“Jangan minta aku traktir!” ancam Maureen, sesaat setelah Anjas keluar dari dalam mobilnya, sementara ia sudah sampai terlebih dulu mengendarai si butut. “Apakah aku terlihat miskin?!” Anjas menatap dengan satu alis terangkat. “Tidak bukan?” Maureen tersenyum sinis. “Memang nggak. Kamu justru terlihat sangat, sangat Ruch! Tapi, biasanya orang kaya nggak pernah mau menggunakan uang cash, dan perlu kamu tahu, warung ini nggak bisa bayar pakai uang digital.” Maureen memperingatkan. “Aku punya uang, tenang saja.” Anjas berjalan mendahului Maureen, menuju warung Bu Jum. “Disini apa yang paling enak?” tanyanya. “Semua menu berbahan dasar mie instan, kalau merasa bisa membuat perut' kamu alergi, mending nggak usah sok-sokan ikut makan deh! Mending pulang, dan nikmati makanan chef yang be