74

1465 Kata

Aku nggak sedang ngajak bercanda, Kak. Ini seandainya. Seandainya bibi ngajakin kakak nikah, apa kakak bakal nolak?" Tatapan Om Redi menajam, dipandanginya aku lama. Ia tampak menelan ludah, tetap tak mengatakan apa pun. Sikapnya membuat dadaku bergemuruh panas. Aku tak dapat menahan isak tangis, kini tersengal-sengal. Bibi cinta pertamanya, sementara aku .... Aku menggigit bibir, Om Redi sungguh menyakitiku. Ia tinggal bilang 'tidak' tapi terus saja diam. Tak akan kubiarkan rumah tanggaku hancur gara-gara bibi. Aku harus temui bibi. Kumandang azan isya membuatku dengan cepat beranjak bangkit, Om Redi ikut duduk, tatapannya tertuju ke wajahku, tangannya bergerak menggenggam tanganku. "Dek." "Apa?" Aku sedang menangis jadi memilih berpaling darinya. "Kalau bibi minta kakak untuk nikahi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN