Mo Yihuan yang kalah hanya bisa menyaksikan lawannya, Baili Qing Shi, dibawa oleh para petugas untuk diobati. Dia kini hanya mengharapkan satu hal, keberuntungan. Ya, jika dia beruntung dan langit berpihak padanya, maka dia bisa saja menjadi ZhuangYuan. Itu bisa terjadi saat Baili Qing Shi mati dan tidak bisa diselamatkan.
Ini adalah kali kedua tiga pria bodoh berdiri di depan sebuah ruangan di rumah sakit istana. Para perawat yang masuk ke dalam ruangan, kini satu persatu keluar dengan membawa baskom berisi air berwarna merah. Itu tidak sekali atau dua kali, tapi berkali-kali.
Wajah Wei Xiao Yue merosot, dia hanya bisa mondar-mandir sembari menunggu tabib Hu yang dikirim oleh Janda Permaisuri Liu cepat keluar.
“Xiao Baili, ku mohon bertahanlah. Kau sudah menang, kau menang, kau bisa
