POV Redi "Wajahnya pucat banget, mungkin Putri anemia. Bawa ke kamarku." Cinta berjalan mendahuluiku menuju kamar. Aku gendong Putri dan rebahkan dia di ranjang berseprai bunga-bunga. Aku duduk di samping Putri, usap kepalanya. "Tau dari mana kamu kalau Putri hamil? Bisa jadi dia hanya masuk angin aja." Cinta mengambil alat tekanan darah. Lalu dia mengambil benda seperti telepon genggam, meletakkannya di perut Putri. "Taulah. Aku ni sudah bawa dia ke klinik." Cinta tampak menelan ludah. "Kamu berencana mau menjauhkan Putri dariku?" Tatapnya menyelidik. Aku langsung kibaskan tangan di depan wajahnya. "Kau ni bicara ngelantur. Aku ni tahu kau tak suka aku, tapi jangan mengada-ngadalah, tak suka aku kau karang cerita." "Kamu bahkan tau aku bidan," ucapnya tanpa ekspresi. Aku hela napas