“Begini,,, aku boleh minta kasbon dulu nggak?” Menahan malu, tapi Maureen benar-benar tidak memiliki uang sepeserpun untuk kehidupannya sehari-hari. Anjas menyediakan segala kebutuhan Maureen dari mulai makanan dan keperluan lainnya yang bisa mereka gunakan bersama. Tapi hidup bukan hanya tentang soal makan, ada keperluan lain yang harus dipikirkan. “Untuk?” Anjas menoleh, menatap Maureen dengan satu alis terangkat. “Aku sudah bekerja di rumah ini dua hari. Hari pertama datang aku pinjam berapa? Aku lupa.” Maureen balik bertanya. “Dua ratus ribu, kan? Itu juga karena kamu beli banyak makanan dan harganya mahal-mahal.” keluhnya, padahal hari itu ia menghabiskan banyak makanan sampai nyaris membuatnya tidak bisa bergerak akibat terlalu kenyang. “Siapa bilang dua ratus ribu? Itu lima ra