"Kalian saling mengenal?" tanya Rio yang pertama kali sadar dalam situasi rumit kali ini. Kedua wanita itu saling bertatapan dengan lekat, tapi mereka hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dada Elaine bergemuruh, mengingat Sarah--temannya dulu yang lepas tangan pada masalahnya. Wanita itu seharusnya yang bertanggung jawab malam itu. Tapi sosoknya menghilang keesokan harinya seperti ditelan oleh bumi. Sarah merasa kikuk, dengan cepat dia mengalihkan pandangannya pada tunangannya. "Sayang, aku harus menemani tamuku yang lain. Sebentar, ya!" ucapnya dengan senyum yang dipaksakan. Bahkan tanpa menunggu respon Rio, dia langsung pergi dari sana. Hal yang sama terjadi pada Elaine. Wajah wanita itu tak ada senyuman sama sekali. Dia menatap Rio dan Devan dengan tajam. "Maaf, aku ha