Tatapan tajam dan menusuk itu tertuju ke arahnya, menghunus seperti pedang tajam yang siap merobek-robek wajah dan tubuhnya hanya dalam satu kali tebas. Kebencian sangat kental, seolah Maureen adalah hal paling menjijikan di muka bumi ini. “Bisa jelaskan, mengapa kalian berdua bisa bersama ke tempat ini?!” Dengan melipat kedua tangan, ia mendekat. “Bersama, ke apartemen yang nggak diketahui oleh pihak keluarga sekalipun. Kalian tinggal bersama!” sentaknya dengan nada tinggi hingga membuat beberapa orang yang ada di ruangan sama menoleh. “Jangan bilang, kalian tinggal bersama lebih dari satu hari dan aku nggak tahu!” Ia mendekat, tatapan sinis itu hanya tertuju ada Maureen saja. “Inikah yang kamu maksud bukan w************n? Tapi kamu malah tinggal bersama seorang lelaki yang sudah

