Maureen hanya tersenyum saja, melihat Anjani terus mengumpat kesal dengan suara pelan, Maureen yakin bahwa saat ini suasana hatinya benar-benar kesal. “Lagian ngapain sih jemput segala, kan berasa jadi tuan putri.” sengaja mengatakannya agar Anjani semakin kesal dibuatnya. “Nggak usah kepedean deh! Aku nggak mungkin jemput kamu kalau bukan karena Abang!” sentak Anjani lengkap dengan tatapan tajam. “Jangan mau disuruh-suruh, apalagi kamu nggak mau ngelakuinnya.” “Aku nggak mungkin mau kalau nggak diancam!” “Abah kamu itu udah ngusir aku tadi, jadi ngapain nyuruh kamu jemput segala. Bikin orang bingung tau nggak.” “Kamu pikir aku mau dilibatkan dalam urusan kalian? Nggak lah! Hanya saja posisi aku saat ini nggak ngenakin banget, serba salah!” Maureen terkekeh. “Memangnya, apa yan