Wei Xiao Yue dan Liu Qianfan tidak banyak berpikir, mereka langsung menuju ke Istana Feng Gong bersama dengan Qiao Mama. Saat Liu Qianfan dan Wei Xiao Yue tiba, Permaisuri Liu Li Shu sedang duduk di singgasana phoenix.
“Yang Mulia.” Keduanya membungkuk untuk memberi hormat.
“Pelayan yang lain boleh pergi, Qiao Mama akan di sini menemaniku.” Kata Permaisuri Liu Li Shu.
Para pelayan mundur dan keluar dari dalam aula istana Feng Gong, menyisakan Wei Xiao Yue, Liu Qianfan, Permaisuri Liu Li Shu dan Qiao Mama. Teh di sajikan oleh Qiao Mama sendiri, mereka berdua duduk secara terpisah dari Permaisuri Liu Li Shu.
“Aku mengundang kalian kemari untuk mengucapkan terimakasih.” Kata Permaisuri Liu Li Shu, “berkat Jenderal dan juga Qianfan, aku bisa benar-benar mewujudkan impianku.”
“Yang Mulia Permaisuri terlalu sungkan. Tidak perlu sungkan. Itu adalah tugas kami.” Jawab Wei Xiao Yue.
Liu Qianfan juga memberikan jawabannya ketika dia berkata, “benar kata Jenderal Wei Junior, bibi tidak perlu merasa sungkan. Selama bibi bahagia, keponakan ini juga senang.”
Permaisuri Liu Li Shu berkata dengan suara lembut, “di masa depan, jika kalian butuh bantuan, maka datanglah padaku.”
Permaisuri Liu Li Shu tidak bisa menyebut nama Li Lian dengan sembarangan. Tapi dia kuga penasaran dengan kondisi putra tunggalnya. Jadi dia bertanya pada Jenderal Wei Xiao Yue, “bagaimana keadaan putramu Jenderal?”
Wei Xiao Yue langsung paham maksud dari Permaisuri Liu Li Shu, “dia sudah membaik, dia bahkan telah bangun dan pergi ke pasar untuk berjalan-jalan.”
Permaisuri Liu Li Shu nampak terkejut, “pasar?”
“Ya, Yang Mulia. Xiao Baili biasanya akan berkeliaran di pasar. Aku membiarkannya, aku rasa dia ingin menghirup udara segar.” Kata Wei Xiao Yue.
*/
Salah seorang pelayan istana Feng Gong yang juga ikut keluar dari dalam istana Feng Gong tadi tampak keluar dari kompleks istana Permaisuri. Dia pergi menuju ke kompleks lain istana Daming. Sampai pada saatnya langkah kakinya berhenti saat pelayan itu berkata, “aku membawakan berita untuk Mo Guifei.”
Rupanya pelayan itu adalah mata-mata Mo Guifei di istana Feng Gong. Dia buru-buru datang ke Mo Guifei saat Qiao Mama tidak melihatnya. Dia adalah pembelot yang melaporkan segela hal yang berkaitan dengan Permaisuri Liu Li Shu pada Mo Guifei.
“Berita apa yang berhasil kau dapatkan kali ini?” Mo Guifei tengah duduk di kursinya sembari sesekali menyesap teh hangat.
Pelayan itu berkata, “Yang Mulia, Jenderal Wei Xiao Yue dan Marquis Liu datang ke istana Feng Gong.”
Mo Guifei meletakkan cangkir tehnya dan bertakata, “hal yang wajar jika Liu Qianfan datang untuk menemui Permaisuri Liu Li Shu. Tapi Jenderal Wei Xiao Yue, apa yang dilakukannya di sana? Apa yang mereka bicarakan.”
“Yang Mulia Permaisuri selalu waspada, dia menyuruh para pelayan untuk keluar. Jadi b***k ini tidak bisa mendengar secara jelas apa yang mereka bicarakan di dalam.” Kata pelayan itu dengan ekspresi ketakutan.
Mo Guifei melempar cangkir tehnya ke lantai, dia marah, “dasar tidak berguna! Aku menyuruhmu tinggal di sana agar kau berguna untukku! Jika kinerjamu masih seperti ini, maka jangan salahkan aku jika aku menjualmu ke rumah b****l!”
Pelayan itu segera bersujud di lantai, “ampuni b***k ini Yang Mulia! b***k ini akan mencari tahu lagi.”
“Tapi b***k ini mendengar sekilas bahwa mereka tengah membicarakan soal putra Jenderal Wei Xiao Yue. Permaisuri Liu Li Shu menanyakan hal ini pada Jenderal Wei Junior.” Kata pelayan itu lagi.
“Putra?” Mo Guifei berasumsi, “Jenderal Wei Junior belum menikah, dan dia memiliki putra? Ini menarik, ada hubungan apa antara Permaisuri Liu Li Shu dan Jenderal Wei Xiao Yue?”
Mo Guifei segera menyuruh pelayan itu untuk kembali ke istana Feng Gong sementara dirinya tengah memikirkan sebuah rencana.
*/
Di Wei-Fu, putra Permaisuri Liu Li Shu, Li Lian alias Baili Qing Shi tengah duduk di atas sebuah pohon pillow. Dia bahkan tidak menyadari saat Yifu-nya, Wei Xiao Yue, telah kembali.
“Oi Xiao Baili! Turun! Kau masih belum pulih dan kau berani memanjat ke atas sana!” Teriak Wei Xiao Yue.
Baili Qing Shi segera melompat turun, dia mendarat dengan sempurna di atas tanah.
“Aw!” Perutnya merasanyakan nyeri begitu dia selesai mendarat. Mungkin karena lukanya belum sepenuhnya mengering.
“Kau tidak apa-apa?!” Wei Xiao Yue terlihat panik.”
Baili Qing Shi, “aku baik-baik saja Yifu.”
Wei Xiao Yue memperhatikan ekspresi Baili Qing Shi, dia merasa sedikit bingung. Mustahil jika Xiao Baili-nya itu tidak tahu jika Kaisar jatuh sakit.
Memberitahu keadaan terkini Kaisar Li Wei, itu bukanlah masalah kan?
“Apa kau sudah makan?” Tanya Wei Xiao Yue, “aku benar-benar ingin makan mie. Masuklah ke dapur dan bantu aku membuat mie.”
“En, baiklah.” Baili Qing Shi menjawab dengan riang.
Pada akhirnya pertanyaan seperti itulah yang keluar dari mulut Wei Xiao Yue. Padahal sepanjang perjalanan pulang dari istana Daming ke Wei Fu, Wei Xiao Yue telah menyusun cara tentang bagaimana memberitahu Baili Qing Shi perihal Kaisar. Tapi nampaknya semua itu hanya akan terkubur kembali di hati Wei Xiao Yue.
“Terserahlah.” Wei Xiao Yue menghela napas, “aku akan mencoba untuk mengatakannya nanti.”
Bahkan saat keduanya tengah makan pun, Wei Xiao Yue masih memikirkan hal ini. Baik Baili Qing Shi mau pun Wei Xiao Yue tidak banyak berbicara kali ini. Keduanya tampak tenang dan tenggelam ke dalam pemikiran mereka masing-masing.
Baili Qing Shi, “Yifu”
Wei Xiao Yue, “Xiao Baili.”
Keduanya bersuara secara bersamaan.
“Yifu, silahkan katakan apa yang ingin Yifu katakan.” Kata Baili Qing Shi.
Wei Xiao Yue mengambil sumpitnya, “kau dulu.”
“Yifu dulu.” Kata Baili Qing Shi.
Wei Xiao Yue, “….”
Wei Xiao Yue meletakkan sumpitnya dan berkat, “hmm itu..aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa mungkin kepergian kita ke kuil Buddha akan tertunda.”
Wei Xiao Yue ingin memberikan beberapa pukulan pada dirinya sendiri begitu kalimat ini mengalir dari mulutnya.
“Ah, ternyata kita sama. Aku juga baru saja akan mengungkit hal itu.” Kata Baili Qing Shi.
Baili Qing Shi juga ingin menampar dirinya sendiri. Jauh dilubuk hatinya, dia tidak ingin membicarakan hal itu, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa dia penasaran dengan kondisi Kaisar Li Wei. Baili Qing Shi terlalu malu untuk bertanya pada Wei Xiao Yue, jadi dia hanya bisa menunggu Wei Xiao Yue mengungkitnya ke permukaan. Hanya saja, apa yang diharapkan oleh Baili Qing Shi itu nampaknya tidak akan terjadi.
“Aku masih harus menyelesaikan tugasku.” Wei Xiao Yue berkata, “ada pengkhianat yang membuat petunjuk tentang siapa dalang utama kasus korupsi militer ini terputus. Aku takut jika akan ada tentara-tentara palsu lainnya yang akan berbuat onar. Jadi militer istana akan melakukan pemeriksaan pada setiap anggota devisi.”
Baili Qing Shi mengerutkan keningnya, “dia secara terang-terangan melakukan pengkhianatan. Imbalan apa yang mendasari orang itu menghilangkan bukti tepat di depan matamu Yifu?”
“Entahlah.” Wei Xiao Yue mengambil daging tumis dan menaruhnya di mangkuk Mie Baili Qing Shi, “makanlah.”
Baili Qing Shi tentunya tahu bawa Wei Xiao Yue bermaksud baik. Yifu-nya tahu jika Baili Qing Shi tidak pernah tertarik atau bahkan peduli pada orang tua yang telah membuangnya. Dia tahu bahwa Wei Xiao Yue tidak mau jika dia khawatir, itulah mengapa Yifu-nya tidak membahas hal ini.
“Bereskan piringnya.” Wei Xiao Yue berkata dengan jenaka, “yang memasak tidak mencuci piring.”
“Aku mengerti Yifu.” Kata Baili Qing Shi.
Sebelum Wei Xiao Yue keluar dari ruang makan, dia berkata dengan ragu-ragu, “Kaisar baik-baik saja, dia sudah bangun.”
Setelah mengatakan kalimat yang ambigu itu, Wei Xiao Yue segera pergi tanpa berbalik lagi.
Baili Qing Shi terdiam. Dia sepenuhnya mengerti dan jawaban dari pertanyaan di harinya telah terjawab. Setidaknya dia telah mengetahui kondisi orang yang masih terikat hubungan darah dengannya itu.
Baili Qing Shi berbicara pada dirinya sendiri,
“dia sebaiknya panjang umur, jika tidak, aku tidak akan memiliki kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa bertahan bahkan jika dia telah mencoba membunuhku dulu.”
*/
Buku-buku berserakan di paviliun tempat Baili Qing Shi tinggal. Banyak buku pengobatan yang telah dibacanya, tapi sampai sekarang dia belum menemukan petunjuk yang cocok tentang penyakit apa yang sebenarnya diderita oleh Yifu-nya.
“Aku harus berbicara dengan tabib.” Baili Qing Shi berpikir, “tapi siapa yang bisa aku temui? Satu-satunya tabib yang aku percaya adalah tabib yang ada di kuil di pegunungan Siyuan..”
Kondisi Wei Xiao Yue ini tidak boleh bocor, tidak boleh diketahui oleh siapa pun. Dengan watak tidak kenal takut, mustahil jika Wei Xiao Yue yang bebal itu tidak memiliki musuh.
Di keesokan harinya, Baili Qing Shi tengah bersiap-siap. Dia mengepak semua buku-bukunya dan berniat untuk kembali ke Baili Fu. Tapi sebelum dia melangkah keluar dari Wei Fu, Baili Qing Shi menyempatkan dirinya untuk melihat-lihat Fu yang dulunya pernah dia tempati untuk bermain.
Di masa lalu, saat Baili Qing Shi dan Wei Xiao Yue masih muda, mereka sering berlatih pedang di halaman Wei Fu. Saat salju turun mereka akan bermain dan membuat bola salju, saat cuaca panas, Baili Qing Shi kecil dan Wei Xiao Yue kecil selalu duduk bermain di bawah pohon willow. Waktu benar-benar telah berlalu, kini keduanya telah tumbuh menjadi pria dewasa yang mapan. Baili Qing Shi tumbuh menjadi pemuda cerdas yang tampan dan juga mahir ilmu pedang. Sementara Wei Xiao Yue tumbuh menjadi seorang Jenderal dan Perdana Menteri Kiri Kekaisaran Tang Agung. Karena memiliki ketampanan sekaligus kecantikan, Wei Xiao Yue sering diejek sebagai pria cantik. Seorang Jenderal Militer yang cantik.
“Pohon ini sudah berumur lebih dari seratus tahun.” Wei Xiao Yue tiba-tiba menghampiri Baili Qing Shi dan menyapanya.
Baili Qing Shi berbalik, “Yifu.”
Wei Xiao Yue terlihat mengenakan pakaian santainya, ada kipas tangan yang dia pegang. Dia berkata, “pohon ini masih sama seperti dulu.”
“En.” Baili Qing Shi mengangguk, “kau akan selalu memanjat dan meledekku dari atas pohon. Sementara aku yang pendek tidak bisa melakukan apa-apa.”
“Benarkah? Hahahah itu memang terdengar seperti aku.” Wei Xiao Yue mungkin lupa beberapa hal dari masa lalunya karena dia pernah mengalami demam tinggi yang berujung pada hilangnya ingatannya.
“Ge,” Baili Qing Shi berbicara tanpa menatap Wei Xiao Yue, “biarkan aku memanggilmu gege, untuk saat ini saja.”
“En.” Kata Wei Xiao Yue.
“Kau banyak melupakan kenangan di masa lalu, tapi aku akan selalu mengingatnya. Jadi kau tidak perlu ragu untuk menanyakan hal-hal itu padaku.”
“Aku juga akan mencoba mengingatnya.” Kata Wei Xiao Yue.
Baili Qing Shi teringat bahwa dia harus segera kembali ke Fu, jadi karena dia sudah melihat Wei Xiao Yue, Baili Qing Shi berpikir untuk berpamitan pada Yifu-nya.
“Oh?” Wei Xiao Yue mengerutkan keningnya, “tidak ada anak dan Yifu yang tinggal terpisah kecuali dia sudah menikah. Tinggallah di sini. Jangan pergi lagi.”
Baili Qing Shi tidak keberatan akan hal ini, dia bahkan sangat senang jika harus tinggal bersama dengan Yifu-nya. Tapi bagaimana dengan pelayan-pelayan tuanya?
“Aku menyuruhmu untuk membawa mereka semua.” Wei Xiao Yue menepuk pundak Baili Qing Shi, “itulah kenapa aku belum merekrut pelayan, aku ingin Kepala pelayan Wang dan para pelayan di Baili Fu pindah kemari. Itu jika kau tidak keberatan.”
“Tidak, tentu saja tidak.” Kata Baili Qing Shi, “aku akan menjemput mereka dan mempersiapkan kepindahan ini. Tinggal di Fu ini akan jauh lebih baik.”
Tinggal terpisah memang akan sedikit merepotkan, terlebih lagi Baili Qing Shi masih harus memantau kondisi Yifu-nya.
Saat Baili Qing Shi kembali ke Fu-nya, Wei Xiao Yue tengah dalam perjalan ke istana Wei Yang.
Hari ini akan menjadi hari sibuk lain bagi Jenderal Militer Wei Xiao Yue. Selain itu, dia juga masih harus meninjau beberapa urusan politik karena jabatannya sebagai Perdana Menteri Kiri.
Ada banyak berkas-berkas di kantor Militer istana. Semuanya berkas bertumpuk menjadi beberapa tumpukan, nyaris menutupi wajah tampan Ouyang Yuze.
“Bagaimana?” Wei Xiao Yue tiba dan langsung menanggalkan jubah resminya.
Sebelum menjawab, Ouyang Yuze terlebih dahulu mencela Jenderalnya. “Jika kau tidak menyukai memakai jubah itu, kau sebaiknya tidak membawanya. Aku benar-benar lelah melihatmu membuka dan memasang jubah itu secara terus-terusan!”
“Aku lebih menyukai armor.” Jawab Wei Xiao Yue.
Ouyang Yuze tidak lagi mau membahas masalah jubah, dia kini serius dengan pekerjaannya, “Lin Bo dan Chen Yang telah memeriksa data-data tentara dari berbagai devisi. Selebihnya kepala devisi akan menanganinya. Tidak ada yang salah sejauh ini. Aku akan segera melaporkannya padamu jika semuanya sudah beres.”
“Kerja bagus.” Kata Wei Xiao Yue.
Ouyang Yuze meletakkan kuasnya dan bertanya, “kapan kita akan ke kuil?”
Wei Xiao Yue merasa pendengarannya telah salah menangkap ucapan, apakah dia benar-benar mendengar Ouyang Yuze mengatakan kata ‘kuil’?
Kenapa semua orang sangat bersemangat untuk pergi ke Kuil?!