"Kita mau ke mana, Dev?" tanya Elaine heran ketika suaminya mengajak dirinya pergi di hari yang masih pagi. Devan sendiri tampak acuh, tak ingin memberitahu ke mana tujuannya pada sang istri. Lelaki itu berpura-pura sibuk dengan layar teleponnya, meskipun berkali-kali matanya melirik ke arah Elaine yang sedang berdandan. "Dev," keluh Elaine yang merasa diabaikan, dia meletakkan lipstik yang sejak tadi dipegangnya. Lalu memutar duduknya untuk melihat suaminya. "Kamu mendiamkanku?" Embusan napas panjang terdengar dari bibir Devan tatkala mendengar suara istrinya mulai merajuk. Lelaki itu meletakkan teleponnya, lalu berpaling menghadap istrinya. Dia benar-benar merasa kalah jika dihadapkan dengan raut wajah menggemaskan Elaine dengan mata bulatnya yang sempurna. "Mana bisa aku mendiam