Zhang Shifu

2022 Kata
Ouyang Yuze baru saja kembali dari membersihkan dirinya. Dia masuk ke aula kecil dan mendapati sebagian besar teman-temannya terlah tertidur, terkecuali Baili Qing Shi. Ouyang Yuze menunjuk Wei Xiao Yue yang tergeletak seperti mayat, tidur dengan posisi yang nyaman, “Apakah dia benar-benar…” “Shuut.” Baili Qing Shi mengangguk dan memberikan isyarat pada Ouyang Yuze, memberitahunya bahwa Wei Xiao Yue telah terlelap. Entah itu tidur yang benar-benar nyenyak atau kah Wei Xiao Yue hanya memejamkan matanya, tapi Baili Qing Shi masih enggan untuk mengganggunya. Semenjak Wei Xiao Yue meletakkan tubuhnya di atas tikar tempat tidur, dia tidak lagi bergerak, mungkin saja dia langsung tertidur karena kelelahan. Baili Qing Shi juga telah membuka sepatunya dan pakaian luar Yifu-nya, menyelimutinya agar Wei Xiao Yue tidak kedinginan. Sangat jarang sekali bisa melihat Marquis of Jiangnan bisa tidur sedamai sekarang. Dia, ketika berada di Luoyang dan sibuk dengan urusan Militer dan Kenegaraan, tidak pernah memiliki waktu untuk tidur dengan nyenyak. Setiap malamnya dia akan memikirkan anak keduanya, ya itu adalah pasukan militer yang dia pimpin. Dia juga sibuk dengan urusan politik Kekaisaran. Wei Xiao Yue ini, walau pun dia nampak tidak peduli, tersenyum seperti orang bodoh dan tampak santai, namun dia menyimpan beban yang sangat berat dipundaknya. Dia harus memimpin dua pasukan besar di Tang Agung, jadi hampir sebagian besar waktu Wei Xiao Yue dia gunakan untuk bekerja dan bekerja. Ouyang Yuze juga bersiap untuk beristirahat, dia terlebih dahulu menyelimuti Lin Bo yang tidur dengan posisi bersandar di dinding dengan menggunakan kain. Chen Yang yang masih muda juga diselimuti oleh Wakil Jenderal Ouyang. Baili Qing Shi yang melihat hal ini hanya bisa berbisik pada Ouyang Yuze, “Dashu harus segera menikah.” Ouyang Yuze duduk di tempat tidurnya sendiri dan membalas ucapan Baili Qing Shi. Dia dengan putus asa berkata, “Yifu-mu juga harus segera mencarikanmu Yiniang.” Baili Qing Shi, “….” Di keesokan paginya, saat matahari belum sepenuhnya terbit, suara yang dihasilkan dari bambu yang dipukul terdengar. Tiga bikkhu kecil yang kemarin membawa mereka ke aula membuka pintu dan masuk ke aula. Baili Qing Shi adalah yang pertama bangun, diikuti oleh Lin Bo dan Ouyang Yuze. Mereka kemudian membangunkan Wei Xiao Yue dan Chen Yang untuk pergi ke kuil bersama. “Wah, pemandangan pagi dari sini benar-benar sangat indah.” Ouyang Yuze merasa bahwa dirinya sangat sentimental di pagi hari. “Itu benar Wakil Jenderal,” timpal Lin Bo. “Suara burung gereja dan juga aliran air terdengar sangat murni dan indah.” Wei Xiao Yue yang berjalan di belakang mereka tentu saja bisa mendengar percakapan keduanya. Dia mempercepat langkahnya dan ikut dalam percakapan. “Ini masih subuh, matahari bahkan belum sepenuhnya muncul. Mau kemana kita?” “Apa kau lupa?” Ouyang Yuze mengerutkan keningnya, memperlihatkan aura permusuhan, “kita akan ke kuil untuk melakukan ibadah pagi.” “Kenapa pagi-pagi sekali?” Cetus Wei Xiao Yue. “Kuil ini mungkin akan ramai di siang hari, jadi kita melakukannya di saat masih sepi.” Baili Qing Shi tersenyum sembari berkata, “kita juga akan sarapan bersama para Bikkhu.” Kuil Tian Tang ini juga tidak bisa dikatakan sebagai kuil yang kecil. Ada kemegahan yang tersembunyi di dalamnya. Patung Buddha besar berwarna emas dibangun dengan sangat apik di dalam, mencerminkan keagungan sanga Buddha. Bikkhu kecil itu pergi setelah mengantar mereka. Dan Baili Qing Shi yang sudah tahu harus melakukan apa segera mengambil stik dupa. Dia mengambil beberapa dan menyerahkannya pada Wei Xiao Yue. Sementara ketiga pria lainnya mengikuti secara alami. Wei Xiao Yue melakukan semuanya dengan sangat cepat. Dia meletekkan stik dupa yang dibakarnya ke dalam hiolo lalu kemudian melakukan sujud, dan bahkan sebelum Bikkhu yang memimpin doa telah selesai, Wei Xiao Yue sudah terlebih dahulu bangkit, kabur entah kemana. Ouyang Yuze dan Baili Qing Shi yang berada di samping kanan dan kirinya hanya bisa merasa keheranan saat orang di samping mereka telah menghilang. Mereka berdua tidak bisa kabur karena keduanya masih memiliki rasa hormat pada sang Buddha. Dan barulah saat Bikkhu selesai memimpin doa, mereka berdua bangkit untuk menemukan Wei Xiao Yue yang kenak-kanakan itu. “Tuan muda Baili.” Langkah Baili Qing Shi terhenti ketika bikkhu yang memimpin doa menghampirinya. “Zhang Shifu.” Baili Qing Shi menangkupkan tangannya dan memberi hormat pada Bikkhu itu. Ouyang Yuze baru saja akan bergerak, tapi begitu dia mendengar Baili Qing Shi memanggil Bikkhu itu dengan nama ‘Zhang’, Ouyang Yuze langsung berbalik. Dan betapa terkejutnya dia saat melihat sosok itu. “Dashu, pergilah mencari Yifu. Aku akan berbicara dengan Zhang Shifu terlebih dahulu.” Ucap Baili Qing Shi. Ouyang Yuze sedikit membungkuk ketika dia menatap Zhang Shifu, dia kemudian berlalu pergi bersama Lin Bo dan Chen Yang untuk mencari Wei Xiao Yue. “Maafkan aku karena merepotkan Shifu.” Kata Baili Qing Shi. “Tuan muda Baili silahkan,” Bikkhu itu mengajak Baili Qing Shi untuk berbicara di luar kuil. Keduanya sudah berdiri di luar kuil dan berbicara sembari menikmati pemandangan pagi yang menakjubkan dari kuil Tian Tang. “Tuan muda tidak perlu sungkan. Kita sudah mengenal sangat lama.” Kata Zhang Shifu. Nama lengkapnya adalah Zhang Wei. Dia adalah salah satu Bikkhu yang telah tinggal di kuil Tian Tang semenjak dua puluh satu tahun yang lalu. Selain sebagai pemimpin doa, dia juga memiliki kemampuan medis. Ya, Zhang Wei memiliki latar belakang pengobatan. “Ini tentang Yifu-ku.” Baili Qing Shi mulai menceritakan kondisi Wei Xiao Yue pada Zhang Shifu. Dia menambahkan, “dia adalah tipikal orang yang menolak untuk melakukan pengobatan. Dia hanya sibuk bekerja. Jadi, aku membawanya kemari. Aku tahu kemampuan Shifu, bahkan hanya dengan memperhatikan kulit dan juga matanya, Shifu bisa melihat ada yang salah dengan tubuh seseorang.” “Tuan muda sangat pandai memuji.” Kata Zhang Wei. Baili Qing Shi bersungguh-sungguh saat dia berkata, “jika bukan karena Shifu yang menciptakan obat untukku. Maka mustahil aku akan pulih.” Zhang Wei dengan rendah hati berkata. “Aku masih belum melakukan apa-apa untuk membantu tuan muda. Obat yang aku berikan belum bisa menyembuhkan penyakit tuan muda.” “Tapi itu membuatku hidup sampai sekarang. Aku bahkan sudah membaik.” Kata Baili Qing Shi. Baili Qing Shi melanjutkan, “jadi aku mohon pada Shifu untuk membantuku.” “Aku akan berusaha.” Zhang Wei akhirnya mengiyakan permintaan Baili Qing Shi. Zhang Wei juga berkata, “nanti di pukul delapan, kita akan bertemu lagi di aula. Para Bikkhu akan berkumpul untuk sarapan. Tuan muda bisa membawa Yifu tuan muda. Jikalau bisa, aku ingin memeriksa denyut nadinya juga.” “Terima kasih Shifu.” Baili Qing Shi membungkuk lalu kemudian undur diri. */ Ouyang Yuze di sisi lain, dia berlari mengitari kompleks kuil sampai akhirnya dia menemukan Wei Xiao Yue. “Kau! Kenapa kau lari saat proses doa belum selesai?!” Ouyang Yuze berniat memukul bagian belakang kepala Wei Xiao Yue. Wei Xiao Yue sudah merasakan bahaya mengancamnya, jadi dia berhasil menepis tangan Ouyang Yuze lebih cepat. Wei Xiao Yue terkekeh saat dia berkata, “aku tidak bisa mencium aroma dupa. Aku mengalami sesak napas.” “Dasar bedebah.” Kata Ouyang Yuze. Ouyang Yuze teringat sesuatu. Dia tidak menyeret Wei Xiao Yue kembali ke aula melainkan menyeretnya ke belakang kuil. “Aku masih normal! Apa yang ingin kau lakukan padaku?!” Kata Wei Xiao Yue dengan ekspresi sombong. Ouyang Yuze menunjukkan ekspresi jijik di wajahnya saat dia melepaskan cengkeramannya pada Wei Xiao Yue. Ouyang Yuze mendengus, “aku juga bukan lengan potong!” “Lalu apa yang ingin kau katakan? Apakah itu rahasia?” Tanya Wei Xiao Yue. “Apa kau mengenal Zhang Wei?” Tanya Ouyang Yuze. Wei Xiao Yue dengan acuh tak acuh menjawab, “apakah aku harus mengenalnya? Memangnya dia siapa?” Kali ini pukulan yang dilayangkan oleh Ouyang Yuze mengenai sasaran. Dia segera berbisik setelahnya, “dia adalah mantan Menteri Kesehatan sekaligus tabib Kaisar Li Wei sebelum tabib Hu!” Wei Xiao Yue membelalakkan matanya, “dari mana kau mengetahui hal ini?” “Aku sempat membaca buku-buku yang ditulisnya. Dia juga seorang sastrawan.” Ouyang Yuze melanjutkan, “dan yang lebih mengejutkan lagi, dia adalah Bikkhu yang memimpin ibadah tadi.” Kulit kepala Wei Xiao Yue terbakar, dia dengan tidak percaya bertanya. “Bagaimana bisa kau tahu semua ini?” “Aku sudah menjadi penggemarnya, jadi aku memiliki lukisan figur dirinya. Aku mencurinya dari ayahku.” Ouyang Yuze terdengar begitu membanggakan hal ini. Dia kemudian berkata, “dan walau pun dia botak, aku masih bisa mengenalinya!” Jika ini benar, maka kedatangan Wei Xiao Yue kemari benar-benar membawakan hasil. Ya, jika bikkhu itu benar-benar tabib Zhang Wei, maka besar kemungkinannya dia tahu kejadian yang terjadi dua puluh dua tahun yang lalu. Kejadian tentang bagaimana Baili Qing Shi dibuang dari istana. Semua itu pasti ada penyebabnya. Wei Xiao Yue tidak tahu alasan semua ini. Dia hanya mendengar bahwa itu dilakukan untuk melindungi nyawa Baili Qing Shi. Tapi kenapa? Ada bahaya apa sehingga seorang pewaris tahta dibuang dari istana tempat dia dilahirkan? “Kita harus menemuinya. Di mana dia sekarang?” Tanya Wei Xiao Yue. Ouyang Yuze, “dia mengobrol bersama Xiao Baili tadi. Dan juga, Xiao Baili memanggilnya dengan sebutan Shifu.” “Shifu?” Wei Xiao Yue berasumsi, “Mereka kemungkinan besar telah mengenal satu sama lain.” “Ayah pernah menciratakan padaku bahwa Menteri Zhang ini mengundurkan diri dari jabatannya dan mengasingkan diri karena dia merasa tidak berguna.” Ouyang Yuze menatap langit sembari berkata, “dia merasa tidak berguna karena tidak mampu melakukan tugasnya. Ini terjadi sekitar dua puluh tahun yang lalu. Tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu tugas apa yang dimaksud olehnya. Bahkan tabib Hu tidak berani mengambil alih jabatan sebagai Menteri di departemen Kesehatan karena dia sangat menghormati tabib Zhang.” Wei Xiao Yue tiba-tiba berkata, “itu dia alasannya. Ini semua pasti berhubungan dengan kasus Xiao Baili.” “Ayo kita mencari Bikkhu itu.” Kata Wei Xiao Yue. Kuil Tian Tang sangat luas, ada banyak bangunan di kompleks kuil. Tangga yang tersebar di sana-sini sudah cukup membuat Wei Xiao Yue dan Ouyang Yuze sakit kepala. Beruntung mereka menemukan Fu Hanxi yang saat itu tengah menyapu halaman bersama dua adik kembarnya. Wei Xiao Yue tanpa pikir panjang segera berteriak. “Bocah! Ei nak!” Manusia ini! Ouyang Yuze kehabisan kata-kata ketika dia melihat bagaimana Wei Xiao Yue bertindak! Dia benar-benar sembrono. Ouyang Yuze menepis tangan Wei Xiao Yue dan segera berjalan ke Fu Hanxi. Dia menyatukan kedua telapak tangannya dan dengan sopan bertanya, “biksu kecil Fu, apakah kau melihat dimana tuan..eh, maksudku Zhang Shifu?” Inilah tata krama yang seharusnya dilakukan. Walau pun bocah itu masih sangat muda dan cocok untuk menjadi putra Wei Xiao Yue atau pun Ouyang Yuze, tapi karena dia adalah seorang biksu, maka dia juga harus dihormati. Menghormati dalam artian yang tidak berlebihan. Bocah itu sangat muda, tapi dia telah memilih jalannya untuk mengabdi di jalan Buddha, jadi wajar jika Ouyang Yuze sangat menghormati bikku kecil Fu. Fu Hanxi segera meletakkan sapunya dan memberi hormat dengan gaya yang sama seperti yang dilakukan Ouyang Yuze. Dia menjawab, “Shifu akan berada di dapur sekarang. Dia akan membantu para bikkhu yang lain menyiapkan sarapan.” “Kalau begitu bisakah bikkhu kecil Fu menunjukkan jalannya pada kami?” Ouyang Yuze tersenyum saat dia meminta hal ini. “Baik, dengan senang hati.” Kata Fu Hanxi. Dua pria dewasa berjalan menaiki beberapa anak tangga, mereka tampak lucu ketika mereka berjalan bersama seorang bocah berkepala pelontos. Jenderal Militer Tang Agung yang sangat bermartabat dan bergengsi serta Wakil Jenderal Militer yang mahir dalam sastra kini berjalan dengan anak berusia sepuluh tahun sebegai pemimpin jalan mereka. “Itu dia, di sana.” Fu Hanxi menunjuk sebuah bangunan yang penuh dengan asap mengepul, itu adalah dapur umum. Ouyang Yuze menyatukan telapak tangannya lagi, kali ini Wei Xiao Yue mengikutinya. Mereka berterima kasih pada Fu Hanxi lalu kemudian berjalan mendekat ke arah dapur umur. “Itu dia!” Kata Ouyang Yuze. Zhang Wei terlihat sedang mengaduk sesuatu yang ada di dalam panci yang sedang mengepul. Wei Xiao Yue tidak lagi membuang-buang waktunya. Dia dan Ouyang Yuze menyapa Zhang Wei dan berkata, “Zhang Shifu, bisakah kami berbicara dengan anda sebentar?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN