“Jadi, kalian pernah satu sekolah?” tanya Siska, setelah mendengar pengakuan Anjani, bahwa Anjas dan Maureen sudah saling mengenal sejak keduanya sama-sama duduk di bangku sekolah. “Iya, dulu kami satu bangku.” Anjas tidak akan berbohong kali ini, walaupun ada beberapa hal yang masih dirahasiakannya. “Oya? Coba ceritakan padaku, bagaimana kebersamaan kalian?” Siska memasang wajah ingin tahu dengan senyum mengembang di wajahnya, tapi hal tersebut hanya dilakukan untuk menutupi rasa penasaran dengan sedikit kecemburuan. “Nggak ada yang istimewa, kami hanya kenal biasa saja, lagi pula kebersamaan kami kurang dari satu tahun, setelah itu kami berpisah.” balasnya. “Dia pasti sangat malu, Abang jadi CEO muda sementara Maureen hanya pegawai rendahan.” Anjani ikut nimbrung. “Kenapa harus malu