“Kenapa?” Sebuah tangan menyusup di antara kedua sisi pinggangnya, melingkar erat merasakan kehangatan yang mulai tercipta di punggung. “Dari tadi kelihatan gelisah.” Kini tidak hanya sebuah pelukan, tapi juga kecupan lembut di punggungnya. “Ada apa? Nggak fokus gitu, atau butuh aku tenangkan.” Tangan yang saling memegang erat ditu terlepas, satu tangannya meraba lembut menyusuri d**a dengan sensual. Sampai di titik atas kancing kemeja yang dikenakannya, tangan itu melepaskan satu kancing, lalu perlahan turun ke bawah, hendak membuka kancing kedua dan seterusnya. Namun baru saja melewati kancing kedua, tangannya tiba-tiba dihentikan. “Aku sangat lelah,” ucapnya pelan. Memegang tangan itu dengan lembut, perlahan menarik tubuh yang sejak tadi menempelnya sempurna di punggungnya. “Se