orang anak yang juga berkepala pelontos yang berdiri di belakangnya.
“Aku Fu Shiqin.” Kata bocah yang berdiri di sebelah kanan Fu Hanxin.
“Dan aku Fu Hanzhen.” Kata bocah yang berdiri di sebalah kiri Fu Hanxin.
Baili Qing Shi merasa mereka sangatlah lucu. Tiga biksu kecil berkepala botak, tampak imut dan menggemaskan. Baili Qing Shi bertanya, “kalian kembar?”
Fu Hanxin mewakili saudaranya menjawab, “itu benar. Kedua adik saya ini kembar. Mereka berusia delapan tahun.”
Wei Xiao Yue samasekali tidak merasa bahwa mereka lucu atau menggemaskan. Kepala licin ketiga bocah itu membuat kulit kepalanya merinding. Dia kemudian dengan acuh tak acuh berjalan mengikuti Baili Qing Shi dan yang lainnya menuju ke kuil.
“Tuan-tuan, karena ini sudah larut malam, maka ibadah akan dilaksanakan besok di pagi hari, pukul enam pagi.” Fu Hanxin menjelaskan, “ini adalah aula kecil yang biasanya diperuntukkan untuk tamu, silahkan tuan-tuan beristirahat.”
Chen Yang yang sudah kelaparan saat itu melihat buah-buahan dan makanan di sebuah meja yang ada di sudut, dia kemudian bertanya, “biksu kecil Fu, bisakah kami memakan makanan itu?”
Fu Hanxin mengangguk, “itu memang disediakan untuk tamu. Silahkan tuan-tuan beristirahat. Kami akan kembali esok pagi.”
Baili Qing Shi, Ouyang Yuze dan Lin Bo dengan sopan mengangguk dan berterimakasih pada ketiga bikkhu kecil. Sementara itu Wei Xiao Yue sudah terkapar karena kelelahan, dan Chen Yang tengah melahap pisang yng ada di sudut.
Ouyang Yuze, “…..”